4.1.6 Status kerentanan Nya muk Anopheles spp
Pengenda lian vektor masih merupaka n langka h efektif yang pa ling umum untuk mencegah penularan malaria dan karena itu menjadi salah satu dari empat unsur
dasar bagi strategi pengendalian global malaria. Tujuan utama dari pengendalian vektor adalah pengurangan morbiditas dan mortalitas malaria dengan mengurangi
tingkat penularan WHO 2011.
Pada pengujian kerentanan yang dilakukan di Kelurahan Caile, pengujian mengunakan impregnated paper lambda sihalotrin. Hal ini terkait karena di antara
insektisida yang digunakan oleh para petani untuk memberantas hama pada saat menanam padi adalah lambda sihalotrin. Nyamuk Anopheles yang digunakan dalam
pengujian ini adalah dari spesies yang paling dominan di Kelurahan Caile yakni Anopheles barbirostris
. Karena kondisi habitat persawahan di Kelurahan Caile yang sangat fluktuatif sehingga sulit untuk menguji nyamuk dari hasil pemeliharaan, maka
nyamuk untuk uji ditangkap dari yang hinggap pada ternak dan sekitarnya. Setelah diadaptasikan terhadap lingkungan selama beberapa jam, kemudian dipilih nyamuk
yang sehat, tidak cacat kaki dan sayap untuk diuji kerentanannya. Pengujian dilakukan dengan tiga ulangan dan satu kontrol dalam tabung yang dilapisi kertas
berinsektisida impregnated paper. Pengujian dengan menggunakan nyamuk yang dihimpun dari ternak dan sekitarnya dan bukan hasil dari pemeliharaan rearing juga
pernah digunakan dalam uji kerentanan nyamuk vektor malaria An. sundaicus terhadap insektisida golongan piretroid Boewono et al 2002.
Pada penelitian ini uji kerentanan dilakukan terhadap nyamuk Anopheles spp dari habitat di Kelurahan Caile dan Kelurahan Ela-Ela.
Hasil pengujian kerentanan An. barbirostris terhadap insektisida Lambda sihalotrin 0,05 di Kelurahan Caile ini menghasilka n persentase ke matian nyamuk
uji sebesar 100. Berdasarkan kriteria yang direkomendasikan oleh WHO bahwa antara 98-100 berarti tergolong rentan, antara 80-97 tergolong toleranperlu
konfirmasi resistensi dan kurang dari 80 tergolong resisten atau kebal WHO 1998, maka hasil uji di Kelurahan Caile ini menunj ukka n nya muk spesies An. barbirostris
masih rentan terhadap insektisida berbahan aktif Lambda sihalotrin 0,05 Tabe l 6. Pengujian yang dilakuka n di Kelurahan Ela-Ela menggunakan nyamuk
Anopheles dewasa hasil pemeliharan rearing yang larvanya diambil pada habitat
potensial di rawa pantai. Setelah dewasa diberi makan darah dan setelah kenyang darah ke mudian dilakuka n pe ngujian. Pengujian dilakuka n de ngan tiga ulangan da n
satu kontrol dalam tabung yang dilapisi kertas berinsektisida impregnated paper.
Kertas berinsektisida yang digunakan dalam pengujian ini adalah impregnated paper Deltametrin 0,05. Spesies Anopheles yang digunakan dalam pengujian ini adalah
An. subpictus , Karena dari hasil pemeliharaan yang diambil dari habitat rawa pantai
untuk melakukan uji ini didapatkan spesies Anopheles subpictus. Hal ini dapat dipahami karena habitat larva nya muk ini berkembangbiak di air payau. Larva An.
subpictus lebih toleran terhadap kadar garam, sehingga dapat ditemukan ditempat
yang mendekati air tawar atau ditempat yang kadar garamnya cukup tinggi. Pengujian kerentanan An. subpictus terhadap insektisida menggunakan
Deltametrin 0,05 ini menghasilkan persentase kematian nyamuk uji sebesar 100. Berdasarkan kriteria yang direkomendasikan oleh WHO bahwa antara 98-100
berarti tergolong rentan, antara 80-97 tergolong toleranperlu konfirmasi resistensi dan kurang dari 80 tergolong resisten atau kebal WHO 1998, maka hasil uji di
Kelurahan Ela-Ela ini menunjukkan nyamuk spesies An. subpictus masih rentan terhadap insektisida berbahan aktif Lambda sihalotrin Tabel 6. Dari hasil uji di
Kelurahan Ela-Ela ini menunjukkan bahwa nyamuk An. subpictus masih rentan terhadap insektisida berbahan aktif Deltametrin 0,05 Tabel 7.
Hasil yang sama dengan pengujian di Kelurahan Ela- Ela dilaporkan Widiarti et al.
2009 pada pengujian kerentanan spesies vektor An. subpictus dengan menggunakan Deltametrin 0,05 di Desa Sanggalangit Kabupaten Buleleng Bali juga
menunjukkan hasil dengan persentase yang sama yakni kematian 100. Betson et al. 2009 juga melaporkan mortalitas 100 juga didapatkan pada beberapa daerah yang
menjadi lokasi penelitian malaria di Gambia pada nya muk Anopheles gambiae terhadap Deltametrin 0,05, hasilnya menunjukkan kematian 100..
Menurut Sigit 2006, penggunaan pestisida memang diperlukan, yang harus diingat adalah kemungkinan terjadinya akibat samping. Bagi ekosistem permukiman,
diantara yang harus dipertimbangkan adalah timbulnya resistensi pada populasi ha ma serangga sasaran setelah beberapa generasi. Dalam upaya menanggulangi masalah
hama telah tercipta berbagai metode, teknik, alat serta senyawa-senyawa kimia yang amat efektif melawan hama. Dengan penemuan-penemuan itu dunia kesehatan
terhindar dari malapetaka wabah penyakit asal vektor yang ganas seperti malaria dan dunia pertanian dapat menghasilkan bahan pangan cukup. Namun upaya melawan
hama dengan menggunakan pestisida menimbulkan akibat samping yang merugikan pula antara lain terbentuknya galur-ga lur hama yang resisten.
Tabel 7. Hasil Uji Kerentanan Nyamuk An. barbirostris terhadap Lambda sihalotrin 0,05 di Kelurahan Caile
Ulangan P E R L A K U A N
Pengamatan 60 me nit Pengamatan
24 Jam Jumlah
Nyamuk Uji Jumlah
yang mati Kematian
Jumlah yang mati
Kematian
I 20
20 100
20 100
II 20
20 100
20 100
III 20
20 100
20 100
Kontrol 20
Suhu 29
29 - 30 Kelembaban
84.5 72 - 88
Tabel 8. Hasil Uji Kerentanan Nyamuk An. subpictus terhadap Deltametrin 0,05 di Kelurahan Ela- Ela
Ulangan P E R L A K U A N
Pengamatan 60 me nit Pengamatan
24 Jam Jumlah
Nyamuk Uji Jumlah
yang mati Kematian
Jumlah yang mati
Kematian
I 20
20 100
20 100
II 20
20 100
20 100
III 20
20 100
20 100
Kontrol 20
Suhu 29
29 - 30 Kelembaban
84.5 72 - 88
4.2 Pembahas an Umum