Pengaruh Kualitas Produk, Desain Produk, Dan Fitur Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Pada Staf Wahana Visi Indonesia Jakarta

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PRODUK, DESAIN PRODUK, DAN FITUR PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE

SAMSUNG PADA STAF WAHANA VISI INDONESIA JAKARTA

OLEH:

SILFANUS BARITA 100502096

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PRODUK, DESAIN PRODUK, DAN FITUR

PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE

SAMSUNG PADA STAF WAHANA VISI INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk, desain produk, dan fitur produk terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung pada staf Wahana Visi Indonesia Jakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah staf Wahana Visi Indonesia Jakarta yang menggunakan smartphone Samsung. Populasi berjumlah 86 orang dan seluruhnya dijadikan sampel dalam penelitian.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanasi asosiatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner untuk memperoleh data primer dan menggunakan studi kepustakaan dari berbagai sumber untuk memperoleh data sekunder.

Pada uji hipotesis secara serempak (Uji F) variabel kualitas produk, desain produk, dan fitur produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Pada uji hipotesis parsial (Uji t) variabel kualitas produk dan desain produk berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan, variabel fitur produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Hasil pengujian Adjusted R Square (R2) menunjukkan nilainya sebesar 0,271. Artinya variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan sebesar 27,1% oleh variabel kualitas produk, desain produk, dan fitur produk, sementara sisanya 72,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini Kata kunci: Kualitas Produk, Desain Produk, Fitur Produk, dan Keputusan


(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF PRODUCT QUALITY, PRODUCT DESIGN, AND PRODUCT FEATURE TO THE BUYING DECISION OF SAMSUNG SMARTPHONE ON THE STAF OF WAHANA VISI INDONESIA JAKARTA

This research aims to identify and analyze the effect of product quality, product design, and product feature to the buying decision of Samsung smartphone on the staf of Wahana Visi Indonesia Jakarta. Sample were taken by purposive sampling method, the sample was selected by certain criteria. The criteria is the staf who use Samsung smartphone. Total of population is 86 and all of the population become sample.

The type of this research is explanation associative research. The primary data was collected by questionaire and for secondary data was collected from some litterature.

The result from simultaneous testing (F-test) shows that simultaneously the effect of product quality, product design, and product feature are positive and significant to the buying decision. On the partial testing (t-test), the effect of product quality and product are positive and not significant to the buying decision. Whereas, the effect of product feature is positive and significant to the buying decision.

By testing of determination coefficient (Adjusted R square), the score of Adjusted R Square for product quality, product design, and produc feature variable to the buying decision is 0.271 means that 27.1% buying variable can be described by product quality, product design, and product feature while its remain for 72.9% can be described by other factors that not studied in this research. Keywords: Product Quality, Product Design, Product Feature, Buying Decision


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

limpahan Rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi

ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

Skripsi ini merupakan persembahan terindah buat orang tua tercinta

Sangkan Sinaga, S.E dan Sri Wienantusih yang senantiasa mendoakan, memberi dukungan secara moril dan materil, serta memberikan kasih sayang yang

selalu menyertai perjalanan hidup penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dan proses perkuliahan dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kualitas Produk, Desain Produk, Dan Fitur

Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Pada Staf Wahana

Visi Indonesia Jakarta”. Penulis telah banyak menerima dukungan dari berbagai

pihak selama penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan,

yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen


(5)

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU dan selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan kepada.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Marhaini, MS selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

7. Ibu Lily Wirawan selaku HRD Manager Wahana Visi Indonesia Jakarta dan

seluruh staf, yang memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

8. Bapak Dr. Heru Prasadja yang telah memberi bantuan dan saran kepada

penulis dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

9. Kepada kakak dan adik tercinta, Siska Eva Uliana dan Simon Togar

Kurniawan atas doa, motivasi dan dukungan yang diberikan.

10. Teman-teman Manajemen 2010 yang memberikan dukungan kepada penulis

dalam penulisan skripsi ini Oka Reinhard, Vera Yosefin, Xamuel Luckita,

dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2014 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Penelitian Terdahulu ... 10

2.2 Tinjauan Pemasaran ... 13

2.2.1 Defenisi Pemasaran ... 13

2.2.2 Proses Pemasaran ... 14

2.3 Produk ... 15

2.4 Kualitas Produk ... 16

2.5 Desain Produk ... 17

2.6 Fitur Produk ... 18

2.7 Perilaku Konsumen ... 19

2.8 Proses Keputusan Pembelian ... 25

2.7 Kerangka Konseptual ... 28

2.8 Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.3 Batasan Operasional ... 31

3.4 Definisi Operasional ... 32

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 34

3.6 Populasi dan Sampel ... 35

3.6.1 Populasi ... 35

3.6.2 Sampel ... 35

3.6.3 Metode Pengambilan Sampel ... 36

3.7 Jenis Data ... 36

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 37


(7)

3.10 Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 48

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 48

4.1.2 Strategi Perusahaan Samsung Electronics Indonesia ... 49

4.2 Hasil Penelitian ... 50

4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden ... 50

4.2.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel ... 52

4.2.3 Hasil Analisis Statistik ... 58

4.2.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 58

4.2.3.2 Hasil Pengujian Hipotesis... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Penjualan dan Market Share Smartphone di Dunia Pada

Kuartal 3 Tahun 2012 dan 2013 ... 5

1.2 Peringkat Penjualan Smartphone di Indonesia Pada Kuartal 3 Tahun 2013 ... 6

2.1 Penelitian Terdahulu ... 10

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 33

3.2 Instrumen Skala Likert ... 35

3.3 Uji Validitas I ... 38

3.4 Uji Validitas II ... 39

3.5 Uji Reliabilitas ... 41

4.1 Karakteristik Responden ... 50

4.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk... 52

4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Desain Produk... 53

4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Fitur Produk... 55

4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 57

4.6 Analisis Kolmogorov-Smirnov ... 50

4.7 Uji Multikoliniearitas ... 50

4.8 Uji Glejser ... 63

4.9 Hasil Uji Signifikan Simultan ... 64

4.10 Hasil Uji Signifikan Parsial ... 65


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Model Sederhana Proses Pemasaran ... 15

2.2 Proses Keputusan Pembelian ... 26

2.3 Langkah-Langkah Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian ... 27

2.4 Kerangka Konseptual ... 29

4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 59

4.2 Grafik P-Plot Uji Normalitas ... 60


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 74 2 Hasil Pengolahan SPSS ... 78


(11)

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PRODUK, DESAIN PRODUK, DAN FITUR

PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE

SAMSUNG PADA STAF WAHANA VISI INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk, desain produk, dan fitur produk terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung pada staf Wahana Visi Indonesia Jakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah staf Wahana Visi Indonesia Jakarta yang menggunakan smartphone Samsung. Populasi berjumlah 86 orang dan seluruhnya dijadikan sampel dalam penelitian.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanasi asosiatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner untuk memperoleh data primer dan menggunakan studi kepustakaan dari berbagai sumber untuk memperoleh data sekunder.

Pada uji hipotesis secara serempak (Uji F) variabel kualitas produk, desain produk, dan fitur produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Pada uji hipotesis parsial (Uji t) variabel kualitas produk dan desain produk berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan, variabel fitur produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Hasil pengujian Adjusted R Square (R2) menunjukkan nilainya sebesar 0,271. Artinya variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan sebesar 27,1% oleh variabel kualitas produk, desain produk, dan fitur produk, sementara sisanya 72,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini Kata kunci: Kualitas Produk, Desain Produk, Fitur Produk, dan Keputusan


(12)

ABSTRACT

THE EFFECT OF PRODUCT QUALITY, PRODUCT DESIGN, AND PRODUCT FEATURE TO THE BUYING DECISION OF SAMSUNG SMARTPHONE ON THE STAF OF WAHANA VISI INDONESIA JAKARTA

This research aims to identify and analyze the effect of product quality, product design, and product feature to the buying decision of Samsung smartphone on the staf of Wahana Visi Indonesia Jakarta. Sample were taken by purposive sampling method, the sample was selected by certain criteria. The criteria is the staf who use Samsung smartphone. Total of population is 86 and all of the population become sample.

The type of this research is explanation associative research. The primary data was collected by questionaire and for secondary data was collected from some litterature.

The result from simultaneous testing (F-test) shows that simultaneously the effect of product quality, product design, and product feature are positive and significant to the buying decision. On the partial testing (t-test), the effect of product quality and product are positive and not significant to the buying decision. Whereas, the effect of product feature is positive and significant to the buying decision.

By testing of determination coefficient (Adjusted R square), the score of Adjusted R Square for product quality, product design, and produc feature variable to the buying decision is 0.271 means that 27.1% buying variable can be described by product quality, product design, and product feature while its remain for 72.9% can be described by other factors that not studied in this research. Keywords: Product Quality, Product Design, Product Feature, Buying Decision


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi saat ini membuat arus informasi semakin berkembang

pesat. Setiap individu semakin dituntut untuk memperoleh akses informasi secara

cepat dan tepat melalui sumber-sumber informasi yang kini semakin banyak

jumlahnya. Hal ini berdampak pada tingkat kebutuhan ponsel yang semakin

meningkat, khususnya kebutuhan akan ponsel pintar atau smartphone. Situasi ini

tentu saja menjadi sebuah tantangan bagi para pelaku dunia usaha di bidang alat

komunikasi smartphone untuk merebut konsumen, tidak heran bila saat ini begitu

banyak merek-merek baru yang masuk ke pasar smartphone. Situasi persaingan

ini tentu saja akan membawa dampak kepada konsumen maupun produsen itu

sendiri.

Persaingan yang ketat antara para produsen smartphone tidak hanya

menempatkan konsumen sebagai pihak yang pasif, dalam hal ini hanya menerima

dan menggunakan produk saja, tetapi konsumen juga harus bertindak sebagai

pengambil keputusan untuk produk yang dipilihnya di tengah situasi banyaknya

pilihan produk yang dapat dipilih. Bagi para produsen, persaingan ini membuat

mereka harus terus-menerus meningkatkan kualitas produknya serta melakukan

inovasi-inovasi dalam hal desain dan fitur produknya agar sesuai dengan apa yang

menjadi kebutuhan dan selera konsumen saat ini. Kotler dan Armstrong


(14)

pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan produk tersebut, dimana manfaat ini

dikomunikasikan oleh atribut produk seperti kualitas, fitur, dan desain. Menurut

Tjiptono (2001:103) atribut produk merupakan unsur-unsur yang dipandang

penting oleh konsumen dan dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan

pembelian. Persaingan antar produsen smartphone yang semakin ketat ini tidak

lagi hanya menjadikan harga sebagai fokus utama untuk menarik konsumen dan

menjadikannya sebagai aspek utama untuk memilii keunggulan bersaing. Saat ini

para produsen smartphone lebih menonjolkan aspek kualitas, fitur, dan desain

produknya untuk menunjukkan keunggulan dan diferensiasi dari pesaingnya.

Kotler dan Keller (2009:10) menjelaskan bahwa dalam pasar yang semakin cepat

ini, harga dan teknologi tidaklah cukup. Munculnya produsen-produsen baru

membuat persaingan dalam harga tidak lagi menjadi fokus utama, para produsen

berusahan menjangkau seluruh segmen konsumennya. Fenomena ini juga terlihat

pada iklan dan promosi yang dilakukan oleh produsen smartphone itu sendiri, saat

ini iklan yang dibuat fokus pada kemampuan produk smartphone tersebut bahkan

menggambarkan secara detail tentang kualitas, desain dan fitur produk

smartphone tersebut. Hal ini memberi gambaran bahwa ketiga aspek ini

dipandang penting untuk menciptakan keunggulan dan merebut hati konsumen.

Produsen perlu mengamati dan mencermati perilaku konsumen itu sendiri

khususnya dalam hal pengambilan keputusan pembelian. Menurut Engel et al (

dalam Tjiptono 2001:19) “perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan

individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan,


(15)

mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut”. Mengenali perilaku

konsumen khususnya dalam hal perilaku pembelian memang bukan pekerjaan

yang mudah tetapi merupakan tugas yang sangat penting bagi perusahaan untuk

memahaminya. Kotler & Armstrong (2008:158) menjelaskan bahwa kebanyakan

perusahaan besar melakukan penelitian secara sangat rinci untuk mengetahui

tentang apa yang dibeli konsumen, di mana mereka membeli, bagaimana dan

berapa banyak yang mereka beli, kapan mereka membeli, dan mengapa mereka

membeli.

Saat ini begitu banyak sumber informasi mengenai suatu produk yang

dapat membantu kita memberi penilaian terhadap produk tersebut. Keadaan ini

membuat konsumen semakin cerdas dalam menentukan keputusan membelinya.

Konsumen semakin memperhatikan kualitas produk yang akan dipilihnya.

Khususnya terhadap produk smartphone, aspek kualitas menjadi sangat penting

mengingat tingkat penggunaannya yang tinggi dan digunakan dalam jangka waktu

yang cukup panjang. Tentunya konsumen akan memilih smartphone yang mampu

memberikan kinerja yang baik dan dapat memenuhi kebutuhannya serta memiliki

daya tahan yang dapat diandalkan..

Tidak hanya mengenai kualitas tetapi konsumen juga sangat

memperhatikan desain dari smartphone itu sendiri. Bentuk dan warna menarik

yang sesuai dengan selera konsumen serta desain yang mendukung fungsi produk

itu sendiri akan menjadi nilai tambah bagi smartphone tersebut. Desain


(16)

memberikan gambaran awal mengenai produk tersebut sehingga penting bagi

produsen untuk memperhatikan aspek ini.

Selain itu, berkembangnya teknologi dan arus informasi juga membuat

kebutuhan konsumen terhadap ponsel tidak hanya sekedar menjadi alat untuk

berkomunikasi dengan mengirim pesan atau telepon saja tetapi juga

menjadikannya sebagai sarana hiburan, perangkat yang membantu dalam

pekerjaan, dan alat untuk memperoleh informasi. Dalam kaitannya dengan

situasi tersebut, smartphone menyediakan fitur-fitur yang sangat lengkap yang

dapat memenuhi kebutuhan konsumen saat ini. Media foto dan gambar yang

semakin beragam, pemutar musik, sistem operasi (operating system) yang

menarik, akses internet dan media sosial, serta berbagai fitur lainnya

memungkinkan para penggunanya dengan cepat bertukar informasi dengan

pengguna lain. Menurut data dari swa.co.id, 66% penggunaan smartphone di

Indonesia adalah untuk mengakses sosial media dan sisanya 37%

menggunakannya untuk chatting. Hal ini menjadi bukti bahwa peran ponsel

memang sudah bergeser sehingga desain yang ditampilkam dalam sebuah

smartphone dan fitur-fitur yang terdapat didalamnya akan menjadi bahan

pertimbangan bagi konsumen sebelum membuat keputusan membeli.

Sebagai salah satu perusahaan perangkat elektronik terbesar di dunia,

Samsung perlu untuk mengenali bagaimana perilaku pembelian konsumennya dan

variabel apa yang mempengaruhi perilaku konsumen tersebut. Samsung

merupakan perusahaan elektronik dari Korea Selatan yang saat ini merajai pasar


(17)

Tabel 1.1

Penjualan dan Market Share Smartphone di Dunia Pada Kuartal 3 Tahun 2012 dan 2013

Worldwide Smartphone Sales to End Users by Vendor in 3Q13 (Thousands of Units)

Company Kuartal 3 2013 Unit (dalam ribu) Kuartal 3 2013 Market Share (%) Kuartal 3 2012 Unit (dalam ribu) Kuartal 3 2012 Market Share (%)

Samsung 80,356.8 32.1 55,054.2 32.1

Apple 30,330.0 12.1 24,620.3 14.3

Lenovo 12,882.0 5.1 6,981.0 4.1

LG Electronics

12,055.4 4.8 6,986.1 4.1

Huawei 11,665.7 4.7 7,804.3 4.5

Others 102,941.8 41.1 70,206.8 40.9

Total 250,231.7 100.0 171,652.7 100.0

Sumbe

Dari tabel 1.1 dapat kita lihat bahwa Samsung menjadi market leader dalam pasar

smartphone dunia dan menguasai market share sebesar 32,1% di tahun 2013.

Meskipun tidak mengalami pertumbuhan market share dari kuartal 3 tahun 2012

sampai kuartal 3 tahun 2013, Samsung tetap mengalami peningkatan dalam

penjualan unit smartphone-nya dan tetap unggul cukup jauh dari

pesaing-pesaingnya baik dalam segi unit penjualan produk dan penguasaan pangsa pasar.

Untuk di Indonesia sendiri Samsung juga memimpin pangsa pasar smartphone


(18)

Tabel 1.2

Peringkat Penjualan Smartphone di Indonesia Pada Kuartal 3 Tahun 2013

Merek Penjualan (Unit)

Samsung 1.054.000

Smartfren 339.000

Blackberry 330.000

Lenovo 311.000

Sumber:

Data pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa saat ini Samsung unggul cukup jauh

dibanding pesaing-pesaingnya. Samsung mampu menggeser merek-merek besar

lainnya yang lebih dulu berkiprah di pasar dalam negeri, bahkan menggeser

beberapa merek yang pernah mendominasi penjualan smartphone di Indonesia.

Hal ini membuktikan bahwa konsumen memliki penilaian yang baik terhadap

produk-produk dari Samsung. Salah satu faktor keberhasilan Samsung ini diduga

karena Samsung merupakan perusahaan yang ‘rajin’ melakukan inovasi terhadap

produk smartphone-nya, baik inovasi dalam hal kualitas, desain, maupun fitur

produknya sehingga Samsung memiliki varian produk smartphone yang lebih

beragam dan dapat menjangkau pangsa pasar yang lebih luas dibanding dengan

pesaingnya.

Wahana Visi Indonesia merupakan organisasi kemanusiaan Kristen yang

bekerja untuk membawa perubahan berkelanjutan pada kehidupan anak, keluarga,

dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. Wahana Visi Indonesia

mendedikasikan diri bekerja bersama masyarakat yang paling membutuhkan


(19)

Indonesia dimana terdiri dari 5 kantor regional yaitu: Regio Jawa-Sumatera,

Regio NTT, Regio Papua, Regio Sulawesi, Regio Kalimantan. Aktivitas Wahana

Visi Indonesia tentu saja didukung oleh jumlah staf yang besar, dimana para staf

di sana sangat membutuhkan perangkat yang baik untuk memudahkan komunikasi

dan koordinasi. Kondisi ini membuat kebutuhan staf Wahana Visi Indonesia

terhadap smartphone yang mendukung proses komunikasi cukup tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk

mengetahui sejauh mana kualitas produk, desain produk, dan fitur produk

berpengaruh pada keputusan pembelian smartphone Samsung. Untuk itu, penulis

melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Kualitas Produk, Desain Produk, dan Fitur Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone

Samsung Pada Staf Wahana Visi Indonesia Jakarta”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

a. Apakah kualitas produk, desain produk, dan fitur produk secara

simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian smarphone Samsung?

b. Apakah kualitas produk, desain produk, dan fitur produk secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian


(20)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk, desain

produk, dan fitur produk terhadap keputusan pembelian smartphone

Samsung secara simultan.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk, desain

produk, dan fitur produk terhadap keputusan pembelian smartphone

Samsung secara parsial.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan sebagai

berikut:

a. Bagi perusahaan Samsung

Penilitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dalam memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan Samsung di

tengah ketatnya persaingan saat ini, terutama mengenai perilaku

konsumen dalam keputusan pembelian serta memberikan informasi

tambahan kepada perusahaan dalam hal seberapa besar pengaruh

kualitas produk, desain produk, dan fitur produk terhadap keputusan


(21)

b. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan mengenai

pengaruh kualitas produk, desain produk, dan fitur produk terhadap

keputusan pembelian smartphone Samsung.

c. Bagi kalangan akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan

tambahan referensi kepada kalangan akademik untuk melakukan


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Penulis/ tahun

Judul penelitian Variabel Metode Analisis Data

Hasil penelitian

Alana,dk k (2012)

Pengaruh Citra Merek, Desain, dan Fitur Produk terhadap

Keputusan Pembelian

Handphone Nokia (Sudi Kasus pada Mahasiswa Universitas Diponegoro) Citra Merek Desain Fitur Produk Keputus an pembeli an Analisis Regresi Berganda

Citra merek, desain, dan fitur produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputuan pembelian

Handphone Nokia baik secara parsial dan simultan. Bruandari (2012) Analisis Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian Ponsel Merek Blackberry (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun Ajaran(2011/2012 ) Merek Kualitas Fitur Desain Keputus an Pembeli an Analisis Regeresi Berganda Merek, kualitas, fitur, dan desain produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputuan pembelian Smartphone Blackberry baik secara parsial dan simultan.


(23)

Handayan i (2012) Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone

Samsung Galaxy Series Harga Kualitas Merek Keputus an Pembeli an Analisis Regresi Berganda Variabel harga, kualitas, dan merek berpengaruh positif dan signifikan baik secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian handphone Samsung Galaxy Series. Merek mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen.

Di dalam penelitian ini, digunakan tiga penelitian terdahulu sebagai bahan

acuan. Kedua penelitian terdahulu ini dipilih karena memiliki kesamaan dalam

beberapa variabel yang digunakan. Penelitian sebelumnya yang pertama yaitu

Alana,dkk (2012) yang berjudul “Pengaruh Citra Merek, Desain, dan Fitur Produk

terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia (Sudi Kasus pada Mahasiswa

Universitas Diponegoro)”. Dari hasil penelitian yang disampaikan, diketahui

bahwa secara signifikan citra merek ternyata berpengaruh positif yang berarti

setiap perubahan besar terhadap citra merek akan berpengaruh terhadap keputusan

pembelian produk Nokia, hal ini ditunjukan dengan koefisien regresi sebesar

0,583. Selain itu secara signifikan desain produk berpengaruh positif, hal ini

ditunjukan dengan koefisien regresi sebesar 0,484, dan untuk fitur produk secara


(24)

regresi sebesar 0,798. Sedangkan secara bersama-sama, citra merek, desain dan

fitur produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian yang ditunjukkan

dengan regresi linier berganda dari citra merek sebesar 0,365, desain produk

sebesar 0,108 dan fitur produk sebesar 0,396.

Penelitian sebelumnya yang kedua yaitu, Bruandari (2012) dalam

penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Atribut Produk terhadap

Keputusan Pembelian Ponsel Merek Blackberry (Studi Kasus Mahasiswa

Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012)”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui atribut produk (merek, kualitas, fitur,

desain) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian ponsel

Blackberry dan untuk mengetahui atribut produk (merek, kualitas, fitur, desain)

berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian ponsel Blackberry.

Dari hasil penelitian yang disampaikan diketahui bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan positif antara variabel atribut produk yang terdiri dari merek,

kualitas, fitur, desain secara simultan (bersama – sama) terhadap keputusan

pembelian Blackberry (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012) dan terdapat pengaruh yang signifikan positif

antara variabel atribut produk yang terdiri dari merek, kualitas, fitur, desain secara

parsial (terpisah) terhadap keputusan pembelian Blackberry (Studi Kasus

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012).

Penelitian ketiga yaitu, Handayani (2012) dalam penelitiannya berjudul


(25)

Glaxy Series”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga,

kualitas, dan merek terhadap keputusan pembelian Handphone Samsung Galaxy

Series, serta untuk mengetahui varibel apa yang paling dominan berpengaruh

terhadap keputusan pembelian. Dari hasil penelitian yang disampaikan bahwa

harga, kualitas, dan merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian Handphone Samsung Galaxy Series baik secara parsial dan simultan.

Selanjutnya hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel merek menjadi

variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian

Handphone Samsung Galaxy Series.

2.2 Tinjauan Pemasaran

2.2.1 Defenisi Pemasaran

Pemasaran didefinisikan sebagai proses di mana perusahaan menciptakan

nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan

dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya

(Kotler&Armstrong 2008:6). Gronroos (dalam Tjiptono 2005:2) menyatakan

pemasaran bertujuan untuk menjalin, mengembangkan, dan mengomersialisasikan

hubungan dengan pelanggan untuk jangka panjang sedemikian rupa sehingga

tujuan masing masing pihak dapat terpenuhi. Hal ini dilakukan melalui proses

pertukaran dan saling memenuhi janji. Pemasaran didefinisikan sebagai sebuah

disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan

perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholders-nya (Kartajaya dan Sula


(26)

pemasaran merupakan sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk

merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan

produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar dalam rangka

mencapai tujuan organisasi. Pemasaran menjadi aspek penting dalam kegiatan

bisnis suatu perusahaan. Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan karena

melalui pemasaran, perusahaan menjalin hubungan dengan konsumen. Definisi di

atas menjelaskan bahwa aktivitas pemasaran memiliki fokus utama kepada pasar

atau konsumen.

2.2.2 Proses Pemasaran

Secara sederhana proses pemasaran dapat digambarkan prosesnya seperti

terlihat pada gambar 2.1. Kotler dan Armstrong (2008:6) menyatakan bahwa

dalam empat langkah pertama, perusahaan bekerja untuk memahami pelanggan,

menciptakan nilai bagi pelanggan, dan membangun hubungan yang kuat dengan

pelanggan. Dalam langkah terakhir, perusahaan menuai hasil dari menciptakan

nilai unggul bagi pelanggan. Dengan menciptakan nilai bagi pelanggan, sebagai

imbalannya perusahaan menangkap nilai dari pelanggannya dalam bentuk

penjualan, laba, dan ekuitas pelanggan dalam jangka panjang. Model ini

menegaskan bahwa perusahaan harus menciptakan keunggulan bersaing agar

dapat menjalankan hubungan jangka panjang dengan pelanggannya.

Keberlangsungan hubungan yang baik dengan pelanggan akan membuat


(27)

Sumber: Kotler&Armstrong (2008:6)

Gambar 2.1

Model Sederhana Proses Pemasaran 2.3 Produk

Kotler dan Armstrong (2008:266) mendefinisikan produk sebagai segala

sesuatu yang dapat ditawarkan perusahaan kepada pasar agar menarik perhatian,

akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau

kebutuhan. Menurut Fandy Tjiptono (2001:95), secara konseptual produk adalah

pemahaman subyektif dari perusahaan atas ‘sesuatu’ yang bisa ditawarkan sebagai

usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta

daya beli pasar.

Dalam merencanakan penawaran produk pemasar perlu memperhatikan

adanya tingkatan produk. Kotler dan Armstrong (2008:268) menjabarkan tiga

tingkatan produk sebagai berikut:

Memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan Merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan

Menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan

Membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai yang unggul

Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan pelanggan


(28)

1. Tingkat yang paling dasar adalah manfaat inti. Pemasar harus

mendefinisikan inti, manfaat penyelesaian masalah atau jasa yng dicari

konsumen.

2. Pada tingkat kedua, pemasar produk harus mengubah manfaat inti menjadi

produk aktual. Mereka harus mengembangkan fitur produk dan jasa,

desain, tingkat kualitas, nama merek, dan kemasan.

3. Pada tingkat akhir, perencana produk harus membangun produk tambahan

di sekitar manfaat inti dan produk aktual dengan menawarkan pelayanan

dan manfaat konsumen tambahan.

2.4 Kualitas Produk

Kualitas suatu produk menjadi salah satu aspek penting yang

mempengaruhi konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian. Kualitas

produk adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau

diimplikasikan, kualitas merupakan sarana positioning utama pemasar (Kotler &

Armstrong 2008:272). American Society for Quality Control dalam Griffin dan

Ebert (2003:504) mendefinisikan kualitas sebagai suatu totalitas ciri dan

karakteristik suatu produk atau jasa yang mendukung kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dijanjikan atau disimpulkan. Setiap konsumen

memiliki harapan akan kualitas produk yang dibelinya. Konsumen akan merasa

puas bila kualitas produk tersebut sesuai dengan harapan atau melampaui harapan


(29)

Kotler dan Armstrong (2008:273) menyatakan bahwa kualitas produk

mempunyai dua dimensi, yaitu tingkat dan konsistensi. Dalam mengemmbangkan

sebuah produk, pada awalnya pemasar harus memilih tingkat kualitas yang akan

mendukung positioning produk mereka. Dalam hal ini, kualitas produk berarti

kualitas kinerja, yaitu bagaimana kemampuan produk tersebut untuk menjalankan

fungsi seharusnya. Selain tingkat kualitas, kualitas tinggi juga bisa berati tingkat

konsistensi kualitas yang tinggi. Dalam hal ini, kualitas produk berarti pemastian

kualitas yang dapat didefinisikan sebagai bebas dari kerusakan dan konsisten

dalam menghantarkan tingkat kinerja yang ditargetkan.

2.5 Desain Produk

Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa desain merupakan totalitas

produk yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan

kebutuhan pelanggan. Desain produk merupakan unsur produk yang paling bisa

diamati secara langsung oleh konsumen. Desain atau bentuk produk merupakan

atribut yang sangat penting untuk dapat mempengaruhi konsumen agar mereka

tertarik dan kemudian membelinya (Gitusudarmo 2002:85). Secara langsung

desain dapat membuat konsumen tertarik dengan produk tersebut.

Kotler&Armstrong (2008:273) mengatakan bahwa desain lebih dari sekedar ‘kulit

luar’, desain adalah jantung produk. Desain yang baik tidak hanya mempunyai

andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya. Hadjadinata

(dalam Pramono, 2012) menyatakan bahwa desain produk berhubungan dengan


(30)

penampilan dari produk tersebut, sedangkan desain mengenai fungsi berhubungan

dengan bagaimana produk tersebut dapat digunakan.

Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa desain bukan saja memegang

peran dalam hal bentuk suatu produk, tetapi juga dalam hal fungsinya. Setiap

desain yang dirancang oleh perusahaan haruslah mempunyai tujuan untuk

mendukung manfaat atau fungsi produk tersebut. Bagi perusahaan, produk yang

didesain dengan baik adalah produk yang mudah diproduksi dan didistribusikan.

Sedangkan bagi pelanggan, produk yang didesain dengan baik adalah produk

yang menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang digunakan,

diperbaiki serta dibuang (Kotler dan Keller, 2009:10). Ketika persaingan semakin

ketat, desain menawarkan satu cara potensial untuk mendiferensiasikan serta

memposisikan produk atau jasa perusahaan, ditambah lagi ditengah situasi pasar

yang semakin cepat, harga dan teknologi tidaklah cukup (Kotler dan Keller,

2009:10).

2.6 Fitur Produk

Fandy Tjiptono (2001:25) mengatakan bahwa fitur adalah karakteristik

produk yang melengkapi produk tersebut. Fitur produk dipandang penting oleh

konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian.

Sedangkan menurut Kotler & Armstrong (2008) fitur adalah sarana kompetitif

untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi

produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah salah satu


(31)

unsur penting karena dapat memberikan keunggulan dan keistimewaan dibanding

produk lain sejenis.

Dalam menciptakan suatu fitur baru ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan daiantaranya adalah berapa banyak konsumen yang membutuhkan

fitur tersebut, berapa lama waktu yang diperlukan untuk memperkenalkan fitur

tersebut, dan apakah fitur yang telah diciptakan akan mudah ditiru oleh pesaing.

Kotler dan Keller (2009:8) menjelaskan bahwa perusahaan harus secara cermat

dan teliti memprioritaskan fitur-fitur yang tercakup dan menemukan cara yang

tepat untuk memberikan informasi kepada konsumen bagaimana menggunakan

dan memanfaatkan fitur tersebut.

2.7 Perilaku Konsumen

Hawkins dan Mothersbaugh (dalam Suryani 2013:6) menyatakan bahwa

perilaku konsumen merupakan suatu studi tentang bagaimana individu, kelompok,

dan organisasi serta proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan,

menggunakan, dan menghentikan produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk

memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat.

Schiffman dan Kanuk (2004:6) mengatakan bahwa perilaku konsumen merupakan

suatu studi yang terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk

memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia baik itu waktu, uang, dan usaha

guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Sedangkan

menurut Setiadi (2003) perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung


(32)

produk atau jasa, dimana di dalamnya termasuk proses keputusan yang

mendahului dan menyusuli tindakan ini. Beberapa definisi ini sedikit memberikan

gambaran bahwa perilaku konsumen ternyata memiliki cakupan yang luas dalam

perkembangannya. Menurut Suryani (2013:6), ada beberapa implikasi cakupan

studi perilaku konsumen yang luas ini, yaitu:

1. Pemasar perlu memperhatikan semua proses yang dilakukan konsumen

baik yang sifatnya individu maupun kelompok, faktor internal yang

kompleks yang terlibat di dalamnya, dan faktor eksternal yang

berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.

2. Keberhasilan strategi pemasaran bersumber dari kemampuan perusahaan

memahami perilaku konsumennya.

3. Perusahaan seharusnya proaktif mencari informasi yang dalam mengenai

perilaku konsumen dari kelompok segmen yang dituju agar dapat

merumuskan strategi pemasaran yang tepat.

4. Perusahaan seharusnya memperhatikan masalah etika terkait dengan

konsumen dan masyarakat. Perhatian terhadap aspek etika ini penting

karena perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang etis dalam

bisnis akan lebih dihargai oleh masyarakat dan ini menjadi sumber

kepercayaan yang akan berdampak pada hubungan jangka panjang dengan

konsumen.

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga tidak


(33)

menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen sebagai

berikut:

1. Faktor Budaya

a. Budaya

Budaya (culture) adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan

perilaku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan

institusi penting lainnya. Budaya merupakan penyebab keinginan dan

perilaku seseorang yang paling dasar. Pemasar selalu berusaha

menemukan perubahan budaya untuk menemukan produk baru yang

diinginkan orang.

b. Subbudaya

Masing-masing budaya mengandung subbudaya (subculture) yang

lebih kecil, atau kelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan

pengalaman hidup dan situasi yang umum. Subbudaya meliputi

kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak

subbudaya membentuk segmen pasar yang penting, dan pemasar

sering merancang produk dan program pemasaran yang dibuat untuk

kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen dan

berjenjang di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang


(34)

sosial tertentu cenderung memperlihatkan perilaku pembelian yang

sama.

2. Faktor Sosial

a. Kelompok

Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak kelompok (group) kecil.

Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan tempat di mana

seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan.

Sebaliknya, kelompok referensi bertindak sebagai titik perbandingan

atau titik referensi langsung (berhadapan) atau tidak langsung dalam

membentuk sikap atau perilaku seseorang.

b. Keluarga

Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli.

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting

di dalam masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif. Pemasar

tertarik pada peran dan pengaruh suami,istri, serta anak-anak dalam

pembelian barang dan jasa yang berbeda.

c. Peran dan Status

Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat didefinisikan

dalam peran dan status. Peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan

dilakukan seseorang sesuai dengan orang-orang di sekitarnya.

Maing-masing peran membawa status yang mencerminkan nilai umum yang


(35)

3. Faktor Pribadi

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang hidup

mereka. Pemasar sering mendefinisikan pasar sasaran mereka dengan

tahap siklus hidup dan mengembangkan produk dan rencana pemsaran

yang sesuai untuk setiap tahap itu.

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli.

Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang

mempunyai minat di atas rata-rata pada produk dan jasa mereka.

Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan diri membuat produk yang

diperlukan oleh kelompok pekerjaan tertentu.

c. Situasi Ekonomi

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk.

Pemasar barang-barang yang sensitif terhadap pendapatan mengamati

gejala pendapatan pribadi, tabungan, dan suku bunga. Jika indikator

ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil

langkah-langkah untuk merancang ulang, mereposisi, dan menetapkan harga

kembali untuk produk mereka secara seksama.

d. Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam

keadaan psikografinya. Gaya hidup menangkap sesuatu yang lebih dari


(36)

menampilkan profil seluruh pola tindakan dan interaksi seseorang di

dunia.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang

menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama

terhadap lingkungan orang itu sendiri. Kepribadian dapat digunakan

untuk menganalisis perilaku konsumen untuk produk atau pilihan

merek tertentu.

4. Faktor Psikologis

a. Motivasi

Seseorang senantiasa mempunyai banyak kebutuhan. Salah satunya

adalah kebutuhan biologis. Kebutuhan lainnya adalah kebutuhan

psikologis. Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu mencapai

tingkat intensitas yang kuat. Motif adalah kebutuhan dengan tekanan

yang kuat yang mengarahkan seseorang mencari kepuasan.

b. Persepsi

Persepsi adalah proses di mana seseorang memilih, mengatur, dan

menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia

yang berarti. Orang dapat membentuk persepsi yang berbeda dari

rangsangan yang sama karena tiga proses perseptual (berhubungan

dengan ransangan sensorik): atensi selektif, distorsi selektif, dan


(37)

c. Pembelajaran

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang

yang timbul dari pengalaman. Pembelajaran terjadi melalui interaksi

dorongan (drives), rangsangan, pertanda, respons, dan penguatan

(reinforcement).

d. Keyakinan dan Sikap

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang

tentang sesuatu. Keyakinan bisa didasarkan pada pengetahuan nyata,

pendapat, atau iman dan bisa membawa muatan emosi atau tidak.

Sikap mnggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif

konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide.

2.8 Proses Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan tahap di mana konsumen memutuskan

untuk membeli salah satu dari beberapa alternatif produk yang telah dievaluasi

atau dipertimbangkan. Untuk melakukan keputusan pembelian, konsumen

mengalami beberapa tahapan mulai dari pengenalan kebutuhan sampai kepada

melakukan keputusan pembelian. Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk

melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas

pemenuhan kebutuhan dan keinginan (Sutisna 2002:15). Schiffman & Kanuk

(2004) menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan dapat dipandang

sebagai tiga tahap yang berbeda namun berhubungan satu sama lain: tahap

masukan (input), tahap proses, dan tahap keluaran (output). Menurut


(38)

proses keputusan pembelian yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Jelas,

proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian sesungguhnya dan berlanjut

dalam waktu yang lama setelah pembelian.

Sumber: Kotler&Armstrong (2008:179)

Gambar 2.2

Proses Keputusan Pembelian

Tahap pengenalan kebutuhan merupakan tahap ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh

rangsangan internal dan eksternal. Ketika salah satu kebutuhan normal seseorang

timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi dorongan. Selanjutnya

adalah tahap pencarian informasi yang merupakan tahapan dimana konsumen mencari informasi lebih banyak atau konsumen mungkin hanya memperbesar

perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif. Konsumen yang telah

memperoleh informasi mengenai produk yang diinginkannya selanjutnya akan

melakukan evaluasi alternatif, dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan.

Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan

membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara

Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Pascapembelian


(39)

menjelaskan 2 faktor tersebut adalah sikap orang lain dan faktor situasional yang

tidak diharapkan. Sikap orang lain merupakan batas dimana sikap seseorang

mengurangi preferensi konsumen unutk sebuah alternatif yang tergantung pada 2

hal : (1) intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai dan (2)

motivasi konsumen untuk mematuhi kehendak orang lain. Sedangkan faktor

situasional yang tidak diantisipasi mungkin muncul untuk mengubah niat

pembelian.

Sumber: Kotler&Keller (2009:189)

Gambar 2.3

Langkah-Langkah Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan

terlibat dalam perilaku pascapembelian yang juga harus diperhatikan oleh pemasar. Perilaku pascapembelian merupakan tahapan dimana konsumen

Keputusan Pembelian

Faktor situasional yang tidak diantisipasi

Sikap Orang Lain

Niat untuk membeli

Evaluasi alternatif


(40)

mengambil tindakan setelah pembelian berdasarkan puas atau tidak puasnya

mereka.

2.9 Kerangka Konseptual

Uma Sekaran dalam Sugiyono (2012:88) menjelaskan bahwa kerangka

berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan

dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis partautan antar

variabel yang diteliti. Begitu ketatnya persaingan antara perusahaan smartphone

membuat perusahaan harus melakukan inovasi untuk menciptakan keunggulan

daripada perusahaan lain sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk dari

produsen tersebut. Kotler dan Armstrong (2008:272) menjelaskan bahwa manfaat

dari produk dikomunikasikan melalui atribut produk yang terdiri atas kualitas

produk (X1), desain produk (X2), dan fitur produk (X3). Tjiptono (2001:103)

menjelaskan bahwa atribut produk merupakan aspek yang penting dari sebuah

produk karena menjadi dasar pertimbangan konsumen untuk membuat keputusan

pembelian, artinya ketiga variabel tersebut mampu mempengaruhi konsumen

dalam pengambilan keputusan pembelian (Y). Kotler dan Keller (2009:10)

menjelaskan bahwa dengan memperbaiki kualitas produk perusahaan dapat

memperoleh pangsa pasar yang tinggi. Pangsa pasar yang tinggi dapat diperoleh

bila konsumen memutuskan untuk membeli atau mengkonsumsi produk

perusahaan tersebut. Selain itu dalam Kotler dan Keller (2009:11) dijelaskan


(41)

diferensiasi dan keunggulan bersaing maka konsumen akan tertarik untuk

membeli. Kotler dan Armstrong (2008:273) mengatakan bahwa fitur menjadi

sarana konpetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari pesaing. Fitur

yang bernilai baik menjadi cara yang efektif untuk bersaing. Dengan adanya fitur

yang menarik dan bermanfaat bagi konsumen, konsumen akan memilih produk

tersebut. Berdasarkan uraian teori di atas, dapat disusun kerangka berpikir

sebagai berikut:

Sumber: Kotler & Armstrong (2008), Kotler & Keller (2009), Tjiptono (2001)

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual

2.10 Hipotesis

Berdasarkan atas rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

hipotesis yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah: KUALITAS

PRODUK (X1)

FITUR PRODUK (X3) DESAIN PRODUK

(X2)

KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)


(42)

1. Kualitas produk, desain produk, dan fitur produk secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

smartphone Samsung.

2. Kualitas produk, desain produk, dan fitur produk secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan tingkat eksplanasi jenis penelitian ini adalah penelitian

eksplanasi asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan

antara dua variabel atau lebih (Sugiyono 2012:100) Variabel yang dihubungkan

dalam penelitian ini adalah kualitas produk (X1), desain produk (X2), fitur produk

(X3), dan keputusan pembelian (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan kepada staf Wahana Visi Indonesia di Jakarta yang

menggunakan smartphone Samsung.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan April 2014 sampai dengan selesai.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 2 bagian, yaitu:

1. Variabel bebas (independent variabel), yang terdiri dari kualitas

produk, desain produk, dan fitur produk.

2. Variabel terikat (dependent variabel), yaitu keputusan pembelian


(44)

b. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari:

Data dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis data yaitu data primer

dan data sekunder. Data primer akan diperoleh melalui survei kepada

konsumen smartphone Samsung yang merupakan staf pada Wahana

Visi Indonesia di Jakarta. Data sekunder yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah data dari hasil-hasil penelitian baik yang dilakukan

oleh pihak Samsung maupun pihak di luar Samsung.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Variabel independen atau variabel bebas (X) adalah variabel yang

dapat mempengaruhi variabel dependen dan mempunyai hubungan

yang positif ataupun negatif bagi variabel dependen (Kuncoro,2009).

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitas produk yang dilambangkan dengan X1, desain produk yang

dilambangkan dengan X2, dan fitur produk yang dilambangkan dengan

X3.

b. Variabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel lain dan menjadi fokus utama dalam

pengamatan. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini


(45)

Tabel 3.1

Operasionalisai Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran Keputusan

Pembelian (Y)

Pemilihan konsumen tentang produk/merek mana

yang dibeli.

- Pencarian informasi - Evaluasi alternatitf - Pemilihan alternatif

terbaik

Skala Likert

Kualitas Produk

(X1)

karakteristik produk yang bergantung pada kemampuannya

untuk memuaskan kebutuhan pelanggan

- Kinerja produk

- Serviceability

- Kemudahan

perbaikan


(46)

Desain Produk (X2)

totalitas keistimewaan produk dalam hal

penampilan dan mendukung fungsi

produk.

- Ukuran produk

- Bentuk produk

- Keistimewaan

desain

- Warna produk

- Kemampuan desain

untuk mendukung

fungsi Skala Likert Fitur Produk (X3) sarana pendukung yang mndukung fungsi utama produk

- Kelengkapan varian

fitur

- Kesesuaian fitur

dengan kebutuhan

konsumen

- Kemudahan

penggunaan fitur

- Keistimewaan fitur

dibanding produk

lain

Skala Likert

Sumber: Kotler & Armstrong (2008), Kotler & Keller (2009)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah likert scale.

Dengan menggunakan likert scale, responden dapat menyatakan tingkat setuju


(47)

atau kejadian (Kuncoro 2009:178). Skala Likert yang diajukan terdiri atas 5 bobot

nilai, yaitu :

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

Pernyataan Skor

Sangat tidak setuju 1

Tidak setuju 2

Netral 3

Setuju 4

Sangat setuju 5

Sumber: Kuncoro (2009:178)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya terdiri atas

orang, objek, transaksi, atau suatu kejadian di mana kita tertarik untuk meneliti

atau mempelajarinya (Kuncoro 2009:118). Dalam penelitian ini populasinya

adalah staf Wahana Visi Indonesia yang menggunakan produk smartphone

Samsung dimana jumlah populasinya adalah 86 staf.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro


(48)

Adanya kendala sumber daya seperti kendala waktu, dana, tenaga, dan sumber

daya lain membuat peneliti memerlukan sampel untuk diteliti. Dalam

penelitian ini seluruh populasi dijadikan sampel karena jumlah populasi masih

bisa dijangkau dan terdata secara jelas, sehingga jumlah sampelnya adalah 86

responden.

3.6.3 Metode Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini desain pengambilan sampel yang digunakan adalah

nonprobability sampling. Sedangkan teknik yang digunakan adalah purposive

sampling, dimana sampel diambil berdasarkan beberapa kriteria yang dibuat

oleh peneliti. Pengambilan sampel ini didasarkan pada beberapa kriteria yaitu:

1. Responden merupakan staf yang bekerja pada Wahana Visi Indonesia

Jakarta.

2. Responden memiliki dan menggunakan smartphone Samsung.

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yg diukur dalam suatu skala numerik atau

angka (Kuncoro 2009:145). Selanjutnya berdasarkan sumber datanya, data yang

diperoleh merupakan data primer dan data sekunder yang dijelaskan sebagai

berikut:

1. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui survei langsung di

lapangan dengan menggunakan metode pengumpulan data original


(49)

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari data yang telah

dikumpulkan oleh lembaga tertentu dan dipublikasikan kepada masyarakat

(Kuncoro, 2009:145). Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari studi

pustaka dari berbagai jurnal, artikel dari internet, dan penelitian lain yang

berhubungan dengan penelitian ini,

3.8 Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang dibuat dan

disusun secara tertulis yang bertujuan untuk memperoleh data dari

jawaban-jawaban responden dalam penelitian ini (Kuncoro 2009:17). Metode dengan

menggunakan kuesioner akan membantu peneliti untuk memperoleh data yang

bisa digunakan untuk mengukur variabel-variabel sehingga bisa diketahui

pengaruh antar variabel yang ingin diteliti. Kuesioner dalam penelitian ini

berisikan pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Dalam penelitian ini,

peneliti akan memberikan kuesioner secara langsung kepada sampel yaitu staf

Wahana Visi Indonesia di Jakarta. Selain menggunakan kuesioner, data lainnya

diperoleh dari studi kepustakaan terhadap jurnal, buku, majalah, internet, dan

penelitian-penelitian lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas 3.9.1 Uji Validitas

Validitas merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengukur dan


(50)

variabel (Usman dan Sobari 2013:10). Suatu skala pengukuran disebut valid

apabila skala tersebut melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan juga

mengukur apa yang seharusnya diukur (Kuncoro 2009:172). Bila skala

pengukuran yang digunakan tidak valid maka tidak akan bemanfaat bagi

peneliti karena tidak mengukur apa yang seharusnya diukur dan tidak

melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Uji validitas di dalam penelitian ini

dilakukan kepada 30 orang di luar responden. 30 orang responden merupakan

staf Wahana Visi Indonesia yang berada di kantor Wahana Visi Indonesia di

luar Jakarta.

Tingkat validitas dapat diukur dengan membandingkan nilai r hitung dan

nilai r tabel, dengan rumusan sebagai berikut:

Jika: r hitung > r tabel maka dinyatakan valid

r hitung < r tabel maka dinyatakan tidak valid

Tabel 3.3 Uji Validitas I

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation (r

hitung)

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Butir 1 103,13 109,637 ,544 ,909

Butir 2 102,97 110,378 ,574 ,909

Butir 3 103,30 113,597 ,214 ,914

Butir 4 103,23 112,323 ,296 ,913

Butir 5 103,20 111,614 ,327 ,912

Butir 6 103,33 113,264 ,261 ,913


(51)

Butir 9 102,90 109,197 ,620 ,908

Butir 10 103,20 109,062 ,608 ,908

Butir 11 103,07 110,271 ,486 ,910

Butir 12 103,03 108,930 ,565 ,908

Butir 13 103,63 108,033 ,487 ,910

Butir 14 103,73 104,409 ,597 ,908

Butir 15 103,27 112,823 ,279 ,913

Butir 16 102,97 111,344 ,383 ,911

Butir 17 103,00 112,069 ,445 ,910

Butir 18 102,80 109,476 ,539 ,909

Butir 19 103,17 107,040 ,514 ,909

Butir 20 103,00 111,724 ,479 ,910

Butir 21 103,23 104,461 ,718 ,905

Butir 22 103,67 106,161 ,573 ,908

Butir 23 102,97 114,102 ,200 ,914

Butir 24 103,43 107,151 ,576 ,908

Butir 25 103,20 106,717 ,552 ,908

Butir 26 103,37 103,206 ,687 ,906

Butir 27 103,23 103,771 ,625 ,907

Butir 28 102,73 109,789 ,452 ,910

Sumber: Hasil pengolahan dengan SPSS 19 (2014)

Terlihat pada pernyataan nomor 3, 4, 5, 6, 15, dan 23 data tidak valid

karena r tabel untuk responden 30 orang adalah 0.361, sedangkan nilai r hitung

pertanyaan nomor 3, 4, 5, 6, 15, dan 23 di bawah 0.361. Berarti pertanyaan

yang tidak valid harus dibuang, setelah itu dilakukan pengujian kembali.

Tabel 3.4 Uji Validitas II

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation (r hitung)

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Butir 1 80,23 87,909 ,537 ,915


(52)

Butir 7 80,50 83,017 ,774 ,910

Butir 8 80,83 87,937 ,494 ,916

Butir 9 80,00 87,379 ,626 ,914

Butir 10 80,30 87,597 ,582 ,915

Butir 11 80,17 88,420 ,484 ,916

Butir 12 80,13 87,499 ,539 ,915

Butir 13 80,73 86,823 ,456 ,917

Butir 14 80,83 84,075 ,539 ,916

Butir 16 80,07 89,237 ,393 ,918

Butir 17 80,10 89,886 ,459 ,917

Butir 18 79,90 87,403 ,564 ,915

Butir 19 80,27 84,961 ,548 ,915

Butir 20 80,10 89,266 ,528 ,916

Butir 21 80,33 82,713 ,753 ,911

Butir 22 80,77 84,461 ,589 ,914

Butir 24 80,53 85,844 ,558 ,915

Butir 25 80,30 85,045 ,563 ,915

Butir 26 80,47 81,913 ,697 ,912

Butir 27 80,33 82,368 ,636 ,913

Butir 28 79,83 87,385 ,496 ,916

Sumber: Hasil pengolahan dengan SPSS 19 (2014)

Pada Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa ke 22 butir pertanyaan yang telah diuji

untuk kedua kalinya valid semua dengan nilai r hitung > r tabel.

3.9.2 Uji Realibilitas

Realibilitas merupakan konsistensi dan stabilitas dari suatu skala

pengukuran. Realibilitaas berbeda dengan validitas karena realibilitas

memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedangkan validitas lebih

memperhatikan ketepatan (Kuncoro 2009:175). Salah satu teknik untuk

mengukur realibilitas adalah dengan menggunakan cronbach’s alpha.


(53)

korelasi antar atribut. Usman dan Sobari (2013) mengemukakan beberapa

tingkatan reliabilitas berdasarkan nilai cronbach alpha sebagai berikut:

Jika: nilai α = 0,8-1,0 maka keandalan masuk kategori sangat tinggi

nilai α = 0,6-0,8 maka keandalan masuk kategori tinggi

nilai α = 0,4-0,6 maka keandalan masuk kategori cukup

nilai α = 0,2-0,4 maka keandalan masuk kategori rendah

nilai α = 0,1-0,2 maka keandalan masuk kategori sangat rendah

Tabel 3.5 Uji Realibilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,918 22

Sumber: Hasil pengolahan dengan SPSS 19 (2014)

Dari Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach alpha sebesar 0,918 yang

berarti bahwa instrumen tersebut memiliki tingkat keandalan dalam kategori

sangat tinggi dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai

instrumen penelitian.

3.10 Teknik Analisis Data

1. Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah kegiatan mengelompokkan, memisahkan,


(54)

sehingga hasilnya dapat ditafsirkan dan memberikan informasi

deskriptif untuk menjawab pertanyaan dari defenisi masalah.

2. Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis seberapa

besar pengaruh dan hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat. Analisis regresi berganda digunakan karena jumlah variabel

bebas yang akan diteliti berjumlah lebih dari satu variabel. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan aplikasi SPSS for Windows untuk

menghitung model regresi berganda ini. Rumus matematisnya adalah:

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+ e

Dimana:

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

b1-b4 =Koefisien regresi

X1 = Kualitas Produk

X2 = Desain Produk

X3 = Fitur Produk

e = Standar error

Sebelum data dianalisis, maka model regresi berganda harus memenuhi


(55)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel bebas dan variabel terikat atau keduanya telah

terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal.

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) dari

sumbu diagonal dari grafik atau melihat histogram dari residualnya.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji model asumsi klasik yang kedua adalah uji heteroskedastisitas.

Uji ini dilakukan untuk menguji apakah varians variabel dalam model

tidak sama (konstan). Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam

model regresi adalah penaksir (estimator) yang diperoleh tidak efisien,

baik dalam sampel kecil ataupun sampel besar, walaupun penaksir

yang digunakan menggambarkan populasi (tidak bias) dan

bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai

sebenarnya (konsisten) ini disebabkan oleh variansnya yang tidak

minimum (Algifari, 2000:85).

Model regresi yang baik adalah bila tidak terjadi

heteroskedastisitas. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi

heteroskedastisitas adalah melihat grafik scatterplot antara nilai

prediksi (*ZPRED) dengan nilai residualnya (*ZRESID). *ZPRED

dan *ZRESID merupakan nilai prediksi dan residual yang telah


(56)

sehingga tetap mencerminkan data sesungguhnya (Usman dan Sobari,

2013:78). Indikasi terjadinya heterosdekastisitas dapat dilihat bila

terjadi pola sistematik tertentu pada plot seperti titik-titik yang

membentuk pola yang teratur, namun bila tidak terdapat pola yang

jelas serta titik-titik nya menyebar maka bisa diindikasikan model

regresi bebas dari heterosdekastisitas.

3. Uji Multikoliniearitas

Uji model asumsi klasik selanjutnya adalah uji multikoliniearitas.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara variabel

independennya (Usman dan Sobari, 2013:75). Konsekuensi penting

bagi model regresi yang mengandung multikolinieritas adalah kesalah

standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya

variabel independen, tingkat signifikansi untuk menolak hipotesis nol

akan semakin besar, dan probabilitas menerima hipotesis yang salah

juga akan semakin besar (Algafari, 2000:83). Pengujian

multikolniearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai

dari Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerancenya. Jika nilai

VIF < 5 dan nilai Tolerancenya > 0,1 maka tidak terjadi

multikoliniearitas.

Selanjutnya untuk melakukan uji terhadap hipotesis penelitian ini,

digunakan beberapa metode pengujian yang terdiri atas:


(57)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Kuncoro, 2009:238). Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji

adalah apakah suatu parameter (b1) sama dengan nol, artinya apakah

suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), parameter

suatu variabel tidak sama dengan nol, artinya variabel tersebut

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Untuk melakukan uji t adalah dengan cara berikut:

a. Bila dilakukan secara penghitungan manual, uji t dilakukan dengan

membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Apabila nilai t

hitung > nilai t tabel, maka Ha diterima. Sebaliknya, bila nilai t

hitung < nilai t tabel, maka Ho diterima.

b. Bila dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS for Windows, uji t

dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat peluang

signifikan (sig) dengan nilai taraf nyata (α). Apabila sig < α maka, Ha diterima. Sebaliknya, bilai nilai sig > α, maka Ho diterima.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F secara mendasar menunjukkan apakah semua variabel

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Kuncoro, 2009:239).

Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter


(58)

independen secara simultan bukan merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua

parameter secara simultan sama dengan nol, artinya semua variabel

independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen. Untuk melakukan uji F adalah dengan

cara berikut:

a. Bila dilakukan secara penghitungan manual, uji F dilakukan

dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel.

Apabila nilai F hitung > nilai F tabel, maka Ha diterima.

Sebaliknya, bila nilai F hitung < nilai F tabel, maka Ho diterima.

b. Bila dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS for Windows, uji t

dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat peluang

signifikan (sig) dengan nilai taraf nyata (α). Apabila sig < α maka,

Ha diterima. Sebaliknya, bilai nilai sig > α, maka Ho diterima

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya mengukur seberapa jauh

kemampuan suatu model dalam menerangkan variase variabel terikat.

Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R2 yang

kecil memberi arti bahwa kemampuan variabel bebas dalam

menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Sedangkan bila nilai

R2 besar (mendekati 1) berarti variabel bebas memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel


(59)

Kelemahan mendasar koefesien determinasi adalah bias terhadap

jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap

tambahan satu variabel independen maka R2 pasti meningkat tidak

peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan

Adjusted R2 saat mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R2, nilai

Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan. Hasil penghitungan Adjusted R2 dapat dilihat pada

output Model Summary. Pada kolom Adjusted R2 dapat diketahui

berapa persentase yang dapat dijelaskan variabel independen terhadap

variabel dependen dan sisanya dijelaskan atau dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.


(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tahun 1938 Byung-Chull Lee mendirikan Samsung Group. Awalnya

perusahaan ini adalah perusahaan perdagangan ekspor di Korea yang menjual

ikan, sayuran dan buah ke China. Pemberian nama perusahaan start-up ini

berasal dari kata Korea yang diterjemahkan menjadi 'bintang tiga' dalam

bahasa Inggris. Dalam satu dekade, Samsung memiliki pabrik tepung dan

mesin gula dan kemudian menjadi perusahaan bersama pada tahun 1951. Dari

tahun 1958 dan seterusnya Samsung mulai ekspansi ke industri lain seperti

keuangan, media, bahan kimia dan pembangunan kapal. Baru kemudian pada

tahun 1969, induk perusahaan Samsung Mobile Phone, Samsung Electronic

didirikan dan memproduksi produk-produk Samsung yang paling terkenal,

seperti televisi, ponsel, radio, komponen komputer dan perangkat elektronik

lainnya.

Pada tahun 1993, Samsung Mobile Phone merilis seri SH-700, yang lebih

membanggakan lagi desain nya dirancang dengan ukuran yang lebih kecil dan

lebih ramping serta kualitas suara yang lebih baik. Dengan produk yang lebih

baik dan kampanye pemasaran yang lebih agresif, Samsung berhasil

mengambil setengah pangsa pasar ponsel di Korea dari Motorola. Namun

pada tahun 1997 hampir semua bisnis di Korea menyusut dan tidak terkecuali


(61)

mengurangi karyawan menjadi 50.000. Namun berkat industri elektronik

mereka ,akhirnya bisa berhasil untuk terus tumbuh hingga sekarang. Setelah

itu, mereka mengembangkan gabungan dari ponsel

pintar (smartphone) dengan ponsel pemutar mp3 menjelang akhir abad ke-20.

Samsung hadir di Indonesia pada bulan Agustus 1991 ditandai dengan

keluarnya ijin investasi dari pemerintah (BKPM) dengan nama perusahaan PT.

Samsung Metrodata Electronics. Pada saat bersamaan, Samsung mulai

membangun pabrik yang terletak di kawasan indsutri Jababeka dan selesai

pada bulan Juni 1992. Selanjutnya pada bulan Agustus 1992 PT. Samsung

Metrodata Electronics berubah nama menjadi PT. Samsung Electronics

Indonesia. Adapun visi dan misi Samsung Electronics Indonesia ialah:

Visi : “ Mengilhami Dunia, Menciptakan Masa Depan”

Misi : “Untuk mengilhami dunia dengan teknologi, produk, dan desain

inovatif yang melengkapi kehidupan Manusia dan berperan terhadap masa

depan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan secara sosial.”

4.1.2 Strategi Perusahan Samsung Electronics Indonesia

Keberadaan Samsung saat ini yang merajai pasar ponsel pintar

(smartphone) baik di Indonesia maupun di dunia tidak lepas dari strategi

bisnis yang baik. Ada beberapa strategi utama yang menjadi dasar Samsung

menjalankan bisnisnya di Indonesia. Pertama, Samsung mempertahankan

basis riset yang didasarkan pada kebutuhan konsumen. Kedua, Samsung

menjaga dan mengembangkan ekosistem bisnis lain yang terkait, seperti


(62)

Samsung terus menjalin kerja sama dengan retail partner untuk

mendistribusikan produk ke penjuru Indonesia. Keempat, Samsung tidak

pernah menutup mata terhadap perkembangan teknologi, meskipun saat ini

Android tengah merajai OS smartphone.

4.2Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah uraian dan penjelasan

mengenai data primer yang diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh para

responden. Data yang diperoleh menunjukkan karakteristik responden yang

terdiri atas usia, jenis kelamin, lama penggunaan, dan tingkat pendidikan

seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentase

1 Usia 20-30 tahun

31-50 tahun Di atas 50 tahun

21 57 8 24,4% 66,3% 9,3%

Jumlah 86 100%

2 Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

27 59

31,4% 68,6%

Jumlah 86 100%

3 Lama Penggunaan Kurang dari 1

tahun

Lebih dari 1 tahun

22 64

25,6% 74,4%

Jumlah 86 100%

4 Pendidikan Terakhir SLTA

Diploma S1 S2 S3 3 7 58 18 0 3,5% 8,2% 67,4% 20,9% 0%

Jumlah 86 100%

Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 19 (2014) Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa:


(63)

a. 86 responden yang merupakan staf Wahana Visi Indonesia yang

menggunakan smartphone Samsung terdiri atas responden berusia 20-30

tahun sebanyak 21 orang atau sebesar 24,4% responden, responden berusia

31-50 tahun sebanyak 57 orang atau sebesar 66,3% responden, dan

responden berusia di atas 50 tahun sebanyak 8 orang atau sebesar 9,3%

responden. Berdasarkan data ini dapat diketahui bahwa pengguna terbesar

smartphone Samsung di kalangan staf Wahana Visi Indonesia berada pada

rentang usia 31-50 tahun.

b. Berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui sebanyak 27 orang atau 31,4%

responden berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 59 orang atau 68,6%

responden berjenis kelamin perempuan. Responden dalam penelitian ini

didominasi oleh jenis kelamin perempuan.

c. Berdasarkan lama penggunaan, sebanyak 22 orang atau 25,6% responden

menggunakan smartphone Samsung kurang dari 1 tahun, sedangkan 64

orang atau 74,4% responden menggunakan smartphone Samsung lebih

dari 1 tahun.

d. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, dapat dilihat bahwa sebanyak 3

orang atau 3,5% responden memiliki tingkat pendidikan terakhir SLTA,

sebanyak 7 responden atau 8,2% responden memiliki tingkat pendidikan

terakhir diploma, sebanyak 58 orang atau 67,4% responden memiliki

tingkat pendidikan S1, sebanyak 18 orang atau 20,9% responden memiliki


(64)

4.2.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel

Hasil analisis deskriptif variabel merupakan uraian tentang distribusi

jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan di dalam kuesioner.

Dalam penelitian ini digunakan Skala Likert untuk mengetahui tanggapan

responden atas pengaruh kualitas, desain, dan fitur produk terhadap keputusan

pembelian.

Tabel 4.2

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor : 1

STS

Skor : 2 TS

Skor : 3 N

Skor : 4 S

Skor : 5 SS

N % N % N % N % N % N %

1 0 0 3 3,5 13 15,1 54 62,8 16 18,6 86 100,0

2 0 0 0 0 6 7,0 63 73,2 17 19,8 86 100,0

3 0 0 3 3,5 32 37,2 43 50,0 8 9,3 86 100,0

4 0 0 2 2,3 46 53,5 36 41,9 2 2,3 86 100,0

Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 19 (2014)

Tabel 4.2 menunjukkan jawaban untuk varibel kualitas produk yang diperoleh

dari responden yang berjumlah 86 orang,yaitu:

a. Pada pernyataan pertama yaitu kinerja smartphone Samsung memuaskan,

diperoleh hasil jawaban sebanyak 3 orang atau 3,5% responden

menyatakan tidak setuju, sebanyak 13 orang atau 15,1% responden

menyatakan netral, sebanyak 54 orang atau 62,8% menyatakan setuju,

sebanyak 16 orang atau 18,6% responden menyatakan sangat setuju.

b. Pada pernyataan kedua yaitu smartphone Samsung memiliki fungsi yang

sesuai dengan harapan konsumen, diperoleh hasil sebanyak 6 orang atau


(1)

III.

Pertanyaan tentang fitur produk

IV.

Pertanyaan tentang keputusan pembelian

No

Pertanyaan

SS

S

N

TS STS

11 Saya memilih smartphone

Samsung karena

memiliki fitur-fitur yang lengkap.

12 Saya memilih smartphone

Samsung karena

memiliki fitur yang beragam dan menarik

13 Saya memilih smartphone

Samsung karena

fitur-fiturnya mampu memenuhi kebutuhan

saya.

14 Saya memilih smartphone

Samsung karena

fitur-fiturnya sangat membantu saya dalam

pekerjaan atau tugas-tugas saya.

15 Saya memilih smartphone

Samsung karena

fitur-fiturnya mudah digunakan.

16 Saya memilih smartphone

Samsung karena

memiliki fitur yang canggih.

17 Saya memilih smartphone

Samsung karena

memiliki fitur-fitur yang tidak dimiliki merek

lain.

No

Pertanyaan

SS

S

N

TS STS

18 Saya berusaha mencari informasi

sebanyak-banyaknya tentang produk smartphone

Samsung, baik dari rekan, keluarga, maupun

media lainnya.


(2)

19 Saya mendapatkan pengetahuan tentang

karakteristik

smartphone

Samsung melalui

informasi yang saya peroleh.

20 Saya membuat kriteria-kriteria tentang tipe

smartphone Samsung yang saya butuhkan.

21 Saya melakukan seleksi terhadap smartphone

Samsung sesuai dengan kriteria yang saya

buat.

22 Saya memilih untuk membeli smartphone

Samsung berdasarkan atas keputusan saya

sendiri (bukan orang lain yang memutuskan).


(3)

Lampiran 2

Hasil Pengolahan SPSS

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 86

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 2,51634268

Most Extreme Differences Absolute ,095

Positive ,070

Negative -,095

Kolmogorov-Smirnov Z ,883

Asymp. Sig. (2-tailed) ,416

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

Uji Multikoliniearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4,934 2,592 1,904 ,060

Kualitas ,101 ,197 ,062 ,513 ,609 ,591 1,691

Desain ,066 ,101 ,073 ,653 ,516 ,684 1,462

Fitur ,409 ,118 ,458 3,459 ,001 ,489 2,046


(5)

Uji Heteroskedastisitas

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,543 1,686 ,915 ,363

Kualitas ,227 ,128 ,248 1,768 ,081

Desain -,003 ,066 -,006 -,050 ,960

Fitur -,114 ,077 -,228 -1,477 ,143


(6)

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 226,619 3 75,540 11,509 ,000a

Residual 538,218 82 6,564

Total 764,837 85

a. Predictors: (Constant), FiturProduk, DesainProduk, KualitasProduk b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4,934 2,592 1,904 ,060

KualitasProduk ,101 ,197 ,062 ,513 ,609

DesainProduk ,066 ,101 ,073 ,653 ,516

FiturProduk ,409 ,118 ,458 3,459 ,001

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,544a ,296 ,271 2,562


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Di Medan

17 132 126

PENGARUH KUALITAS PRODUK, DESAIN PRODUK, CITRA MEREK PRODUK DAN HARGA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA SEPEDA MOTOR KAWASAKI

0 23 39

PEMBENTUKAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MELALUI WORD OF MOUTH, COUNTRY OF ORIGIN, DESAIN DAN FITUR PRODUK (Studi pada Produk Smartphone OPPO)

3 17 114

Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian Handphone Smartphone Samsung Galaxy Young S6310

2 10 37

Analisis Pengaruh Gaya Hidup, Promosi, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung (Studi Kasus pada Konsumen Smartphone Samsung Wilayah Jakarta Pusat)

0 13 160

ANALISIS PENGARUH DESAIN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG Analis Pengaruh Desain, Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung (Studi Pada Mahasiswa FEB Universitas Muhammadiyah Surakar

0 6 13

Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Produk Smartphone Samsung.

0 2 28

ABSTRAK PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DI MEDAN

1 3 14

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Kualitas Produk, Desain Produk, Dan Fitur Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Pada Staf Wahana Visi Indonesia Jakarta

0 0 9

PENGARUH FITUR PRODUK, BRAND ASSOCIATION, DAN BRAND LOYALTY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DI DUNIA PONSEL CELULAR

0 0 19