Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Tingkat produksi singkong dan produksi pati singkong memiliki keterkaitan yang erat dengan unsur karakteristik lahan yang dievaluasi. Hubungan antara produksi singkong teraan dengan produksi pati singkong teraan memiliki pola yang berbeda-beda. Pola hubungantrendline antara elevasi, kemiringan lereng, dan Al dengan produksi singkong teraan dan produksi pati singkong teraan adalah berbanding terbalik. Pola hubungantrendline yang dihasilkan antara C-organik, KTK, KB dengan produksi singkong teraan dan produksi pati singkong teraan adalah pola hubungan yang berbanding lurus. Pola hubungan yang memiliki peak puncak didapatkan dari hubungan antara pH dan tekstur dengan produksi singkong teraan dan produksi pati singkong teraan. 2. Kelas kesesuaian lahan yang berbasis produksi singkong dan produksi pati singkong diperoleh melalui hubungan antara kualitas lahan dengan produksi singkong dan produksi pati singkong. 3. Karakteristik lahan yang terkait dengan temperatur adalah elevasi ketinggian. Berdasarkan produksi singkong, tanah dengan ketinggian 497,25 mdpl tergolong kelas S1, ketinggian 497,25-714,64 mdpl tergolong kelas S2, ketinggian 714,64-1095,07 mdpl tergolong kels S3 dan ketinggian 1095,07 mdpl tergolong kelas N. Sedangkan berdasarkan produksi pati singkong, tanah dengan ketinggian 490,25 mdpl tergolong kelas S1, ketinggian 490,25-672,75 mdpl tergolong kelas S2, ketinggian 672,75-991,5 mdpl tergolong kelas S3, dan ketinggian 991,5 mdpl tergolong kelas N. 4. Karakteristik lahan yang terkait dengan kondisi perakaran adalah kelas tekstur yang ditentukan berdasarkan komposisi kadar pasir, debu dan liat dalam tanah. Berdasarkan produksi singkong, tanah yang tergolong kelas S1 memiliki kelas tekstur liat dan liat berdebu; kelas S2 memiliki kelas tekstur liat berpasir, lempung berliat dan lempung liat berdebu; kelas S3 memiliki kelas tekstur lempung, lempung berpasir, lempung liat berpasir, lempung berdebu; sedangkan kelas N mempunyai kelas tekstur debu, pasir berlempung dan pasir. Sedangkan berdasarkan produksi pati singkong, tanah yang tergolong kelas S1 memiliki kelas tekstur lempung berdebu dan lempung berliat; kelas S2 memiliki kelas tekstur lempung dan lempung liat berdebu; kelas S3 memiliki kelas tekstur lempung berpasir, debu, dan lempung liat berpasir; sedangkan kelas N mempunyai kelas tekstur pasir berlempung, pasir, liat berpasir, liat berdebu, dan liat. 5. Karakteristik lahan yang terkait dengan retensi hara adalah nilai KTK, KB, pH, dan kadar C-organik. Berdasarkan produksi singkong, tanah yang tergolong kelas S1 memiliki nilai KTK 13,54 cmol + kg -1 , KB 41,17, pH 4,84-5,2, dan kadar C-orgnik 1,32; kelas S2 memiliki nilai KTK 12,82-13,54 cmol + kg -1 , KB 34,96-41,17, pH 4,71-4,84 atau 5,2-5,38, dan kadar C-orgnik 1,01-1,32; kelas S3 memiliki nilai KTK 12,82 cmol + kg -1 , KB 34,96, pH 4,49-4,71 atau 5,38-5,7, dan kadar C-orgnik 1,01; kelas N nilai KTK, KB, dan pH tidak didefinisikan, sedangkan pH 4,49 atau 5,7. Berdasarkan produksi pati singkong, tanah yang tergolong kelas S1 memiliki nilai KTK 13,78 cmol + kg -1 , KB 41,75, pH 4,79-5,31, dan kadar C-orgnik 1,33; kelas S2 memiliki nilai KTK 13,29- 13,78 cmol + kg -1 , KB 37,84-41,75, pH 4,71-4,79 atau 5,31-5,37, dan kadar C-orgnik 1,13-1,33; kelas S3 memiliki nilai KTK 13,29 cmol + kg -1 , KB 37,84, pH 4,6-4,71 atau 5,37-5,48, dan kadar C- orgnik 1,13; kelas N nilai KTK, KB, dan pH tidak didefinisikan, sedangkan pH 4,6 atau 5,48. 6. Karakteristik lahan yang terkait dengan toksisitas adalah kejenuhan Al. Berdasarkan produksi singkong, kelas S1 memiliki nilai Al-dd 3,79 cmol + kg -1 , kelas S2 memiliki nilai Al-dd 3,79-7,11 cmol + kg -1 , kelas S3 memiliki nili Al-dd 7,11 cmol + kg -1 , dan kelas N tidak didefinisikan. Sedangkan berdasarkan produksi pati singkong, kelas S1 memiliki nilai Al-dd 3,01 cmol + kg -1 , kelas S2 memiliki nilai Al- dd 3,01-5,55 cmol + kg -1 , kelas S3 memiliki nili Al-dd 5,55 cmol + kg -1 , dan kelas N tidak didefinisikan. 7. Karakteristik lahan yang terkait dengan kondisi terrain adalah kemiringan kereng. Berdasarkan produksi singkong, tanah dengan kemiringan 15,57 tergolong S1, kemiringan 15,57-28,15 tergolong S2, kemiringan 28,15-50,15 tergolong S3, dan kemiringan 50,15 tergolong N. Sedangkan berdasarkan produksi pati singkong, tanah dengan kemiringan 12,42 tergolong S1, kemiringan 12,42- 21,84 tergolong S2, kemiringan 21,84-38,29 tergolong S3, sedangkan kemiringan 3,29 tergolong N. 8. Kriteria kesesuaian lahan baru memiliki perbedaan dengan kriteria yang telah dibuat oleh Badan Litbang Deptan. Hal ini disebabkan karena perbedaan metodologi dalam penyusunan kelas kriteria kesesuaian lahan. 9. Kriteria yang dihasilkan setelah diuji melalui perbandingan dengan produksi riil di lapang menunjukkan hasil yang masih perlu disempurnakan.

6.2. Saran