4.2 Pengaruh Lama Pendiaman Terhadap Laju Hidrolisis Enzim Lipase
Hasil penelitian terhadap pengukuran jumlah trigliserida yang tidak terhidrolisis dan kecepatan hidrólisis dapat dilihat pada Tabel 3.2, Gambar 3.2 dan
Gambar 3.3. Data selengkapnya dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4, 5, 6, 11 dan 12.
Untuk menentukan kecepatan hidrólisis, dilakukan dengan memisahkan hasil hidrólisis minyak yang terdirir dari mono- dan di-gliserida, asam lemak
rantai pendek dan kemungkinan juga gliserol dari minyak yang belum terhidrolisis yang tersisa dan diduga terdiri dari trigliserida rantai panjang sesuai dengan
spesifisitas lipase getah pepaya Giordani, et. al., 1991 Villeneuve, et. al., 1997.
Tabel 4.2 Pengaruh Lama Pendiaman Terhadap Laju Hidrólisis Enzim Lipase
Lama Pendia
man menit
Minyak Kelapa Miyak Kelapa Sawit
Minyak Jagung Triglis
erida yang
tidak Terhid
rolisis Kecepatan
Hidrolisis mgmenit
Triglis erida
yang tidak
Terhid rolisis
Kecepatan Hidrolisis
mgmenit Triglis
erida yang
tidak Terhid
rolisis Kecepatan
Hidrolisis mgmenit
100,00 -
100,00 -
100,00 -
180 77,68
12,44 85,74
7,94 85,81
7,90 360
75,80 6,74
84,85 4,22
84,74 4,25
540 74,97
4,65 83,78
3,01 83,86
2,99 720
71,51 3,97
83,57 2,29
83,46 2,30
900 69,62
3,38 83,32
1,86 83,27
1,86 1440
67,21 2,28
81,68 1,28
83,07 1,18
Keterangan: hasil didapat dari data rata rata tiga kali pengulangan Dari Tabel 3.2 dan Gambar 3.2, dapat dilihat bahwa persentase trigliserida
yang tidak terhidrolisis mengalami penurunan untuk minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak jagung. Terdapat perbedaan nilai persentase trigliserida
yang terhidrolisis antara ketiga jenis minyak, yaitu minyak kelapa mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada 2 jenis minyak yang lain, yaitu minyak kelapa
sawit dan minyak jagung. Antara minyak kelapa sawit dengan minyak jagung terdapat sedikit perbedaan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya
perbedaan komposisi asam lemak penyusun trigliserida dari ketiga jenis minyak. Minyak kelapa mempunyai komposisi asam lemak penyusun trigliserida jenis
asam rantai pendek. Untuk minyak kelapa sawit dan minyak jagung, mempunyai komposisi penyusun trigliserida jenis asam lemak rantai panjang dan asam lemak
yang mempunyai ikatan rangkaptidak jenuh.
Gambar 4.2 Pengaruh Lama Pendiaman Terhadap Trigliserida Yang Tidak Terhidrolisis
Dari Tabel 3.2 dan Gambar 3.3, dapat dilihat bahwa semakin lama pendiaman, maka kecepatan hidrolisis enzim lipase terhadap minyak semakin
kecil. Pada pendiaman 180 menit, kecepatan hidrolisis untuk minyak kelapa adalah 12,44 mgmenit, untuk minyak kelapa sawit adalah 7,94 mgmenit dan
untuk minyak jagung adalah 7,90 mgmenit dan menurun sesuai dengan lama pendiaman.
50 60
70 80
90 100
110
180 360
540 720
900 1440
T ri
g li
ser id
a Y an
g T
id ak T
er h
id ro
li si
s
Lama Pendiaman menit
Minyak Kelapa Miyak Kelapa Sawit
Minyak Jagung
Minyak kelapa mempunyai kecepatan hidrolisis yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan hidrólisis pada minyak kelapa sawit dan minyak
jagung. Kemampuan hidrólisis dari enzim lipase secara umum terbatas pada trigliserida dengan rantai pendek Giordani et. al., 1991. Hasil ini menunjukan
bahwa enzim lipase dari getah pepaya selektif terhadap asam lemak rantai pendek dan sesudah asam lemak rantai pendek habis terhidrolisis maka selanjutnya
kecepatan hidrolisis akan sangat lambat Villeneuve, et. al., 1997.
Gambar 4.3 Pengaruh Lama Pendiaman Terhadap Laju Hidrolisis Enzim Lipase
Oleh karena itu jika lama pendiaman semakin bertambah, maka trigliserida yang mengandung rantai pendek sudah tidak tersedia lagi untuk hidrolisis oleh
enzim lipase dan yang tinggal adalah trigliserida rantai sedang dan rantai panjang, sehingga kecepatan hidrolisis semakin rendah.
4.3 Pengaruh Aktivitas Enzim Lipase Selama Pendiaman terhadap Bilangan Penyabunan dari Minyak