Bila tanaman dihadapkan pada kondisi kering terdapat dua macam tanggapan yang dapat memperbaiki status air, yaitu: 1 tanaman mengubah
distribusi asimilat
baru untuk
mendukung pertumbuhan
akar dengan
mengorbankan tajuk, sehingga dapat meningkatkan kapasitas akar menyerap air serta menghambat pemekaran daun untuk mengurangi transpirasi, 2 tanaman
akan mengatur derajat pembukaan stomata untuk menghambat kehilangan air lewat transpirasi Mansfield Atkinson 1990. Menurut Pugnaire et al 1999
bergantung responnya terhadap kekeringan, tanaman dapat diklasifikasikan menjadi 1 tanaman yang menghindari kekeringan drought avoiders dan 2
tanaman yang mentoleransi kekeringan drought tolerators. Tanaman yang menghindari kekeringan membatasi aktivitasnya pada periode air tersedia atau
akuisisi air maksimum antara lain dengan meningkatkan jumlah akar dan modifikasi struktur dan posisi daun. Tanaman yang mentoleransi kekeringan
mencakup penundaan dehidrasi atau mentoleransi dehidrasi. Penundaan dehidrasi mencakup peningkatan sensitivitas stomata dan perbedaan jalur fotosintesis,
sedangkan toleransi dehidrasi mencakup penyesuaian osmotik. Relative Water Content RWC yang mengambarkan kadar relatif air daun
merupakan parameter ketahanan tanaman menghadapi cekaman kekeringan. Proses fotosintesis pada sebagaian besar tanaman akan mulai tertekan bila nilai
RWC tanaman lebih rendah dari 70 persen, sehingga tanaman memerlukan pengaturan dalam tubuhnya diantaranya dengan melakukan penutupan stomata
Quilambo 2004.
2.3 Peranan FMA
Fungi mikoriza arbuskula
Mikoriza adalah suatu struktur khas pada sistem perakaran yang terbentuk sebagai manifestasi adanya simbiosis mutualistis antara fungi myces dan
perakaran rhiza dari tumbuhan tingkat tinggi. Berdasarkan struktur dan cara infeksinya pada sistem perakaran inang maka mikoriza dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan besar yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah endomikoriza tipe arbuskula.
Endomikoriza dapat dibedakan dengan ektomikoriza dengan memperlihatkan karakteristik 1 sistem perakaran yang kena infeksi tidak membesar, 2 funginya
membentuk struktur lapisan hifa tipis dan tidak merata pada permukaan akar,
3 hifa menyerang ke dalam individu sampai jaringan korteks, 4 pada umumnya ditemukan struktur percabangan hifa yang disebut arbuskula dan
struktur khusus berbentuk oval yang disebut dengan vesikel Smith Read 1997. Telah banyak dibuktikan bahwa FMA mampu memperbaiki penyerapan
hara dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Cendawan itu menginfeksi akar tanaman kemudian memperoduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman
yang bermikoriza akan mampu meningkatkan kapasitasnya dalam penyerapan unsur hara. Unsur hara yang diserap tanaman yang terinfeksi FMA terutama P,
karena P diperlukan tanam an dal am j umlah rel atif ban yak, tet api ketersediaannya terutama pada tanah-tanah masam menjadi terbatas sehingga sering
menjadi salah satu faktor pembatas dalam meningkatkan produktivitas tanaman. Selain unsur P unsur mikro seperti Cu, Zn, dan B dapat ditingkatkan penyerapannya
pada tanaman yang berasosiasi dengan mikoriza Marschner, 1994. Sel ain itu juga Quim et et al 1996 mengungkapkan bahwa akar yang terinfeksi
mikoriza mampu meningkatkan penyerapan NH4
+
dan NO3
-
serta Ruiz – Lozano et al 2001 menyatakan bahwa FMA dapat menigkatkan ketahanan tanaman
pada kondisi kekurangan air melalui peningkatan penyerapan hara, transpirasi daun dan efisiensi penggunaan air sehingga terjadi penurunan nisbah akar
terhadap pupus. Song 2005 menyatakan mekanisme vesicular-arbuscular mycorrhiz
VAM dapat meningkatkan ketahanan terhadap cekaman kekeringan pada
tanaman kemungkinan karena beberapa faktor: 1 meningkatkan hara tanah di rhizosfer, 2 memperluas area akar tanaman sehingga meningkatkan efisiensi
penyerapan air, 3 meningkatkan penyerapan unsur hara P dan unsur hara lainnya, 4 mengaktifkan sistem pertahanan tanaman secara cepat, 5
melindungi tanaman dari kerusakan oksidatif karena kekeringan, 6 mempengaruhi ekspresi gen bahan.
Morte et al 2000 Peran FMA sebetulnya secara tidak langsung meningkatkan ketahanan terhadap kadar air yang ekstrim. Cendawan mikoriza
dapat mempengaruhi kadar air tanaman inang. Menurut Foth 1991 tanaman inang dimanfaatkan jamur sebagai makanan adalah keuntungan bagi tanaman
inang yaitu : 1 Permukaan akar bertambah dengan bertambah efektifnya penyerapan nutrien partikel fosfor dan air,
2 Fungsi akar menjadi lebih luas, 3 Toleransi terhadap kekeringan dan panas bertambah 4 Sumbangan nutrient tanah lebih tersedia 5 Terhambatnya infeksi
oleh organisme penyakit. Marschner 1995 Jaringan hifa eksternal dari mikoriza akan memperluas bidang serapan air dan hara. disamping itu ukuran hifa yang
lebih halus dari bulu-bulu akar memungkinkan hifa bisa menyusup ke pori-pori tanah yang paling kecil mikro sehingga hifa bisa menyerap air pada kondisi
kadar air tanah yang sangat rendah.
2.4 Mikoriza dan Serapan Air