mengevaluasi besarnya konsentrasi toksikan dan durasi pemaparan yang dapat menimbulkan efek toksik pada jaringan biologis Pratiwi, dkk., 2012.
2.7 Ikan Nila
Ikan nila selama ini dikenal dengan nama ilmiah Tilapia nilotica, namun menurut klasifikasi terbaru pada tahun 1982 nama ilmiah ikan nila berubah
menjadi Oreochromis niloticus Kordi, 2004. 2.7.1
Klasifikasi Ikan Nila
Klasifikasi ikan nila Oreochromis niloticus adalah sebagai berikut : Filum
: Chordata Subfilum
: Vertebrata Kelas
: Osteichtyes Subkelas
: Acanthopterygii Ordo
: Percomorphi SubOrdo
: Percoidea Famili
: Cichlidae Genus
: Oreochromis Spesies
: Oreochromis niloticus
2.7.2 Morfologi Ikan Nila
Ikan nila Oreochromis nilotica memiliki ciri morfologi, yaitu berjari-jari keras, sirip perut torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing.
Tanda lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya hitam dan agak keputihan. Bagian bawah tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila
lokal putih agak kehitaman bahkan ada yang kuning. Sisik ikan nila berukuran besar, kasar dan tersusun rapi Setiawan, 2012. Warna tubuh ikan nila amat
bervariasi tergantung pada strain atau jenisnya. Mata ikan nila berbentuk bulat menonjol, dan bagian tepi berwarna putih. Ciri pada ikan nila adalah garis vertikal
yang berwarna gelap di sirip ekor sebanyak enam buah. Garis seperti itu juga terdapat di sirip punggung dan sirip dubur Rukmana,1997.
Morfologi dan anatomi ikan nila Oreocrhomis nilotica dapat dilihat sebagai berikut Amri dan Khairuman, 2003.
Gambar 2.1 Morfologi dan Anatomi Ikan Nila
Ikan nila berwarna putih kehitaman, makin ke perut makin terang. Ikan nila mempunyai garis vertikal 9 - 11 buah berwarna hijau kebiruan. Pada sirip ekor
terdapat 6 - 12 garis melintang yang ujungnya berwana kemerah-merahan, sedangkan punggungnya terdapat garis-garis miring. Letak mulut ikan terminal,
garis rusuk Linea lateralis terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang di atas sirip dada dengan jumlah sisik pada garis rusuk 34 buah Andrianto, 2005.
Seperti ikan yang lain, jenis kelamin ikan nila yang masih kecil, belum tampak dengan jelas. Perbedaannya dapat diamati dengan jelas setelah bobot
badannya mencapai 50 gram. Ikan nila yang berumur 4 - 5 bulan 100 - 150 g sudah mulai kawin dan bertelur. Tanda-tanda ikan nila jantan adalah warna badan
lebih gelap dari ikan betina, alat kelamin berupa tonjolan papila di belakang lubang anus, dan tulang rahang melebar ke belakang. Sedangkan tanda-tanda ikan
nila betina adalah alat kelamin berupa tonjolan di belakang anus, dimana terdapat 2 lubang. Lubang yang di depan untuk mengeluarkan telur, sedang yang di
belakang untuk mengeluarkan air seni dan bila telah mengandung telur yang masak, dan perutnya tampak membesar Adrianto, 2005.
Ikan nila Oreochromis niloticus adalah salah satu jenis ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Ikan nila kini banyak dibudi dayakan
di berbagai daerah karena kemampuan adaptasinya bagus di dalam berbagai jenis air. Nila dapat hidup di air tawar, air payau, dan air laut. Ikan nila juga tahan
terhadap perubahan lingkungan, bersifat omnivora dan mampu mencerna makanan secara efisien. Pertumbuhan cepat dan tahan terhadap serangan penyakit.
Para pakar budidaya ikan dari Departemen Perikanan dan Akuakultur FAO menganjurkan agar ikan nila ini dibudidayakan karena dapat dipelihara di kolam
yang sempit, seperti kolam pekarangan atau comberan Ghufran, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tahapan penelitian meliputi pengumpulan dan pengolahan tumbuhan, pelarutan getah buah
pepaya, penyiapan hewan percobaan, penentuan nilai LC
50
larutan getah buah pepaya, pengamatan gejala toksisitas dan kematian.
3.1 Alat dan Bahan