Pembakuan Larutan HCl 0,5 N Pengambilan Getah Buah Pepaya atau Penyadapan

3.2 Pembuatan pereaksi

Pereaksi- pereaksi yang digunakan adalah natrium hidroksida 0,1 N, asam klorida 0,5 N, kalium hidroksida beralkohol, indikator fenolftalen, indikator metil merah. Natrium hidroksida 0,1 N dibuat dengan melarutkan natrium hidroksida pellet sebanyak 4,000 g dengan air bebas karbon dioksida dalam labu takar 1 L, dan ditambahkan air suling hingga garis tanda. Asam klorida 0,5 N dibuat dengan mengencerkan 43,55 ml larutatan asam klorida pekat dengan air suling hingga 1000 ml Depkes RI, 1995. Kalium hidroksida beralkohol dibuat dengan melarutkan kalium hidroksida pellet sebanyak 34 g dalam 20 ml air dan tambahkan etanol bebas aldehida hingga 1000 ml. Indikator fenolftalen dibuat dengan melarutkan 1 g fenolftalen dalam 100 ml etanol. Indikator metil merah dibuat dengan melarutkan 100 mg metil merah dalam 100 ml etanol, saring jika perlu Depkes RI, 1995. 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N Ditimbang seksama 160 mg Kalium biftalat yang telah dikeringkan pada suhu 28 o C selama 2 jam. Kemudian dilarutkan dalam 25 ml air suling bebas karbondioksida. Titrasi dengan NaOH menggunakan indikator fenolftalein terbentuk warna merah jambu yang mantap. Satu ml Natrium hidroksida setara dengan 204,2 mg Kalium biftalat Depkes RI, 1995.

3.3.2 Pembakuan Larutan HCl 0,5 N

Ditimbang seksama lebih kurang 800 mg baku primer natrium karbonat anhidrat yang sebelumnya telah di panaskan pada suhu 270 o C selama 1 jam. Larutkan dalam 100 ml air dan tambahkan 2 tetes merah metil LP. Tambahkan asam perlahan-lahan dari buret sambil diaduk hingga berwarna merah muda pucat. Panaskan larutan hingga mendidih, dinginkan dan lanjutkan titrasi. Panaskan lagi hingga mendidih, dan titrasi lagi bila perlu hingga warna merah muda pucat tidak hilang dengan pendidihan lebih lanjut. Hitung normalitas larutan. Satu ml asam klorida 1 N setara dengan 52,99 mg natrium karbonat anhidrat Depkes RI, 1995.

3.3.3 Pengambilan Getah Buah Pepaya atau Penyadapan

Penorehan dilakukan memanjang sepanjang buah pepaya. Kedalaman torehan ± 1 mm jangan sampai mengenai daging buah. Jarak antar goresan ± 2 mm. Biasanya dalam setiap kali penyadapan dapat diperoleh getah sebanyak ± 4 gbuah,dapat dilihat pada lampiran 16. Setiap buah dapat disadap sebanyak 13 kali efektif 7 kali dengan selang waktu setiap kali penyadapan adalah 4 hari Tiap kali penyadapan hanya 4 buah dalam 1 pohon. Syarat: umur 2,5-3 bulan, kondisi segar, warna daging putih bersih. 3.3.4 Pengaruh Lama Pendiaman Terhadap Aktivitas Enzim Lipase Sejumlah 10 gr sampel minyak ditimbang dalam erlenmeyer 125 ml Lalu dalam minyak ditambahkan getah buah pepaya sebanyak 10 dari berat minyak. Campuran ini diaduk dengan menggunakan pengaduk magnet selama 10 menit untuk menghomogenkan. kemudian didiamkan dengan variasi lama pendiaman : 180, 360, 540, 720, 900 dan 1440 menit. Setelah masa pendiaman tercapai, diinaktifkan dengan penambahan etanol 95 teknis sebanyak 50 ml. Selanjutnya ditambahkan indikator fenolftalein 1 sejumlah 2-3 tetes dan campuran dititrasi dengan NaOH 0,1 N. Titrasi dihentikan jika sudah tabentuk warna merah jambu. Untuk penentuan blanko, prosedur yang sama dilakukan tetapi pada saat getah pepaya dimasukkan dan campuran distirer, segera diinaktifkan dengan penambahan etanol, kemudian dihitung aktivitas lipase Silalahi dkk, 1999a. Aktivitas = A-B xN NaOH x 1000n Dimana : A = ml NaOH untuk titrasi sampel B = ml NaOH untuk titrasi blanko N NaOH = normalitas NaOH 1000 = konversi dari mmol ke µ mol n = waktu pendiaman menit

3.3.5 Pengaruh Lama Pendiaman Terhadap Laju Hidrolisis Enzim Lipase