Saran KESIMPULAN DAN SARAN

dd 3,01-5,55 cmol + kg -1 , kelas S3 memiliki nili Al-dd 5,55 cmol + kg -1 , dan kelas N tidak didefinisikan. 7. Karakteristik lahan yang terkait dengan kondisi terrain adalah kemiringan kereng. Berdasarkan produksi singkong, tanah dengan kemiringan 15,57 tergolong S1, kemiringan 15,57-28,15 tergolong S2, kemiringan 28,15-50,15 tergolong S3, dan kemiringan 50,15 tergolong N. Sedangkan berdasarkan produksi pati singkong, tanah dengan kemiringan 12,42 tergolong S1, kemiringan 12,42- 21,84 tergolong S2, kemiringan 21,84-38,29 tergolong S3, sedangkan kemiringan 3,29 tergolong N. 8. Kriteria kesesuaian lahan baru memiliki perbedaan dengan kriteria yang telah dibuat oleh Badan Litbang Deptan. Hal ini disebabkan karena perbedaan metodologi dalam penyusunan kelas kriteria kesesuaian lahan. 9. Kriteria yang dihasilkan setelah diuji melalui perbandingan dengan produksi riil di lapang menunjukkan hasil yang masih perlu disempurnakan.

6.2. Saran

Perlu dilakukan penambahan lokasi contoh untuk mendapatkan data kualitas lahan dan produksi tanaman agar memiliki variasi karakterisitik yang lebih lebar. DAFTAR PUSTAKA Alvyanto ES. 2010. Lingkungan. http:alvyanto.blogspot.com200902faktor- lingkungan.html. [01 Feb 2011] Badan Standarisasi Nasional BSN. 1996. Tapioka. Bappenas. 2009. Budidaya Singkong. http:www.smallcrab.comforex500- budidaya-singkong. [19 Nov 2009]. Deptan. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan Ubi Kayu. http:www.bbsdlp.litbang.deptan.go.idtemp_komoditas.php. [10 Nov 2010]. Djaenudin D, H Marwan, H Subagjo, dan A Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi lahan untuk Komoditas Pertanian. Edisi ke-1. Pusat Penelitian dan Pengembangan tanah dan Agroklimat. Balai Penelitian Tanah. Bogor. FAO. 1976. A framework for lands evaluation. FAO Soils Bul NO. 32 Rome: and ILRI Publication NO. 22, Wageningen. Effendi AC, Kusnama, dan B Hermanto. 1998. Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa, skala 1:100.000, edisi kedua. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Fortuna IF. 2008. Bioetanol Alternatif Energi untuk Babel. Bangka Pos Cetak: Bangka-Belitung. Hardjowigeno S. 1994. Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Pertanian, Daerah Rekreasi dan Bangunan. Bogor. Hardjowigeno S, Widiatmaka, dan AS Yogaswara. 1999. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Tanah. Widiatmaka Eds.. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hardjowigeno S dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Tataguna Tanah. Yogyakarta. Kusumastuti CT. 2007. Singkong Sebagai Salah Satu Sumber Bahan Bakar Nabati BBN [makalah]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Lidiasari E, MI Syafutri, dan F Syaiful. 2006. Influence of Drying Temperature Difference On Physical And Chemical Qualities of Partially Fermented Cassava Flour, Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia, 2006, vol. 8, pp. 141-146. Nwokocha LM. 2008. A comparative study of some properties of cassava Manihot esculenta, Crantz Carbohydrate Polymers, doi:10.1016j.carbpol.2008.10.034 Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. 1992. Peta Geologi Bogor. Ditjen Geologi dan Sumberdaya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia. Puslittan. 1981. Penelitian Tanah Daerah Jabotabek I, II dan III. Puslitan, Badan Litbang Departemen Pertanian. Puslitbangtanak. 2001. Atlas Arahan Tata Ruang Pertanian Nasional Skala 1:1.000.000. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Berwarna. Rathfon RA and JA Burger. 1991. The Diagnosis and Recommendation Integrated System for Fraser fir Christmas Trees . Soil Sci. Soc. Am.J. 55:1026-1031. Rossiter DG. 1994. Lectue Notes : “Land Evaluation”. Cornell University, College of Agriculture Life Sciences, Departement of Soil, Crop, Atmospheric Sciences. Sitorus SRP. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Edisi ketiga. Penerbit TARSITO. Bandung. Suprapti ML. 2005. Tepung Tapioka: Pembuatan dan Pemanfaatannya. Kanisius: Yogyakarta. Walworth JL, WS Letzsch, and ME Sumner. 1986. Use Boundary Line in Establishing Diagnositic Norms . Soil Science Society of America Journal vol. 50: 123-128 Yakinudin A. 2010. Bioetanol Singkong Sebagai Sumber Bahan Bakar Terbaharukan dan Solusi untuk Meningkatkan Penghasilan Petani Singkong. IPB:Bogor. LAMPIRAN Lampiran 1. Blanko pengamatan I. IDENTITAS PENGAMATAN DAN SAMPLING Pengamat : HariTanggal Pengamatan : Lokasi Administratif: : Koordinat GPS : Pemilik Tanaman : Nama Lokal : Singkong pahit atau biasa? : Kode Sampel Tanaman : Kode Sampel Tanah : Kode Foto : Kode Video :

II. CIRI MORFOLOGI TANAMAN