4.4 Perkembangan Gross Domestic Product GDP di Indonesia
Gross Domestic Product menyatakan pendapatan total dan pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa. GDP dianggap sebagai
ukuran terbaik untuk menggambarkan perjalanan ekonomi negara. Perkembangan GDP atas dasar harga konstan selama periode tahun 1990 sampai pada tahun 2009
mengalami fluktuasi. Dari tahun 1990 dengan jumlah sebesar 115.217,3 miliar rupiah, GDP terus mengalami kenaikan sampai pada tahun 1997 dengan jumlah
sebesar 433.245,9 miliar rupiah. Terjadinya krisis ekonomi pada tahun 19971998 sangat mengguncang perekonomian Indonesia, yang otomatis mempengaruhi
besarnya jumlah GDP negara. Pada tahun 1998, tercatat bahwa GDP atas dasar harga konstan tahun 2000 adalah merosot ke angka 376.374,9 miliar rupiah.
Namun, dengan berbagai upaya pemerintah dalam mengatasi kondisi krisis tersebut, GDP Indonesia mulai meningkat sedikit demi sedikit. Demikian
selanjutnya perkembangan GDP terus menggambarkan peningkatan sampai pada saat ini. Hingga pada tahun 2009 tercat at jumlah GDP Indonesia sebesar 2.177
triliun rupiah. Perkembangan GDP selama periode tahun 1990 sampai tahun 2009 dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Perkembangan GDP Indonesia
1990 – 2009 Rp Miliar Tahun
GDP
1990 115217,3
1991 123181,1
1992 131101,6
1993 329775,8
1994 354640,8
1995 383792,3
1996 414418,9
1997 433245,9
1998 376374,9
1999 379352,5
2000 397934,3
2001 411132,1
2002 1506124,4
2003 1577171,3
2004 1656516,8
2005 1750656,1
2006 1846654,9
2007 1963974,3
2008 2082100
2009 2177000
Sumber : BPS Sumatera Utara, 2010, diolah
4.5 Perkembangan Nilai Kurs di Indonesia
Nilai tukar mata uang atau nilai kurs mempunyai pengaruh yang besar terhadap jalannya suatu perekonomian Miraza, 2006 : 3. Nilai tukar exchange
rate berdampak pada penentuan nilai tukar barang pada kegiatan perdagangan internasional. Untuk itu, menjaga kestabilan nilai tukar mata uang adalah sangat
penting bagi suatu negara.
Universitas Sumatera Utara
Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 sampai 1998 adalah bukti bahwa begitu pentingnya peran nilai kurs dalam perekonomian negara Indonesia.
Depresiasi rupiah yang terjadi pada saat itu sangat mengguncang perekonomian negara. Melemahnya rupiah terhadap mata uang negara lain seperti US Dollar,
mempengaruhi kegiatan perdagangan lokal, nasional, dan internasional. Nilai tukar rupiah terhadap US Dollar pada tahun 1997 melemah menjadi Rp 2.909,-
per dolar dari yang sebelumnya pada tahun 1996 sebesar Rp 2.383,- per dolar. Nilai rupiah turun drastis menjadi Rp 10.014,- per dolar pada tahun 1998, akibat
dari krisis moneter. Dari tahun 1990 sampai tahun 2009, nilai tukar rupiah terus mengalami
fluktuasi. Fluktuasi yang terjadi dapat ditandai dengan berubahnya nilai tukar tersebut baik naik maupun turun dalam jangka waktu yang sangat pendek,
sebagaimana dapat dilihat dari gambar 4.1 berikut :
K urs R p
2000 4000
6000 8000
10000 12000
1 9
9 1
9 9
1 1
9 9
2 1
9 9
3 1
9 9
4 1
9 9
5 1
9 9
6 1
9 9
7 1
9 9
8 1
9 9
9 2
2 1
2 2
2 3
2 4
2 2
5 2
6 2
7 2
8 2
9 K urs R p
Gambar 4.1 Perkembangan kurs tahun 1990 - 2009
Universitas Sumatera Utara
Dapat kita lihat bersama bahwa nilai tukar rupiah IDR terhadap US Dollar USD banyak mengalami naik turun selama kurun waktu 20 tahun
belakangan ini, yaitu dari tahun 1990 sampai tahun 2009. Dari tahun 1990 sampai tahun 1996 nilai tukar rupiah tidak begitu mengalami fluktuasi yang signifikan,
bahkan perubahan yang terjadi adalah peningkatan. Namun, sejak krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997, nilai kurs mulai mengalami fluktuasi yang signifikan.
Pada tahun 2001, nilai tukar rupiah melemah sampai Rp 10.261,-, kemudian kembali menguat mencapai Rp 9.311,- pada tahun berikutnya. Pada tahun 2008,
nilai rupiah kembali melemah menjadi Rp 10.950,- dan menguat kembali pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 9.400,-. Fluktuasi yang terjadi dalam jangka waktu
yang singkat inilah yang menjadi permasalahan dalam perjalanan ekonomi negara, karena nilai tukar tidak hanya memperngaruhi satu atau dua sektor. Namun,
banyak sektor yang menggantungkan “nasib”nya pada nilai kurs, misalnya seperti sektor industri, perdagangan dalam dan luar negeri, sektor perbankan, dan lainnya.
Dampak fluktuasi ini tidak saja bisa muncul saat terjadinya depresiasi, namun juga pada saat apresiasi.
Selain dampak, tentunya ada yang menjadi penyebab terjadinya fluktuasi atau ketidakstabilan nilai kurs. Fluktuasi nilai tukar rupiah yang terjadi yang
bahkan cenderung menurun dapat disebabkan oleh risiko ekonomi, risiko keuangan, dan risiko negara. Risiko ekonomi dapat dilihat dari seberapa jauh
pemerintah telah menjalankan program yang telah disusun untuk bidang ekonomi. Risiko keuangan yang muncul karena adanya masalah perbankan. Dan risiko
negara yang juga menekan nilai tukar rupiah sehubungan dengan keadaan politik
Universitas Sumatera Utara
dan keamanan negara. Kondisi politik dan keamanan yang tidak stabil sangat mengganggu lancarnya perjalanan ekonomi negara, bahkan dapat menyebabkan
perekonomian negara tidak jalan atau stagnan. Untuk itu, perlu adanya tindakan pemerintah yang responsif untuk menguatkan dan yang paling penting mencapai
dan menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Perkembangan nilai kurs rupiah IDR terhadap US Dollar USD selama
periode 1990 sampai 2009 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Perkembangan Nilai Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS
1990 – 2009 Rupiah Tahun
Kurs USDIDR
1990 1843
1991 1950
1992 2030
1993 2087
1994 2161
1995 2249
1996 2342
1997 2909
1998 10014
1999 7855
2000 8422
2001 10261
2002 9311
2003 8577
2004 8939
2005 9705
2006 9159
2007 9141
2008 9699
2009 10399
Sumber : Key Indicators For Asia and The Pasific, 2010
Universitas Sumatera Utara
4.6 Perkembangan Suku Bunga Deposito di Indonesia Sebelum masa Deregulasi, sesuai Instruksi Presiden No.28 tahun 1968,
suku bunga yang berlaku adalah suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Maka, seluruh bank umum di Indonesia menetapkan suku bunga yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia dalam menjalankan aktivitas perbankan. Namun, sejak
deregulasi bank-bank mulai menetapkan rate suku bunganya sendiri.
Perkembangan suku bunga deposito di Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6 Perkembangan Suku Bunga Deposito 12 bulan
1990 – 2009 Tahun
Suku Bunga Deposito
1990 17,37
1991 24,25
1992 21,5
1993 16,75
1994 12,75
1995 16,28
1996 16,7
1997 15,92
1998 28,29
1999 22,35
2000 12,17
2001 15,48
2002 15,28
2003 10,39
2004 7,07
2005 10,95
2006 11,63
2007 8,24
2008 10,43
2009 9.55
Sumber : BI Kantor Cabang Medan, 2010, diolah
Universitas Sumatera Utara
Sejak tahun 1990, suku bunga deposito dapat dikatakan cukup tinggi walaupun dengan kondisi yang berfluktuasi. Tahun 1998 merupakan puncak
tertingginya yaitu mencapai 28,29 . Gejolak ini merupakan dampak dari krisis moneter yang terjadi tahun 19971998. Demikian suku bunga deposito terus
mengalami naik turun selama periode ini. Sampai pada tahun 2009, tingkat suku bunga deposito adalah sebesar 9,55 yang dapat dikatakan berada pada tingkat
suku bunga yang normal.
4.7 Analisis Hasil 4.7.1 Analisis dan Pengumpulan Data