Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E

sebagai sumber nutrisi. Menurut Peters 2005, Rhabdolaimus merupakan jenis nematoda yang hidupnya di perairan pada substrat lumpur yang sedikit keras. Umumnya hidup pada daerah yang oligotrofik dan dangkal. Genus Cerithidea, Donax, Mactra, Pisania, dan Psammotreata merupakan jenis moluska yang habitatnya di perairan payau hingga laut. Genus ini ditemukan hanya pada stasiun 5 kawasan muara sungai. Kawasan ini termasuk daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut sehingga memungkinkan adanya pencampuran substrat dan biota juga dapat terbawa oleh gelombang tersebut. Menurut Laxmilatha 2009, genera tersebut merupakan jenis moluska laut yang ditemukan di zona ombak pantai berpasir yang terbuka. Merupakan kelompok hewan filter feeder, memiliki bentuk cangkang sangat bervariasi, umumnya subtriangular, subovate, atau oval. Genus Cardisoma adalah salah satu genus yang hanya terdapat di stasiun 3 daerah pemukiman penduduk. Hal ini dikarenakan kondisi substrat pada stasiun ini cocok untuk kehidupan genus tersebut, yang merupakan kawasan yang cukup banyak tumpukan semak dan sampah organik lain. Menurut Miculka 2009, Cardisoma merupakan kepiting tanah yang hidupnya di dalam liang di sekitar wilayah pesisir. Hidupnya di dalam lubang tanah, atau semak-semak, serasah tanah, sampah tumpukan yang berada di sekitar padang rumput pantai. Koloninya ditemukan di dekat air payau dan biasanya dekat outlet sungai ke laut.

3.1.2 Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E

Indeks keanekaragaman H’ dan indeks keseragaman E yang diperoleh pada masing-masing stasiun penelitian, seperti terlihat pada Tabel 3.1.2 berikut: Tabel 3.1.2 Nilai Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E pada Setiap Stasiun Penelitian Indeks STASIUN 1 2 3 4 5 H’ 0,85 1,33 0,82 0,51 1,51 E 0,61 0,96 0,51 0,37 0,63 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 3.1.2 diketahui bahwa keanekaragaman tertinggi terdapat pada stasiun 5 sebesar 1,51 dan nilai terendah terdapat pada stasiun 4 sebesar 0,51. Tingginya keanekaragaman pada stasiun ini disebabkan oleh faktor fisik kimia perairan yang mendukung bagi pertumbuhan makrozoobenthos, seperti pH, DO, dan kandungan organik substrat Tabel 3.2. Selain itu juga dikarenakan sebagian makrozoobenthos yang habitatnya di muara sungai dipengaruhi oleh gelombang pasang dan juga surut. Sehingga pada saat terjadi gelombang pasang, secara tidak langsung juga substrat pada stasiun ini akan mengalami pencampuran. Menurut Soegianto 1994 dalam Handayani 2005, suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman jenis tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak jenis dengan kelimpahan jenis yang sama atau hampir sama. Sebaliknya jika komunitas itu disusun oleh sangat sedikit jenis dan jika hanya sedikit jenis yang dominan maka keanekaragaman jenisnya rendah. Keanekaragaman yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas tinggi karena dalam komunitas itu terjadi interaksi jenis yang tinggi pula. Jadi dalam suatu komunitas yang mempunyai keanekaragaman jenis tinggi akan terjadi interaksi jenis yang melibatkan transfer energi jaring-jaring makanan, predasi, kompetisi, dan pembagian relung yang secara teoritis lebih kompleks. Berdasarkan indeks keanekaragaman menunjukkan bahwa keanekaragaman makrozoobenthos pada setiap stasiun penelitian tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa perairan tersebut tergolong ke dalam perairan yang tercemar sedang hingga tercemar berat. Ini disebabkan oleh banyaknya bahan pencemar yang masuk ke badan perairan tersebut dan beragamnya aktivitas masyarakat di sekitar perairan tersebut. Sedangkan pada indeks keseragaman, nilai tertinggi terdapat pada stasiun 2 sebesar 0,96 dan nilai terendah terdapat pada stasiun 4 sebesar 0,37. Tingginya nilai keseragaman sangat dipengaruhi oleh banyaknya makanan dan persebarannya yang kurang merata sehingga menyebabkan terjadinya pengelompokan makrozoobenthos yang sejenis. Menurut Odum 1993 dalam Setiawan 2009, tipe substrat akan sangat mempengaruhi morfologi fungsional dan tingkah laku hewan bentik. Tipe substrat Universitas Sumatera Utara adalah faktor utama yang mengendalikan distribusi benthos. Adaptasi terhadap substrat akan menentukan morfologi, cara makan dan adaptasi fisiologi organisme benthos terhadap suhu, salinitas serta faktor kimia lainnya. Karakter dasar suatu perairan yang sangat menentukan penyebaran makrozoobenthos adalah substrat dasar perairan seperti lumpur, pasir, liat, berkerikil, dimana masing-masing tipe menentukan komposisi makrozoobenthos. Keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh pembagian atau penyebaran individu dari tiap jenisnya, karena suatu komunitas walaupun banyak jenisnya tetapi bila penyebaran individunya tidak merata maka keanekaragaman jenisnya dinilai rendah.

3.1.3 Indeks Similaritas IS