Bird in the hand theory Tax diiferential theory

C. Teori Kebijakan Dividen 1. Dividen adalah tidak relevan

Modigliani dan Miller 1961 berpendapat bahwa di dalam kondisi keputusan investasi yang given, pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham. Lebih lanjut Modigliani dan Miller berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari asset perusahaan. Dengan demikian nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Modigliani dan Miller membuktikan pendapatnya secara matematis dengan berbagai asumsi Brigham-Housten, 2001:66: 1. Pasar modal yang sempurna di mana semua investor bersikap rasional 2. Tidak ada pajak perseoranagan dan pajak penghasilan perusahaan. 3. Tidak ada biaya emisi atau floation cost dan biaya transaksi. 4. Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri perusahaan. 5. Informasi tersedia untuk setiap individu terutama yang menyangkut tentang kesempatan investasi.

2. Bird in the hand theory

Kesimpulan utama dari teori irelevansi dividen Modigliani dan Miller adalah kebijakan dividen tidak mempengaruhi tingkat pengembalian atas ekuitas yang diminta atau k s. Kesimpulan ini telah mendapat perdebatan sengit di dalam lingkungan akademisi. Khususnya, Myron Gordon dan John Lintner yang berpendapat bahwa k s turun seiring dengan peningkatan pembayaran dividen karena para investor kurang yakin akan penerimaan dari keuntungan modal yang seharusnya berasal dari saldo laba ditahan dibandingkan dengan penerimaan dari pembayaran dividen. Gordon dan Lintner mengatakan, secara tidak langsung, investor menilai dolar dari keuntungan modal yang diharapkan karena komponen imbal hasil dividen, D 1 P o, lebih baik berisiko jika dibandingkan dengan komponen g dalam persamaan total pengembalian yang diharapkan, k s = D 1 P + g Brigham- Housten, 2006:71. MM tidak setuju dengan pendapat ini. Mereka berpendapat bahwa k s adalah hal yang independen terhadap kebijakan dividen, yang artinya investor akan bersikap indiferen terhadap D 1 P dan g dan, akibatnya, terhadap dividen dan keuntungan modal. MM menyebut argumentasi Gordon-Lintner sebagai pemikiran burung di tangan bird in the hand yang keliru karena, menurut pendapat MM, kebanyakan investor akan berencana untuk menginvestasikan dividen mereka kembali ke dalam saham dari arus kas perusahaan dalam jangka panjang bagi para investor akan ditentukan oleh tingkat risiko dari arus kas operasi, dan bukan dari kebijakan pembayaran dividennya Brigham- Housten, 2006:71.

3. Tax diiferential theory

Teori referensi pajak menyatakan bahwa karena dividen cenderung dikenakan pajak yang lebih tinggi dari pada capital gain, maka investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengan dividend yield yang tinggi Brigham-Housten, 2001:68. Teori ini menyarankan bahwa perusahaan lebih baik menentukan dividend payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen sama sekali untuk meminimumkan biaya modal dan memaksimumkan nilai perusahaan. Terdapat tiga alasan yang berhubungan dengan pajak mengapa kita dapat berpikiran bahwa investor mungkin akan lebih menyukai pembayaran dividen yang rendah ketimbang menerima pembayaran yang tinggi Brigham- Housten, 2006:71-72: 1. Keuntungan modal jangka panjang biasanya dikenakan pajak dengan tarif 20 persen, sedangkan laba dividen dikenakan pajak dengan tarif efektif yang dapat mencapai angka maksimal 38,6 persen. Oleh sebab itu, investor yang kaya yang memiliki saham lebih banyak dan menerima sebagian besar dividen mungkin lebih menyukai perusahaan menahan dan menanamkan kembali labanya ke dalam bisnis. Pertumbuhan laba mungkin akan mengarah pada kenaikan harga saham, dan akibatnya keuntungan modal yang pajak rendahnya akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi. 2. Pajak atas keuntungan tidak akan dibayarkan sampai saham tersebut dijual. Karena adanya pengaruh nilai waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa depan akan memiliki biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan sekarang. 3. Jika sebuah saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal dunia, keuntungan modal saham tersebut tidak akan dikenakan pajak sama sekali-para ahli waris yang menerimanya dapat menggunakan nilai saham pada saat kematian sebagai dasar harga perolehan mereka sehingga sepenuhnya terhindar dari pajak keuntungan modal. Karena keunggulan-keunggulan di bidang perpajakan ini, para investor mungkin lebih menyukai perusahaan menahan sebagian besar laba mereka. Jika demikian, investor akan bersedia untuk membayar lebih bagi perusahaan dengan pembayaran dividen yang rendah daripada pada perusahaan serupa dengan pembayaran yang tinggi.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen