Pupuk TSP X Sarana dan Prasarana Perhubungan

52 karenanya tidak membutuhkan perawatan dan pemeliharaan yang rumit. Selain itu, usahatani kemangi yang dilakukan oleh petani responden rata-rata berada di lahan yang kecil kurang dari 0,1 ha, sehingga rata-rata petani kemangi responden merupakan pemilik sekaligus penggarap lahan. Proses budidaya seperti pemeliharaan yang meliputi penyiangan, pemupukan, penyiraman dilakukan secara swadaya oleh petani pemilik. Penambahan tenaga kerja hanya dilakukan saat mengolah lahan dan panen, itupun jika diperlukan. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor produksi yang berpengaruh secara signifikan terhadap hasil produksi kemangi adalah benih dan tenaga kerja. Benih berkorelasi secara positif dan signifikan terhadap hasil produksi pada taraf nyata 5, sedangkan tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap hasil produksi pada taraf nyata 5, ceteris paribus. Analisis Usahatani Kemangi Penerimaan Usahatani Penerimaan tunai usahatani merupakan akumulasi hasil kali antara harga yang berlaku pada saat itu dengan hasil panen kemangi selama satu musim tanam. Total penerimaan usahatani kemangi merupakan hasil akumulasi dari seluruh penerimaan pada panen pertama hingga terakhir ditambah dengan penerimaan tidak tunai diperhitungkan seperti cadangan hasil panen dan yang dikonsumsi sendiri. Namun, karena tidak ada dari petani responden yang menyimpan cadangan hasil panen kemanginya maupun dikonsumsi sendiri, penerimaan tidak tunai pada penelitian ini diasumsikan tidak ada, sehingga total penerimaan usahatani kemangi sama dengan penerimaan tunainya. Penerimaan setiap petani responden berbeda dengan yang lain, hal ini tergantung oleh beberapa hal seperti produktivitas, harga yang berlaku, serta jumlah panen yang dilakukan. Tidak semua petani responden di Desa Ciaruteun Ilir mengikuti kelompok tani; hanya 58 dari responden yang mengikuti poktan, itupun tidak semuanya mendistribusikan hasil panennya melalui poktan, sehingga harga yang diterima petani berbeda-beda. Selain itu, kualitas daun kemangi yang dihasilkan dan pasar yang dituju juga mempengaruhi harga yang diterima petani. Rata-rata, petani kemangi responden di Desa Ciaruteun Ilir memiliki tingkat produktivitas sebesar 7083.13 kg per seribu meter persegi. Jumlah tersebut didapat dari hasil akumulasi jumlah kemangi yang dipanen petani dari masing-masing petani responden selama satu musim tanam, kemudian dibagi dengan jumlah petani responden, yaitu sebanyak 31 orang. Dengan harga rata-rata adalah Rp872.47 per kg, maka rata-rata total penerimaan petani kemangi di Ciaruteun Ilir adalah Rp6 179 871.32 per musim tanam. Tabel 5 adalah tabel yang meringkas penerimaan tunai, produktivitas, dan harga rata-rata petani kemangi responden di Desa Ciaruteun Ilir pada tahun 2012-2013 selama satu musim tanam. 53 Tabel 5 Produktivitas, harga rata-rata, dan penerimaan tunai petani kemangi responden di Desa Ciaruteun Ilir dengan luasan lahan 1000 m 2 pada tahun 2012-2013 No Uraian Satuan Nilai 1 Produktivitas Kg1000 m 2 7083.13 2 Harga Rpkg 872.47 3 Penerimaan Total Rp 6 179 871.32 Biaya Usahatani Pengeluaran usahatani merupakan akumulasi dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan petani selama proses produksi. Ada dua macam biaya usahatani, yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan Daniel, 2001. Biaya yang termasuk biaya tunai pada usahatani kemangi di Desa Ciaruteun Ilir adalah biaya pembelian benih, biaya pembelian pupuk kandang, pupuk urea, pupuk phonska, dan pupuk TSP, biaya pembelian herbisida dan insektisida, upah tenaga kerja, dan biaya pajak atau sewa lahan. Sementara itu, biaya yang diperhitungkan pada analisis usahatani kemangi mencakup biaya penyusutan peralatan, upah tenaga kerja dalam keluarga, dan biaya imbangan opportunity cost menyewakan lahan. Total biaya adalah hasil penjumlahan antara biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Tabel 6 merupakan rincian dari biaya usahatani kemangi dengan luas lahan seribu meter persegi selama satu musim tanam. Biaya diperhitungkan pada usahatani kemangi memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya tunainya. Berdasarkan Tabel 6, presentase total biaya diperhitungkan terhadap biaya total adalah 61.27 dengan nilai Rp4 627 969.82, sedangkan presentase biaya tunai terhadap biaya total hanya 38.73 dengan nilai Rp2 924 944.42. Hal ini disebabkan oleh tingginya penggunaan tenaga kerja dalam keluarga TKDK. Diantara biaya-biaya tunai yang harus dikeluarkan, biaya panen upah bagi pekerja untuk memetik pucuk dan mengikat kemangi merupakan komponen biaya yang paling tinggi, yaitu sebesar 11.59 terhadap biaya total dengan nilai Rp875 391.70, dan disusul dengan biaya sewa lahan yang memiliki bagian 10.58 dari total biaya dengan nilai Rp798 894.59. Sementara itu, biaya yang memiliki bagian terendah dalam biaya total adalah biaya pajak dengan presentase 0.23 dari total biaya dan bernilai Rp17 500 dan biaya pembelian herbisida Round-Up dengan presentase 0.32 dari total biaya dan bernilai Rp24 493.58. Benih kemangi yang digunakan dalam kegiatan usahatani di Desa Ciaruteun Ilir dapat dibeli di kios pertanian setempat maupun dari petani yang telah berpengalaman. Tidak ada varietas khusus yang digunakan petani kemangi di Desa Ciaruteun Ilir, namun kebanyakan petani lebih memilih menanam varietas kemangi yang wangi, meskipun tidak berdaun lebar. Hal ini dikarenakan varietas yang berdaun lebar atau kemangi Bandung, menurut mereka tidak terlalu wangi sehingga harganya di pasar pun tidak terlalu bagus. Harga satu botol yang berisi 600 gram benih kemangi secara rata-rata dibeli petani dengan harga Rp49 516.13 per botol atau setara dengan Rp81 479.93 per kg. Untuk luas lahan sebesar seribu meter persegi, rata-rata petani memerlukan 3.53 botol benih atau setara dengan 1.94 kg, sehingga biaya rata-rata untuk pembelian benih adalah Rp174 837.19.