4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Respon Umur Tanaman Pada Cekaman Kekeringan
Cekaman kekeringan merupakan salah satu faktor pembatas
yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk
tetap hidup setiap jenis tanaman memiliki respon yang berbeda dalam mengatasi cekaman kekeringan. Pengaruh cekaman kekeringan bergantung pada genetik
tanaman, dimana
perbedaan morfologi,
anatomi dan
metabolisme akan
menghasilkan respon yang berbeda terhadap cekaman kekeringan Hamim 2004. Tanaman yang tidak mampu beradaptasi pada kondisi cekaman kekeringan akan
mati apabila mengalami cekaman lebih lanjut Sopandie 2006. Tabel 1. Matriks respon umur tanaman pada cekaman kekeringan hari
Jenis Rumput
Umur tanaman hari 4
8 12
16 20
24 28
DD MM
PM SSC
BD PD
SS BH
CG PN
Keterangan : 1. Tanaman masih hidup
Tanaman sudah layu permanen 2. DD: Digitaria decumben, MM: Melinis minutiflora, PM: Panicum maximum, SSC:
Stenotaphrum secundatum, BD: Brachiaria decumben, PD: Paspalum dilatatum, SS:
Setaria splendida, BH: Brachiaria humidicola, CG: Chloris gayana, PN: Paspalum notatum
Hasil pengamatan tanaman rumput di rumah kaca yang dilakukan setiap 4 hari menunjukan bahwa tanaman yang diberi perlakuan stres kekeringan
memberikan respon yang berbeda pada usia hidup tanaman. Setiap jenis tanaman rumput yang diberi perlakuan stres kekeringan dapat bertahan hidup antara hari ke
12 sampai hari ke 28. Rumput yang memiliki usia hidup terlama adalah Chloris gayana dan Paspalum notatum sampai dengan umur 28 hari setelah dimulai
perlakuan kekeringan, sedangkan rumput Digitaria decumben dan Melinis minutiflora mengalami layu permanen lebih cepat dibanding jenis lainnya. Dubey
1995 menyatakan bahwa sifat peka dan toleran suatu tanaman bergantung pada sifat genetik dan respon biokimia yang dimiliki suatu spesies, sehingga selama
bertahun-tahun para peneliti menitikberatkan untuk menciptakan adaptabilitas tanaman secara genetik dan biokimia menghadapi berbagai kondisi cekaman
lingkungan.
4.2 Kadar Air Tanah
Kadar air tanah mengambarkan besarnya air tersedia yang diserap oleh tanaman untuk melakukan pertumbuhan hingga batas dimana air menjadi tidak
tersedia dan tanaman mengalami layu. Hasil pengamatan terhadap kadar air tanah ditampilkan pada Tabel 2.
Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa interaksi antara perlakuan cekaman kekeringan dan aplikasi FMA Fungi mikoriza arbuskula dengan jenis
rumput menunjukan perbedaan yang sangat nyata P0,01 terhadap kadar air tanah.
Tabel 2. Rataan Kadar Air Tanah
Jenis Perlakuan Kekeringan dan FMA
Rataan W0M0
W1M0 W0M1
W1M1 DD
37,86 ± 0,47
a
28,54 ± 1,54
b
38,02 ± 0,83
a
29,34 ± 2,1
6b
33,44 ± 1,25
A
MM 38,70 ± 0,49
a
24,14 ± 1,95
cd
38,42 ± 0,70
a
23,84 ± 1,28
d
31,28 ± 1,10
B
PM 38,36 ± 0,81
a
20,94 ± 1,35
gh
38,16 ± 0,45
a
21,88 ± 2,1
6fgh
29,84 ± 1,19
E
SSC 38,46 ± 0,46
a
23,76 ± 1,04
de
39,14 ± 0,59
a
22,98 ± 0,79
def
31,09 ± 0,72
BC
BD 38,76 ± 0,18
a
22,86 ± 1,21
def
38,82 ± 0,94
a
22,82 ± 1,50
def
30,82 ± 0,96
BCD
PD 38,62 ± 0,50
a
22,58 ± 1,53
defg
38,22 ± 0,69
a
21,92 ± 1,37
efgh
30,34 ± 1,02
CDE
SS 38,16 ± 0,13
a
25,70 ± 2,17
c
38,62 ± 0,67
a
23,82 ± 2,45
d
31,58 ± 1,36
B
BH 37,84 ± 1,40
a
22,60 ± 2,39
defg
37,72 ± 1,88
a
22,92 ± 1,47
def
30,27 ± 1,78
CDE
CG 37,94 ± 0,88
a
21,68 ± 1,01
fgh
38,08 ± 0,79
a
22,82 ± 1,33
def
30,13 ± 1,00
DE
PN 38,22 ± 0,31
a
22,46 ± 0,75
defg
38,32 ± 0,52
a
20,20 ± 0,16
h
29,80 ± 0,43
E
Rataan 38,29±0,56
A
23,53 ± 1,49
B
38,35 ± 0,81
A
23,25 ± 1,47
B
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh superskrip huruf besar yang berbeda pada baris dan kolom yang
sama menunjukan berpengaruh sangat nyata P0,01 2.
Angka yang diikuti oleh superskrip huruf kecil yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukan berpengaruh sangat nyata P0,01
3. DD: Digitaria decumben, MM: Melinis minutiflora, PM: Panicum maximum, SSC:
Stenotaphrum secundatum, BD: Brachiaria decumben, PD: Paspalum dilatatum, SS:
Setaria splendida, BH: Brachiaria humidicola, CG: Chloris gayana, PN: Paspalum notatum
Perlakuan W0M1 pada rumput Stenotaphrum secundatum memiliki nilai rataan kadar air tanah tertinggi sebesar 39,14 sedangkan nilai rataan terendah
pada tanaman Paspalum notatum yang mendapatkan perlakuan W1M1 dengan nilai 20,20. Hasil ini menunjukan bahwa rumput Stenotaphrum secundatum
lebih baik dari rumput Paspalum notatum dalam mempertahankan air tanah, hal ini di sebabkan perlakuan penyiraman W0 pada rumput Stenotaphrum
secundatum memberikan pengaruh terhadap ketersediaan air tanah agar tetap tinggi sedangkan pada rumput Paspalum notatum yang diberi perlakuan
kekeringan W1 akan mengalami penurunan kadar air tanah. Pada perlakuan penyiraman W0, nilai rataan W0M0 terhadap W0M1 tidak
berbeda P0,01, demikian juga pada perlakuan tanpa penyiraman W1. Ini menunjukan bahwa pemberian perlakuan FMA Fungi mikoriza arbuskula tidak
memberikan pengaruh terhadap status nilai kadar air tanah baik pada perlakuan penyiraman W0 maupun pada tanpa penyiraman W1.
Nilai rataan kadar air tanah pada jenis tanaman menunjukan bahwa rumput Digitaria decumben memiliki nilai rataan tertinggi yaitu sebesar 33,44,
sedangkan yang paling terendah adalah rumput Paspalum notatum dengan rataan 29,80.
4.3 Potensial Air Daun