31
2.1.3.5 Sebab dan Alasan Mutasi
Mutasi atau pemindahan pegawai menurut Hasibuan 2008:104 dapat terjadi karena 2 hal, yaitu :
1. Mutasi atas keinginan pegawai
Mutasi atas permintaan sendiri adalah mutasi yang dilakukan atas keinginan sendiri dari pegawai yang bersangkutan dengan mendapat persetujuan
pimpinan organisasi. Misalnya, karena alasan keluarga untuk merawat orang tua yang sudah lanjut usia. Kemudian alasan kerja sama, dimana tidak dapat
bekerja sama dengan pegawai lainnya karena terjadi pertengkaran atau perselisihan, iklim kerja kurang cocok dengan pegawai dan alasan-alasan
sejenisnya. 2.
Alih tugas produktif ATP Alih tugas produktif adalah mutasi karena kehendak pimpinan perusahaan
untuk meningkatkan produksi dengan menempatkan pegawai bersangkutan ke jabatan atau pekerjaan yang sesuai dengan kecakapannya. Alasan lain tugas
produktif didasarkan pada kecakapan, kemampuan pegawai, sikap dan disiplin pegawai.
2.1.3.6 Kendala Pelaksanaan Mutasi
Sastrohadiwiryo 2002 : 214 mengemukakan ada tiga jenis penolakan pegawai terhadap mutasi pegawai, yaitu :
1. Faktor logis atau rasional
Penolakan ini dilakukan dengan pertimbangan waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan diri, upaya ekstra untuk belajar kembali, kemungkinan timbulnya
32 situasi yang kurang diinginkan seperti penurunan tingkat keterampilan karena
formasi jabatan tidak memungkinkan, serta kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh perusahaan.
2. Faktor Psikologis
Penolakan berdasarkan faktor psikologis ini merupakan penolakan yang dilakukan berdasarkan emosi, sentimen, dan sikap. Seperti kekhawatiran akan sesuatu yang
tidak diketahui sebelumnya, rendahnya toleransi terhadap perubahan, tidak menyukai pimpinan atau agen perubahan yang lain, rendahnya kepercayaan
terhadap pihak lain, kebutuhan akan rasa aman. 3.
Faktor Sosiologis kepentingan kelompok Penolakan terjadi karena beberapa alasan antara lain konspirasi yang bersifat
politis, bertentangan dengan nilai kelompok, kepentingan pribadi, dan keinginan mempertahankan hubungan relationship yang terjalin sekarang.
2.1.4 Prestasi Kerja
2.1.4.1 Pengertian Prestasi Kerja
Menurut Mangkunegara 2006:67, prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Hasibuan 2008:94, menyatakan bahwa prestasi kerja adalah suatu
hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta
waktu.Sedangkan menurut Hariandja 2002 :105 menyatakan bahwa prestasi kerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawaiperilaku nyata yang ditampilkan
33 sesuai dengan perannya dalam organisasi. Proses penilaian prestasi kerja menurut
Hariandja 2002;198, meliputi menentukan tujuan-tujuan dari setiap pekerjaan, penentuan standar atau dimensi-dimensi kerja serta ulurannya, penentuan metode
penilaian, pelaksanaan, dan evaluasi. Dari pengertian beberapa definisi diatas tentang prestasi kerja dapat
disimpulkan bahwa prestasi kerja adalah hasil dari pekerjaan yang dicapai dari seseorang dalam melaksanakan tugasnya dengan kemampuan, pengalaman, dan
motivasi untuk mencapai tujuan.
2.1.4.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
Menurut Handoko 2003 :110, program-program pelatihan dijalankan untuk meningkatkan prestasi kerja, mengurangi absensi, dan perputaran, serta memperbaiki
kepuasan kerja agar karyawan mendapatkan posisi jabatan yang diinginkan. Handoko 2003:115 juga mengatakan bahwa para karyawan baru yang telah
menjalani orientasi secara komprehensif, sebagian besar belum mampu melaksanakan pekerjaan dengan memuaskan sesuai yang diharapkan. Sehingga
perusahaan harus membuat pelatihan dan pengembangan sesuai dengan bidang dan tugasnya masing-masing. Hal tersebut tidak hanya berlaku bagi karyawan baru,
tetapi karyawan lama yang telah berpengalaman juga memerlukan pelatihan untuk mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang buruk serta untuk mempelajari keterampilan-
keterampilan baru untuk meningkatkan prestasi kerja serta untuk mendapatkan promosi.
34 Hasibuan 2003 : 107 mengemukakan bahwa jika ada kesempatan bagi
karyawan dipromosikan berdasarkan azas keadilan dan objektivitas, karyawan akan terdorong bekerja lebih giat, bersemangat, berdisiplin, dan berprestasi kerja sehingga
sasaran perusahaan secara optimal dapat tercapai. Pentingnya penerapan mutasi dalam perusahaan dapat membantu karyawan
dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya serta untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan.Menurut Bambang Wahyudi 2002 : 167, mutasi jabatan akan
membuka kesempatan terjadinya persaingan dalam meningkatkan prestasi kerja. Setiap anggota organisasi mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih posisi
jabatan pekerjaan yang lebih tinggi. Namun perlu diperhatikan bahwa persaingan untuk meningkatkan prestasi kerja akan timbul apabila ada jaminan bahwa mutasi
benar-benar dilakukan secara objektif.
2.1.4.3 Tujuan Prestasi Kerja