Menurut Service 1976, lokasi yang menjadi tempat nyamuk di alam adalah cekungan pohon, lubang di bagian bawah sarang rayap, retakan dan celah-celah di
tanah, batang pohon, bawah jembatan, dinding pagar dan batu bata, serta berbagai jenis vegetasi lainnya. Umumnya, nyamuk dewasa beristirahat di antara vegetasi yang
akan memberikan perlindungan yaitu bebas dari angin, cahaya langsung matahari dan kekeringan.
4.1.3 Fluktuas i kepadatan Nya muk Anopheles spp setiap bulan
Kepadatan populasi vektor menjadi hal penting dalam mempengaruhi intensitas penularan dan tinggi prevalensi penyakit malaria. Salah satu data yang
penting dikumpulkan dalam kegiatan surveilans malaria adalah informasi mengenai musim kepadatan vektor. Kepadatan nyamuk menggigit orang di Kelurahan Caile dan
Ela-Ela mengalami fluktuasi baik di dalam maupun di luar rumah. Kepadatan nyamuk menggigit orangmalam diukur dengan menggunakan indikator MBR man biting
rate . Pengamatan yang dilakukan selama tujuh bulan ini dapat memberi gambaran
mengenai kepadatan menggigit tertinggi dan terendah dari nyamuk vektor atau yang diduga vektor.
Spesies An. barbirostris juga memiliki kepadatan tertinggi menggigit orang dibanding spesies lainnya selama penelitian di Kelurahan Caile. Kepadatan menggigit
untuk umpan orang MBR tertinggi pada bulan Maret senilai 37,93 nyamukorangmalam dan terendah pada bulan Juni 3,11 nyamukorangmalam.
Spesies An. subpictus
dengan tertinggi pada bulan Agustus 3,85
nyamukorangmalam dan terendah pada bulan Juni dan Juli 0,44 nyamukorangmalam. Kepadatan spesies An. vagus tertinggi pada bulan Juni 6,37
nyamukorangmalam dan terendah pada bulan Maret 0,30 nyamukorangmalam. Kepadatan rata-rata spesies An. indefinitus pada penangkapan umpan orang tertinggi
pada bulan Februari 1,04 nyamukorangmalam dan terendah pada bulan Mei dan Juni 0,15 nyamukorangmalam. Sedangkan spesies An. nigerrimus yang terangkap
hanya di bulan Agustus dengan kepadatan 0,59 nyamukorangmalam. Spesies An. tesselatus
tertinggi pada bulan Agustus 0,30 nyamukorangmalam dan terendah pada bulan Februari dan Mei 0,15 nyamukorangmalam Gambar 3.
Gambar 3. Fluktuasi Nilai Kepadatan Nyamuk Anopheles spp MBR di Kelurahan Caile Februari-Agustus 2011.
Gambar 4. Fluktuasi Nilai Kepadatan Nyamuk Anopheles spp MBR di Kelurahan Ela-Ela Februari-Agustus 2011.
5 10
15 20
25 30
35 40
FEB MAR
APRIL MEI
JUNI JULI
AGUSTUS
M B
R N
y a
m u
k O
ran g
M al
a m
Bulan Penangkapan
An. barbirostris An. subpictus
An. vagus
10 20
30 40
50 60
70 80
90
FEB MAR
APR MEI
JUNI JULI
AGT M
B R
N y
a m
u k
O ran
g M
al a
m
Bulan Penangkapan
An. barbirostris An. subpictus
An. vagus
Spesies An. barbirostris memiliki kepadatan tertinggi menggigit orang dibanding dengan keempat spesies lainnya selama masa tujuh bulan pengamatan di
Kelurahan Ela-Ela. Kepadatan menggigit untuk umpan orang atau MBR tertinggi pada bulan Februari senilai 81.00 nyamukorangmalam da n terendah pada bulan Juni
9.48 nyamukorangmalam. Spesies An. subpictus memiliki tingkat kepadatan dengan umpan orang tertinggi pada bulan Februari 40,11 nyamukorangmalam dan
terendah pada bulan Juni dan Juli 1,19 nyamukorangmalam. Tingkat kepadatan spesies An. vagus pada umpan orang tertinggi pada bulan Juni 3,85
nyamukorangmalam dan terendah pada bulan Maret 0,30 nyamukorangmalam. Kepadatan rata-rata spesies An. indefinitus pada penangkapan umpan orang tertinggi
pada bulan April 0,59 nyamukorangmalam dan terendah pada bulan Juni 0,15 nyamukorangmalam. Selanj utnya, spesies An. nigerrimus yang dijumpa i hanya
pada bulan Juli, kepadatannya untuk umpan orang adalah 0,15 nyamukorangmalam Gambar 4.
Hasil penelitian di Kelurahan Caile dan Ela-Ela menunjukkan bahwa tingkat kepadatan nyamuk Anopheles spp tersebut sudah dapat menularkan malaria sesuai
dengan yang telah dinyatakan oleh Bruce-Chwatt 1985, bahwa kepadatan vektor yang dapat menularkan malaria adalah 1-10 nyamukorangmalam atau lebih. Hal
yang sama juga dilaporkan oleh Munif et al. 2008 yang menyatakan bahwa nyamuk Anopheles spp
dapat diduga sebagai vektor malaria apabila mempunyai MBR atau kontak terhadap manusia cukup tinggi.
Hal tersebut bisa terjadi karena semakin tinggi tingkat kepadatan nyamuk Anopheles
berarti frekuensi menggigit manusia dapat semakin sering terjadi. Bila nyamuk yang berpotensi vektor terinfeksi plasmodium karena menggigit orang yang
sakit malaria ke mud ian menggigit orang yang sehat, maka sporozoit plasmodium yang bersifat infektif dalam tubuh nyamuk masuk ke dalam tubuh manusia yang sehat
sehingga menjadi sakit. Berdasarkan data fluktuasi kepadatan nyamuk Anopheles dari hasil penelitian
di Kelurahan Caile maupun Ela-Ela, maka untuk mencegah meningkatnya kejadian penyakit malaria di kedua wilayah ini, pencegahan melalui pengendalian vektor baik
secara biologis, fisika dan kimiawi sebaiknya dilakukan sebelum musim atau mencapai puncak kepadatan tertingginya, yaitu sebe lum bulan februari da n bulan Mei.
Sebab bila pengendalian vektor ini dilakukan pada saat puncak kepadatannya, maka besar kemungkinan dapat terjadi penularan atau kejadian penyakit malaria karena
nyamuk vektor masih memiliki kesempatan kontak dengan manusia dan menularkan sporozoit ke dalam darah manusia dan menjalani masa inkubasi hingga timbulnya
kesakitan sekalipun setelah dilakukan pengendalian. Seperti diketahui nyamuk mempunyai dua cara beristirahat, yaitu istirahat
sebenarnya selama menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara saat aktif mencari darah. Penangkapan di dinding dalam rumah malam hari untuk
mengetahui kebiasaan beristirahat sementara nyamuk sebelum dan sesudah mengisap darah. Kepadatan nyamuk yang istirahat di dinding diukur dengan indikator MHD
man hour density. Dari penangkapan nyamuk yang istirahat di dinding selama penelitian
berlangsung ditemukan lima spesies di Kelurahan Caile. Nyamuk Anopheles spp dengan kepadatan tertinggi yang istirahat di dinding adalah spesies An. barbirostris
dengan puncak kepadatan pada bulan Maret 63,24rumahjam dan terendah pada bulan Juni 6,12 rumahjam, Selanjutya diikuti oleh An. vagus dengan kepadatan
tertinggi pada bulan Juni 63,24 per rumahjam dan terendah pada bulan Maret 0rumahjam. Spesies An. subpictus dengan tingkat kepadatan tertinggi terjadi pada
bulan Mei 22,4rumahjam dan terendah pada bulan Juni dan Juli 0orangjam. Berikutnya spesies An. indefinitus dengan istirahat di dinding pada bulan Maret dan
April dengan nilai indeks MBR yang sama 2,04rumahjam. Terakhir spesies An. tesselatus
yang tertangkap istirahat di dinding pada bulan April dan Juli dengan nilai indeks MBR yang sama 4,08 rumahjam Tabel 4.
Tabe l 4. Fluktuasi Nilai Kepadatan Nyamuk Anopheles spp yang Istirahat di Dinding MHD nya mukjamrumah di Kelurahan Caile Februari-
Agustus 2011
SPES IES M H D nyamukjamrumah
RATA- RATA
FEB MARET
APRIL M E I
JUNI JU LI
AGUS TUS
An. barbirostris 18.36
63.24 16.32
20.40 6.12
10.20 6.12
20.11 An. vagus
10.20 0.00
12.24 12.24
63.24 6.12
28.56 18.94
An. subpictus 8.16
4.08 14.28
22.44 0.00
0.00 14.28
9.03 An. indefinitus
0.00 2.04
2.04 0.00
0.00 0.00
0.00 0.58
An. tesselatus 0.00
0.00 4.08
0.00 0.00
4.08 0.00
1.17
Ket : M HD : Man hour Density
Tabel 5. Fluktuasi N ilai Kepadatan Nyamuk Anopheles spp yang Istirahat di Dinding MHD nyamukjamrumah di Kelurahan Ela-Ela Februari-
Agustus 2011
SPES IES FEB
MARET APRIL MEI
JUNI JULI
AGUS TUS Rata-
Rata
An. barbirostris 14.28
32.64 14.28
18.36 0.00
4.08 0.00
11.95 An. subpictus
6,17 2,04
4,08 18,36
0.00 4.08
0.00 4,96
An.nigerrimus 2.04
0,29 Ket : MHD : Man hour Density
Sementara itu, di Kelurahan Ela-Ela ditemukan hanya tiga spesies. Dengan metode penangkapan nyamuk yang istirahat di dinding, kepadatan tertinggi An.
barbirostris pada bulan Maret 32,64rumahjam dan terendah pada bulan Juni dan
Agustus 0rumahjam, kemudian An. subpictus dengan tingkat kepadatan tertinggi terjadi pada bulan Februari 6,17rumahjam dan terendah pada bulan Juni dan
Agustus 0orangjam. Berikutnya, spesies An. nigerrimus hanya tertangkap istirahat di dinding pada bulan Agustus dengan kepadatan 2,04rumahjam Tabel 5.
Hasil pengamatan dari kedua kelurahan ini menunjukkan bahwa spesies An. barbirostris
ditemukan yang paling tinggi tingkat kepadatannya diantara semua jenis spesies yang ditemukan. Hasil yang sama dilaporkan Munif et al. 2007 yang
menemukan kepadatan sejumlah spesies Anopheles istirahat di dinding dalam rumah diantaranya An. barbirostris MHD 0,03-0,58 di Kecamatan Lengkong Sukabumi.
Dari hasil penangkapan nyamuk Anopheles yang istirahat di dind ing dalam rumah baik di Kelurahan Caile dan Ela-Ela menunjukkan, bahwa dalam pengendalian
nyamuk Anopheles dapat dilakukan dengan menggunakan metode IRS indoor residual spraying
atau penyemprotan secara residual di dalam rumah. Pemberantasan dengan metode ini dilakukan untuk target spesies yang biasa istirahat pada tempat-
tempat seperti dinding, langit-langit dan lain- lain. Residu insektisida yang disemprotkan diharapkan dapat bertahan beberapa waktu tertentu yang toksisitasnya
dapat mematikan nyamuk Anopheles yang istirahat di dinding dalam rumah penduduk.
Penangkapa n nya muk yang istirahat di kanda ng da n sekitarnya yang dilakuka n hanya di Kelurahan Caile juga diukur de ngan indikator MHD man hour density.
Dari penangkapan nyamuk yang istirahat di kandang selama penelitian ini
berlangsung ditemukan delapan spesies, dan dari metode ini pula didapatkan jumlah nyamuk Anopheles spp yang paling banyak tertangkap dibandingkan dengan semua
metode penangkapan yang digunakan dalam penelitian ini. Dari delapan spesies yang ditemukan istirahat di kandang, kepadatan rata-rata
tertinggi pada spesies An. vagus 143,67kandangjam dengan puncak kepadatan pada bulan Juni 395,76kandangjam dan terendah pada bulan Maret 26,52kandang
jam. Kemudian diikuti oleh An. subpictus dengan rata-rata kepadatan
70,82kandangjam, puncak kepadatannya pada bulan Agustus 126,48kandangjam dan terendah pada bulan Juni 12,24kandangjam. Spesies An.
barbirostris mempunya i rata-rata kepadatan 55,56kandangjam dengan tingkat
kepadatan tertinggi terjadi pada bulan Maret 195,84kandangjam dan terendah pada bulan Juni 6,12kandangjam. Spesies An. tesselatus dengan kepadatan rata-rata
9,91kandangjam dengan puncak kepadatan tertinggi pada bulan Mei
24,48kandangjam dan terendah pada bulan Agustus 2,04kandangjam. Berikutnya spesies An. indefinitus dengan kepadatan rata-rata 3,79 kandangjam
dengan tingkat kepadatan tertinggi pada bulan Maret 10,20kandangjam dan terendah pada bulan 10,20kandangjam Tabe l 6.
Tabel 6. Fluktuasi N ilai Kepadatan Nyamuk Anopheles spp yang Istirahat di Kandang MHD nyamukjamrumah di Kelurahan Caile Februari-
Agustus 2011
SPES IES M H D
nya mukjamrumah
RATA- RATA
FEB MARET
APRIL M E I
JUNI JU LI
AGUS TUS
An. vagus 83.64
26.52 30.60 163.20
395.76 204.00 102.00
143.67 An. subpictus
28.56 67.32
57.12 81.60
12.24 122.40 126.48
70.82 An.barbirostris
36.72 195.84
18.36 42.84
6.12 32.64
57.12 55.66
An. tesselatus 0.00
0.00 22.44
24.48 10.20
10.20 2.04
9.91 An. indefinitus
2.04 10.20
0.00 0.00
8.16 6.12
0.00 3.79
An.nigerrimus 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 8.16
1.17 An. flavirostris
2.04 0.29
An.k ochi 0.05
0.01
Ket : MHD : Man hour Density
Tiga spesies selanjutnya yakni An. nigerrimus, An. flavirostris dan An. kochi tertangkap istirahat di kandang masing- masing hanya sekali dalam tujuh bulan masa
penelitian ini. Spesies An. nigerrimus yang tertangkap istirahat di kandang pada bulan Agustus memiliki nilai MBR 8,16 kandangjam dengan kepadatan rata-rata 1,17
kandangjam. An. flavirostris yang tertangkap istirahat di kandang dan sekitarnya hanya pada bulan Februari memiliki nilai MBR 2,04 kandangjam dengan kepadatan
rata-rata 0,29kandangjam. Dan Spesies An. kochi dengan nilai MBR 0,05 kandangjam dengan kepadatan rata-rata-rata 0,01kandangjam hanya ditemui
beristirahat di kandang pada bulan Mei Tabel 6. Hasil ini juga sesuai de ngan pe nelitian yang dilakukan oleh Adnyana 2011
yang melaporkan bahwa di Kecamatan Umburatunggay Sumba Tengah NTT nyamuk Anopheles
spesies An. kochi, An. tesselatus, An. vagus, An. flavirostris da n An. indefinitus
sebagian besar ditemukan tertangkap di kandang dan sekitarnya. Hal ini sejalan dengan salah satu kesimpulan penelitian Suwadera 2003 di Wilayah
Puskesmas Kambaniru Sumba Timur NTT yang menyatakan memelihara ternak di sekitar rumah akan memberikan dampak penurunan kejadian malaria sebesar 39,1.
Juga sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Barodji 2010, bahwa keberadaan sapi dan kerbau di daerah pedesaan sangat mempengaruhi distribusi vektor malaria pada
malam hari, lebih dari 73 nyamuk vektor pada malam hari terdapat di kandang sapi, kandang kerbau dan sekitarnya.
4.1.4 Aktivitas mengisap darah nya muk Anopheles spp setiap Jam