Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Syariah

16 Hal yang serupa juga ditunjukkan oleh Anggriawan 2010. Di dalam penelitiannya, karakteristik nasabah pembiayaan syariah dapat dilihat dari tingkat pendidikan, jenis kelamin, jumlah tanggungan keluarga, keuntungan usaha, frekuensi pembiayaan, nisbah bagi hasil, komposisi modal usaha, dan sektor usaha. Tingkat pendidikan para nasabah beragam, namun yang paling banyak adalah tamatan SMUsederajat. Untuk jenis kelamin, pria lebih banyak dibandingkan wanita yang direalisasikan pembiayaannya dengan jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki nasabah rata-rata sebanyak empat orang. Keuntungan usaha terbesar tiap tahunnya berasal dari sektor perdagangan, yaitu Rp 143.505.995,00 per tahun. Frekuensi pembiayaannya berkisar antara 2-10 kali. Nisbah bagi hasil usaha rata-rata sebesar Rp 17.039.083,25 per tahun dan komposisi modal usaha rata-rata sebesar 55,06 persen. Selain itu, dapat terlihat pula bahwa sektor yang paling besar realisasi pembiayaannya adalah sektor perikanan dan yang paling kecil adalah sektor perdagangan.

2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Syariah

Faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah dapat dilihat dari variabel karakteristik nasabah yang direalisasikan pembiayaanya. Setiap variabel akan menggambarkan pengaruh atau tidaknya terhadap jumlah realisasi pembiayaan. Farida 2007 menduga adanya beberapa faktor yang mempengaruhi pembiayaan syariah dalam pembiayaan agribisnis. Faktor-faktor tersebut adalah jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha, pendapatan usaha, skala usaha, frekuensi pembiayaan, jangka waktu angsuran, pengetahuan mengenai akad, serta sektor usaha. Berdasarkan hasil penelitiannya, diketahui enam variabel yang berpengaruh nyata, yaitu skala usaha, jangka waktu angsuran, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan usaha, frekuensi pembiayaan, dan sektor usaha. Pengalaman usaha dianggap tidak berpengaruh nyata karena dalam penyaluran pembiayaan, pihak KBMT tidak memberikan plafon pembiayaan atas dasar pengalaman usaha dari nasabah. Sedangkan variabel pengetahuan skim pembiayaan tidak berpengaruh secara nyata karena sebagian besar pola pikir nasabah mengenai pembiayaan masih bersifat konvensional. Kurnia 2009 juga meneliti hal yang sama dan membahas tujuh faktor yang diduga mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis, 17 yaitu pengalaman usaha, profit usaha, frekuensi pembiayaan, nisbah bagi hasil, tahun pendidikan, komposisi modal usaha, dan sektor usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah pada sektor agribisnis hanya satu, yaitu nisbah bagi hasil. Bagi hasil semakin besar dengan mengikuti besarnya nilai realisasi pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis. Sedangkan faktor-faktor lainnya tidak berpengaruh secara nyata. Selain itu, dalam penelitian lain tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan syariah pada sektor agribisnis yang dilakukan Anggriawan 2010, dijelaskan bahwa dari delapan faktor yang diduga berpengaruh terhadap realisasi pembiayaan murabahah pada sektor agribisnis, terdapat empat faktor yang berpengaruh nyata. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut adalah nisbah bagi hasilmargin, komposisi modal usaha, pengetahuan mengenai akad pembiayaan, dan sektor usaha yang dimiliki nasabah. Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh adalah jumlah tanggungan keluarga, keuntungan usaha, frekuensi pembiayaan, dan tahun pendidikan. Adapun dalam penelitian yang dilakukan ini juga akan membahas mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah pada sektor agribisnis dengan menggunakan perhitungan regresi linier berganda. Namun, terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu lokasi penelitian serta hanya fokus kepada agribisnis sektor perdagangan. Selain itu, ada delapan faktor yang diduga memiliki pengaruh dalam realisasi. Faktor-faktor tersebut yaitu usia, jenis kelamin, jumlah tanggungan keluarga, lama pendidikan, lama usaha, pendapatan bersih usaha per bulan, frekuensi pinjaman, dan agunan. 18 III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis