Tujuan Pesantren Pengelolaan Hutan Oleh Pesantren

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pondok Pesantren 2.1.1. Pengertian Pesantren Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Pengertian tradisional dalam batasan ini menunjukkan bahwa lembaga ini hidup sejak ratusan tahun 300-400 tahun yang lalu dan telah menjadi bagian yang mendalam dari sistem kehidupan sebagian umat Islam Indonesia, yang merupakan golongan mayoritas bangsa Indonesia, dan telah mengalami perubahan hidup umat, bukan tradisional dalam arti tetap tanpa mengalami penyesuaian Mastuhu 1994.

2.1.2. Tujuan Pesantren

Menurut Mastuhu 1994 tujuan pendidikan pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau berkhidmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat, yaitu menjadi pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad SAW mengikuti sunah Nabi. Selain itu, pesantren mendidik seorang muslim agar mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam di tengah- tengah masyarakat ‘izzul Islam wal muslimin, dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia.

2.1.3. Pengelolaan Hutan Oleh Pesantren

Pesantren bukan sekadar pusat pendalaman agama, tafaqquh fiddin. Pesantren juga memiliki potensi pengembangan ekonomi. Sejarah awal pesantren sejatinya adalah sejarah kemandirian ekonomi, selain kemandirian pandangan keagamaan. Saat ini, sejumlah pesantren telah membuktikan kepiawaian mereka memerankan diri sebagai pelaku ekonomi. Sebagian dalam bentuk pengembangan koperasi pesantren. Selain itu, ada sederet pesantren yang menekuni usaha agribisnis serta memproduksi kebutuhan konsumsi masyarakat Karni 2009. Salah satu contoh usaha agribisnis adalah pengelolaan hutan. Beberapa contoh pesantren yang menjalankan usaha mandirinya adalah sebagai berikut: 1. Pesantren Luhur Al-Wasilah Pesantren yang terletak di Kabupaten Garut ini dipimpin oleh Bapak Kyai Thonthowi Djauhari Musaddad. Pesantren tersebut melakukan sebuah program pembangunan pedesaan mandiri yang diarahkan bagi penguatan pelaksanaan otonomi desa, yang diupayakan pada optimalisasi partisipasi masyarakat desa, sikap kemandirian individu yang berorientasi pada kemandirian masyarakat desa. Kemandirian diterjemahkan sebagai kesanggupan suatu desa untuk memberdayakan setiap potensi sumberdaya manusia SDM dan sumberdaya alam SDA yang semuanya dikelola menjadi kekuatan sistem di desa itu sendiri. Pesantren ini mengajak pada masyarakat sekitarnya untuk melestarikan lingkungan. Adapun bentuk kegiatan pelesatrian lingkungan dan rehabilitasi hutan dan lahan RHL adalah kegiatan persemaian. Kegiatan ini bekerja sama antara mustame masyarakat yang ikut pengajian di pesantren dan pesantren Luhur Al- Wasilah. Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil. Indikator keberhasilannya yaitu ekonomi masyarakat pelaksana program mengalami peningkatan seperti dapat menyekolahkan anak, membuat rumah, bahkan membeli lahan Diniyati 2010. 2. Pesantren Cintawana Yayasan pesantren Cintawana terletak di Desa Cikunten, Kecamatan Singapatna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Pesantren ini didirikan pada tahun 1917 oleh K.H. Muhammad Toha Alm. dan sekarang dipimpin oleh generasi ke-3 yaitu Kyai Asep Sujai Farid. Pesantren Cintawana memiliki perhatian terhadap hutan sejak milad ulang tahun ke-90. Keterlibatan pesantren dalam kegiatan kehutanan disebabkan oleh banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat setelah mereka bekerja sama dengan perusahaan atau pemerintah sehingga memerlukan pendamping. Pelibatan santri dilakukan dengan memilih santri-santri tertentu yang mempunyai minat saja terutama santri dewasa yang mempunyai potensi dan kemauan untuk melakukan survey, pemetaan, dan lainnya. Bentuk perhatian yang dilakukan oleh pesantren adalah membentuk kelompok tani dimana pengelompokan petani berdasarkan letak lahan. Jumlah anggota kelompok tani 300 orang, terbagi dalam 35 ha lahan yang tersebar di Desa Cilolohan, Suka Senang, dan Cikesal. Pemilihan desa tersebut berdasarkan pada kesiapan kelompok dan kesiapan lahan yaitu ada lahan kritis. Setiap desa memiliki satu koordinator dan alumni pesantren yang membantu kegiatan ini Diniyati et al. 2010. 3. Pondok Pesantren Darussalam Pesantren yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Timur tersebut mendapatkan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.112Kpts-II2000 tanggal 29 Desember 2000 tentang Persetujuan dan Pengesahan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi Periode Tahun 2007- 2016 atas nama Koperasi Pondok Pesantren Darussalam Provinsi Kalimantan Timur. Luas hutan yang dikelola adalah ± 21.690 ha Dephut 2008.

2.2. Pengelolaan Hutan Berbasiskan Masyarakat