4.3.1 Perkembangan Rasio BOPO
Membaiknya efisiensi bank umum dapat dilihat dari Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO yang mengalami penurunan.
Pada tahun 2000-2004 triwulan pertama nilai efisiensi bank umum sangat rendah karena BOPO bank umum diatas 100 yaitu mencapai 156.78.
Bahkan untuk tahun 2001 triwulan II dan III, BOPO mencapai 212.12 dan 201,21. Hal ini menunjukkan bahwa bank-bank umum di Sumatera Utara
memiliki efisiensi yang rendah dalam memperoleh laba. Tahun 2005 triwulan I kinerja bank umum mengalami perubahan yang
positif. Hal ini berdasarkankan nilai BOPO yang menurun dan mencapai 85,11. Tetapi, hal ini belum cukup memuaskan mengingat Bank Indonesia
telah menetapkan nilai rasio BOPO bagi suatu bank agar dapat dikatakan efisien adalah
70-80. Tahun 2006 triwulan III dan IV kembali rasio
BOPO bank umum mencapai nilai diatas 100 yaitu 101,12 dan 104.38. Hal ini juga dipengaruhi karena terjadinya fluktuasi ekonomi dan awal tahun
2007 triwulan I bank umum belum mampu mengendalikan tingkat efisiensinya sehingga rasio BOPO tidak mengalami perkembangan yang pesat
dan bank umum hanya mampu mencapai angka 90,87. Berikut dapat dilihat tabel perkembangan rasio BOPO :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Perkembangan Rasio BOPO
Tahun 2000 Triwulan III - 2007 Triwulan I
Tahun BOPO Y
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
Triwulan III Triwulan IV
Triwulan I Triwulan II
Triwulan III Triwulan IV
Triwulan I Triwulan II
Triwulan III Triwulan IV
Triwulan I Triwulan II
Triwulan III Triwulan IV
Triwulan I Triwulan II
Triwulan III Triwulan IV
Triwulan I Triwulan II
Triwulan III Triwulan IV
Triwulan I Triwulan II
Triwulan III Triwulan IV
Triwulan I 156.78
166.99 180.49
212.13 201.21
191.50 147.67
148.84 144.16
152.81 148.31
128.11 126.40
119.87 131.76
98.68 101.41
99.14 85.11
95.30 98.71
98.06 98.81
97.68
101.12 104.38
90.87
Sumber : LPPD, Kantor Bank Indonesia, 2007
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Perkembangan Suku Bunga Kredit
Yang dimaksud dengan bunga kredit adalah suatu jumlah ganti kerugian atau balas jasa atas penggunaan uang oleh nasabah. Dari tahun 2000
sampai tahun 2002 tingkat suku bunga kredit terus mengalami kenaikan yang pesat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat suku bunga tahun 2000 18,64 naik
hingga tahun 2002 mencapai 20,21. Tahun 2003, tingkat suku bunga kredit terus menurun mencapai
14,39. Sampai tahun 2004 tingkat suku bunga kredit tetap mengalami penurunan hingga mencapai 12,74. Ini menunjukkan bahwa minat
masyarakat untuk melakukan pinjaman kepada bank mengalami penurunan. Hal ini disebabkan selain karena tingginya suku bunga kredit, juga disebabkan
oleh mulai berkembangnya fasilitas-fasilitas baru yang diberikan oleh pihak bank, seperti kredit KPR dan penggunaan kartu plastik.
Pada akhir tahun 2005 dan akhir tahun 2006, tingkat suku bunga kredit sedikit mengalami kenaikan yaitu 14,57 dan 14,45. Kemudian mengawali
tahun 2007 pada triwulan I, tingkat suku bunga mengalami penurunan menjadi 13,42. Untuk mengetahui perkembangan suku bunga kredit dapat
dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Perkembangan Suku Bunga Kredit
Tahun 2000 Triwulan III - 2007 Triwulan I
Tahun Suku Bunga Kredit X
1
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
Triwulan III Triwulan IV
Triwulan I Triwulan II
Triwulan III Triwulan IV
Triwulan I Triwulan II
Triwulan III Triwulan IV
Triwulan I Triwulan II
Triwulan III Triwulan IV
Triwulan I Triwulan II
Triwulan III Triwulan IV
Triwulan I Triwulan II
Triwulan III Triwulan IV
Triwulan I Triwulan II
Triwulan III Triwulan IV
Triwulan I 18.35
18.64 18.99
19.22 19.41
19.85 20.04
20.11 20.18
20.21 16.78
16.31 15.15
14.39 13.87
13.61 13.14
12.74 12.56
12.47 13.73
14.57 14.94
14.98 14.53
14.45 13.42
Sumber : LPPD, Kantor Bank Indonesia, 2007
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Perkembangan NPL Non Performing Loan