4. Bagi personalia bank. Rentabilitas bank yang baik merupakan kesempatan
bagi komisaris, direktur, manajer, dan para pegawai untuk menerima laba lebih dari laba yang diperoleh bank.
Analisis rentabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat efisisensi usaha dan profibilitas yang dicapai oleh bank. Dalam analisis ini dicari
hubungan timbal balik dengan pos-pos yang ada pada neraca bank guna mendapatkan berbagai indikasi yang berguna untuk mengukur efisiensi dan
profitabilitas.
2.3.2 Analisis Rasio Rentabilitas
Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank
yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Analisis rentabilitas juga
dimaksudkan untuk mengukur produktivitas aset yaitu kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya, dan
juga mengukur efisiensi penggunaan modal. Bank Indonesia menilai kondisi rentabilitas perbankan di Indonesia
didasarkan pada 2 indikator: a.
Return On Assets ROA atau Tingkat Pengembalian Aset
a TotalAktiv
ak SetelahPaj
LabaBersih ROA
Universitas Sumatera Utara
b. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO
Biaya operasional Pendapatan Operasional
Dalam perhitungan rasio-rasio rentabilitas ini biasanya dicari hubungan timbal balik antarpos, yang terdapat pada laporan laba rugi ataupun
hubungan timbal balik antarpos, yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang
bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan.
2.3.3 Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional BOPO
Untuk mengukur efisiensi bank, salah satu indikator yang dipakai adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional BOPO.
Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional termasuk beban bunga dan pendapatan operasional termasuk pendapatan bunga. Semakin
besar rasio BOPO, maka semakin tidak efisien suatu bank. Efisiensi bank dapat dikatakan membaik ditunjukkan oleh penurunan nilai BOPO.
Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Biaya X 100
BOPO =
Universitas Sumatera Utara
operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan
dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Berdasarka Surat Edaran BI No 330DPNP tgl 14 Desember 2001, maka rasio
ini dirumuskan sebagai berikut : Biaya operasional
Pendapatan Operasional Rasio BOPO Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Nilai BOPO Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional yang ideal agar suatu bank dinyatakan efisien adalah 70-80. Bank Indonesia menetapkan BOPO
80 agar sebuah bank umum dapat dikatakan dalam kondisi sehat.
Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan dan menyalurkan dana yang di
himpun dari masyarakat , maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga.
Secara teoritis, biaya bunga ditentukan berdasarkan perhitungan cost of loanable funds COLF secara weighted average cost, sedangkan penghasilan
bunga sebagian terbesar diperoleh dari interest income pendapatan bunga dari jasa pemberian kredit kepada masyarakat, seperti bunga pinjaman, provisi
X 100 BOPO =
Universitas Sumatera Utara
kredit, appraisal fee, supervision fee, commitment fee, syndication fee, dan lain-lain.
2.4 Tingkat Suku Bunga