Produksi Berat Kering Akar

sebesar 9,54 g, namun demikian rumput Panicum maximum dan Brachiaria decumben memiliki respon terhadap usia layu permanen yang lebih singkat yaitu: hari ke-16 dan hari ke-20 dibandingkan rumput Paspalum notatum yang mampu bertahan sampai dengan hari ke-28. Terjadinya penurunan berat kering tajuk selain disebabkan oleh terhambatnya laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman juga disebabkan oleh faktor genetik tanaman. Karti 2004 menyatakan bahwa cekaman kekeringan dapat memperkecil ukuran daun sehingga menurunkan kemampuan untuk berfotosintesis sehingga pembentukan fotosintat menurun, akibatnya produksi bahan kering tajuk menurun.

4.7 Produksi Berat Kering Akar

Cekaman kekeringan akan menghambat transport dan translokasi unsur hara dan air sehingga menghambat proses fotosintesis yang pada akhirnya dapat menurunkan produksi berat kering akar. Hasil pengamatan terhadap produksi berat kering akar rumput ditampilkan pada Tabel 7. Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa interaksi antara perlakuan cekaman kekeringan dan aplikasi FMA Fungi mikoriza arbuskula dengan jenis rumput menunjukan perbedaan yang sangat nyata P0,01 terhadap produksi berat kering akar tanaman. Tabel 7. Berat Kering Akar gPot. Jenis Perlakuan Kekeringan dan FMA Rataan W0M0 W1M0 W0M1 W1M1 DD 9,8 ± 4,9 cdef 9,0 ± 2,9 cdefgh 11,0 ± 5,3 cde 9,8 ± 5,5 cdef 9,92 ± 4,6 C MM 9,8 ± 4,9 cdefg 8,7 ± 3,1 cdefgh 8,0 ± 4,7 cdefgh 6,1 ± 3,1 defgh 8,14 ± 3,9 CDE PM 18,4 ± 8,2 b 14,5 ± 7,9 bc 14,7 ± 3,3 bc 14,2 ± 4,6 bc 15,44 ± 6,0 B SSC 2,5 ± 1,9 h 2,9 ± 0,7 gh 4,8 ± 3,5 efgh 3,2 ± 1,0 fgh 3,37 ± 1,7 F BD 9,8 ± 4,9 defgh 9,0 ± 2,9 defgh 9,9 ± 5,3 defgh 10,3 ± 6,3 efgh 9,74 ± 4,8 DE PD 5,5 ± 3,9 efgh 7,2 ± 2,2 defgh 9,8 ± 2,8 cdefg 8,7 ± 1,5 cdefgh 7,79 ± 2,5 CDE SS 29,9 ± 8,5 a 17,8 ± 6,1 b 33,8 ±6,9 a 12,8 ± 2,5 bcd 23,57 ± 6,0 A BH 6,2 ± 3,7 defgh 5,7 ± 1,0 efgh 9,5 ± 4,0 cdefg 6,0 ± 1,8 efgh 6,85 ± 2,6 DE CG 2,9 ± 2,3 gh 5,4 ± 1,7 efgh 7,0 ± 4,9 defgh 6,5 ± 4,1 defgh 6,30 ± 3,2 EF PN 9,4 ± 9,8 cdefg 6,3 ± 2,0 defgh 10,0 ± 3,6 cdef 9,4 ± 3,2 cdefg 8,78 ± 4,6 CD Rataan 11,26 ± 5,3 A 8,65 ± 3,0 B 11,84 ± 4,4 A 8,70 ± 3,3 B Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh superskrip huruf besar yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukan berpengaruh sangat nyata P0,01 2. Angka yang diikuti oleh superskrip huruf kecil yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukan berpengaruh sangat nyata P0,01 3. DD: Digitaria decumben, MM: Melinis minutiflora, PM: Panicum maximum, SSC: Stenotaphrum secundatum, BD: Brachiaria decumben, PD: Paspalum dilatatum, SS: Setaria splendida, BH: Brachiaria humidicola, CG: Chloris gayana, PN: Paspalum notatum Perlakuan W0M1 pada rumput Setaria splendida memberikan produksi tertinggi 33,8g, sedangkan perlakuan W0M0 pada rumput Stenotaphrum secundatum mempunyai produksi terendah 2,5g. Produksi berat kering akar antara perlakuan menunjukan bahwa perlakuan W0M1 memiliki nilai rataan tertinggi sebesar 11,84 g, sedangkan yang terendah adalah pada perlakuan W1M0 dengan nilai rataan 8,65 g. Hal ini menunjukan bahwa pemberian FMA memberikan respon terbaik terhadap produksi berat kering akar, sedangkan pada perlakuan tanpa FMA mengalami gangguan terhadap produksi berat kering akar. Pada antara perlakuan penyiraman M0 dan tanpa penyiraman M1 pemberian FMA menunjukan tidak berbeda P0,01. Berat kering akar pada semua jenis tanaman umumnya menunjukan adanya pengurangan sejalan dengan berkurangnya ketersediaan air pada tanaman. Pengurangan berat ini terjadi karena pada saat tanah kekurangan air tanaman akan memberikan respon terhadap sistim perakaran seperti akar akan lebih panjang, lebih halus dan banyak cabangnya untuk mempermudah menjangkau air. Sitompul dan guritno 1995 menyatakan bahwa tanaman akan membentuk akar yang lebih banyak dengan berat kering akar yang lebih rendah dalam keadaan kekurangan air dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh dalam keadaan cukup air. Penurunan produksi berat kering akar tertinggi adalah pada rumput Setaria splendida sebesar 51,95 sedangkan penurunan yang paling terendah adalah pada rumput Brachiaria decumben sebesar 2,11. Dari perbandingan tersebut diduga bahwa rumput Brachiaria decumben lebih toleran dibanding rumput Setaria splendida. Huang dan Fry 1988 mengatakan bahwa perakaran pada tanaman setelah pengeringan tanah akan menurunkan berat kering akar secara nyata. Rumput yang mampu bertahan hidup pada kondisi stres kering akan menurunkan berat kering akarnya.

4.8 Index Sesitivitas Kekeringan