BOD COD Chemical Oxygen Demand

3.2.5 DO Dissolved Oxygen

Nilai oksigen terlarut DO yang diperoleh dari kelima stasiun penelitian berkisar 6,2- 7,0 mgl. Nilai tertinggi terdapat pada stasiun 3 sebesar 7,0 mgl dan terendah pada stasiun 5 sebesar 6,2 mgl. Tingginya DO pada stasiun 3 dikarenakan pada stasiun tersebut terdapat limbah organik yang tidak terlalu tinggi, sehingga jumlah oksigennya tidak terlalu rendah. Oksigen terlarut sangat dibutuhkan oleh organisme, termasuk juga makrozoobenthos dalam metabolisme tubuh, sehingga daerah yang oksigen terlarutnya tinggi akan mendukung keberlangsungan hidup organisme tersebut. Penentuan oksigen terlarut harus dilakukan berkali-kali di berbagai lokasi. Penentuan yang dilakukan di lokasi pabrik akan lain hasilnya daripada lokasi yang jauh dari pabrik. Sumber pencemar domestik lebih mudah diuraikan daripada pencemar non-domestik, seperti pabrik, industri, pertanian, dan sumber lainnya Kristanto, 2002, hlm: 78;96. Menurut Sinambela 1994 dalam Sinaga 2009, kehidupan makrozoobentos di air dapat bertahan jika ada oksigen terlarut minimal 2 mgl. Berdasarkan baku mutu air menurut PP Nomor 82 Tahun 2001 batas minimum DO yang diperbolehkan yang masih layak digunakan adalah 4 mgl.

3.2.6 BOD

5 Biologycal Oxygen Demand Nilai BOD 5 pada kelima stasiun penelitian berkisar 0,9-2,3 mgl, dengan nilai tertinggi terdapat pada stasiun 4 sebesar 2,3 mgl dan nilai terendah pada stasiun 1 dan 5 sebesar 0,9 mgl. Adanya perbedaan nilai BOD 5 di setiap stasiun penelitian disebabkan oleh perbedaan jumlah bahan organik yang berbeda-beda pada masing-masing stasiun tersebut yang berhubungan dengan defisit oksigen karena oksigen tersebut dipakai oleh mikroorganisme dalam proses penguraian bahan organik. Tingginya nilai BOD 5 pada stasiun 4 dermaga kapal nelayan diakibatkan oleh banyaknya pencemaran organik dan juga limbah minyak kapal nelayan yang sulit untuk diuraikan oleh mikroorganisme pada lokasi tersebut. Sedangkan pada stasiun 1 yang merupakan Universitas Sumatera Utara lokasi perkebunan sawit nilai BOD 5 lebih rendah yaitu sebesar 0,9 mgl karena limbah organiknya tidak terlalu tinggi. Nilai BOD 5 yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya defisit oksigen, sehingga akan mengganggu metabolisme makrozoobenthos. Menurut Barus 2004, hlm: 66 nilai BOD dapat dinyatakan sebagai jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam proses penguraian senyawa organik, biasanya pada suhu 20 C. Penentuan oksigen terlarut merupakan dasar utama dalam pengukuran BOD. Pengukuran BOD umum dilakukan selama 5 hari BOD 5 .

3.2.7 COD Chemical Oxygen Demand

Nilai COD yang didapatkan dari kelima stasiun penelitian berkisar antara 2,32 mgl sampai dengan 5,43 mgl. Nilai COD tertinggi terdapat pada stasiun 5 sebesar 5, 43 mgl sedangkan terendah pada stasiun 1 sebesar 2,32 mgl. Tingginya nilai COD pada stasiun 5 disebabkan karena tingginya akumulasi limbah dan tidak menutup kemungkinan adanya masukan limbah yang berasal dari industri yang pembuangannya ke laut, sehingga pada saat pasang akan bercampur dengan air sungai pada bagian muara. Banyaknya limbah dan senyawa kimia lainnya akan menjadi senyawa toksik bagi makrozoobenthos. Menurut Sinaga 2009, COD erat kaitannya dengan BOD. Banyak zat organik yang tidak mengalami penguraian biologi secara cepat berdasarkan pengujian BOD tetapi senyawa-senyawa organik itu tetap menurunkan kualitas air, karena itu perlu diketahui konsentrasi organik dalam limbah dan setelah masuk dalam perairan. Untuk itulah tujuan diadakannya uji COD.

3.2.8 Kandungan Organik Substrat