Tabel 2. Potensi beberapa tanaman sebagai bahan baku etanol
No. Jenis Tanaman Hasil Panen tonhatahun Etanol
literhatahun 1 Jagung
1-6 400-2.500
2 Singkong
10-50 2.000-7.000
3 Tebu
40-120 3.000-8.500
4 Ubi Jalar
10-40 1.200-5.000
5 Sorgum
3-12 1.500-5.000
6 Sorgum manis
20-60 2.000-6.000
7 Kentang
10-35 1.000-4.500
8 Bit
20-100 3.000-8.000
Tabel 2 menunjukkan bahwa singkong merupakan tanaman penghasil etanol kedua setelah tebu. Hal ini menunjukkan bahwa singkong memiliki potensi
yang cukup bagus sebagai tanaman bahan baku etanol. Bit tidak dipertimbangkan karena tidak dapat berproduksi optimal di Indonesia sehingga tidak ekonomis.
Keunggulan singkong dibanding tebu adalah masa panen singkong relatif lebih singkat dan biaya produksi lebih murah. Singkong yang akan digunakan sebagai
bahan Fuel Grade Ethanol FGE disarankan memiliki kadar pati tinggi, potensi hasil tinggi, tahan cekaman biotik dan abiotik, dan fleksibel dalam usaha tani dan
umur panen Yakinudin, 2010.
2.4 Pati Tanaman
Singkong
Pati merupakan karbohidrat berupa polisakarida yang terbentuk dari tanaman hijau melalui proses fotosintesis. Untuk mengetahui kadar karbohidrat
dalam singkong, Tabel 3 menunjukkan komposisi kimia singkong. Bentuk pati
berupa kristal bergranula yang tidak larut dalam air pada temperatur ruangan. Pati
memiliki perbedaan bentuk dan ukuran granula tergantung pada jenis tanamannya.
Tabel 3 menunjukkan bahwa dalam singkong terdapat 34 gram karbohidrat. Karbohidrat tersebut merupakan polisakarida yang berarti pati,
sehingga dapat dikatakan bahwa dalam singkong terdapat 34 gram pati.
Tabel 3. Komposisi kimia singkong
Komponen Kadar 100
gram Kalori 146
kal Air 62,5
gram Phospor 40
gram Karbohidrat 34
gram Kalsium 33
mg Vitamin C
30 mg Protein 1,2
gram Besi 0,7
mg Lemak 0,3
gram Vitamin B1
0,06 mg Berat yang dapat dimakan
75 mg Sumber : BSN, 1996
Pati mengandung 10 air pada RH 54 dan 20
o
C. Pada umumnya pati tersusun dari 25 amilosa dan 75 amilopektin. Amilosa merupakan polimer
berbentuk panjang dan lurus dan sedikit cabang kurang dari 1 Nwokocha, 2008 dengan berat molekul 50.000-200.000 gmol. Unit-unit glukosa terhubung
oleh ikatan α-1,4 pada molekul amilosa. Molekul amilosa berbentuk helix dan
bersifat hidrofobik. Amilopektin memiliki bentuk yang bercabang dan memiliki berat molekul 10
7
-10
9
gmol bergantung pada jenis tanamannya. Pati terbentuk dari monomer-monomer glukosa.
Berdasarkan Wikipedia, amilosa merupakan polisakarida yang tersusun dari glukosa sebagai monomernya. Tiap-tiap monomer terhubung dengan ikatan
1,6-glikosidik. Amilosa merupakan polimer tidak bercabang yang bersama-sama dengan amilopektin menjadi komponen penyusun pati. Amilosa sebagai fraksi
pati yang larut dalam air, tetapi tidak larut dalam N-butanol atau pelarut organik polar lainnya, tersusun dari rantai lurus D-glukosa yang berkaitan a -1,4 dengan
derajat polimerasi antara 100-400, berwarna biru tua dengan iodine. Amilosa menyusun sekitar 20 dari pati serealia, tetapi hanya 1 dalam jagung dan
sorgum.
2.5 Lahan