Insektisida Curacron X Tenaga Kerja X

54 Komponen biaya pembelian benih ini mengambil presentase sebesar 2.10 dari total biaya produksi. Tabel 6 Komponen biaya usahatani kemangi responden di Desa Ciaruteun Ilir selama satu musim tanam pada luasan 1000 m 2 tahun 2012-2013 No Komponen Satuan Harga Rp Jumlah Nilai Rp I. Biaya Tunai a. Penggunaan Bibit Kg 81479.93 1.94 158396.98 2.10 b. Pupuk Kandang Kg 140.31 2633.50 369506.39 4.89 c. Pupuk Urea Kg 2460.71 20.92 51486.68 0.68 d. Pupuk TSP Kg 2890.00 8.61 24881.52 0.33 e. Pupuk Phonska Kg 2925.00 11.30 33062.95 0.44 f. Herbisida Round- Up Liter 72750.00 0.34 24493.58 0.32 g. Insektisida Curacron Liter 251428.60 0.14 35702.86 0.47 h. Herbisida Bravoxone Liter 16044.12 2.43 39054.17 0.52 i. TKLK HOK 40268.82 12.33 496573.00 6.57 j. Biaya Panen Rp 875391.70 11.59 k. Pajak Lahan Rp 17500.00 0.23 l. Sewa Lahan Rp 798894.59 10.58 Total Biaya Tunai 2924944.42 38.73 II. Biaya diperhitungkan a. TKDK HOK 40268.82 99.17 3993443.83 52.87 b. Penyusutan 35355.03 0.47 c. Opportunity Cost Sewa Lahan 599170.96 7.93 Total Biaya Diperhitungkan 4627969.82 61.27 III Total Biaya 7552914.24 100.00 Pupuk kandang ayam sekam merupakan pupuk organik yang paling lazim digunakan oleh petani kemangi di Desa Ciaruteun Ilir. Dengan harga rata-rata sebesar Rp7 016.13 per karung yang berisi 50 kg pupuk kandang atau setara dengan Rp140.31 per kg, rata-rata petani menggunakan 52.67 karung atau setara dengan 2 633.50 kg pupuk untuk budidaya, sehingga biaya rata-rata untuk pembelian pupuk kandang selama satu musim tanam pada luasan lahan 1000 m 2 adalah Rp369 506.39. Komponen biaya pembelian pupuk kandang ini mengambil presentase sebesar 4.89 dari total biaya produksi. Selain pupuk kandang, rata-rata petani menggunakan pupuk kimia untuk membantu kesuburan tanaman kemangi. Pupuk anorganik yang banyak digunakan oleh petani adalah urea, dengan harga per kg Rp2 460.71. Selama satu musim tanam, rata-rata petani membutuhkan 20.92 kg pupuk urea. Selain pupuk urea, beberapa petani juga menggunakan pupuk TSP agar akar tanaman kemangi kokoh 55 dan kuat serta tidak mudah terserang penyakit. Harga pupuk TSP di Desa Ciaruteun Ilir adalah sebesar Rp2 890.00 per kg dan rata-rata petani membutuhkan 8.61 kg pupuk TSP, sehingga selama satu musim tanam petani mengeluarkan biaya sebesar Rp24 881.52 untuk membeli TSP. Beberapa petani juga menggunakan pupuk NPK Phonska untuk memaksimumkan hasil. Pupuk yang berguna agar tanaman lebih hijau dan segar ini dibeli petani dengan harga Rp2 925 per kg. Rata-rata petani membutuhkan 11.30 kg pupuk selama satu musim tanam, sehingga biaya total pembelian pupuk phonska adalah Rp33 062.95. Ketiga pupuk anorganik tersebut, yaitu urea, TSP, dan NPK Phonska, masing-masing mengambil presentase sebesar 0.68, 0.33, dan 0.44 dari total biaya produksi. Menurut penuturan sebagian besar petani responden, kemangi merupakan tanaman yang tidak mudah terserang hama, sehingga tidak dibutuhkan penyemprotan pestisida atau insektisida secara berkala. Petani hanya menggunakan insektisida jika tanaman yang diserang cukup banyak, di luar kondisi tersebut petani cenderung menekan penggunaan zat kimia tersebut. Hama yang paling sering menyerang kemangi adalah ulat daun dan penggerek. Kedua hama tersebut ditekan jumlahnya oleh petani dengan menggunakan insektisida Curacron. Harga per botol yang berisi 100 ml cairan adalah Rp25 142.86 dan rata-rata petani hanya menggunakan 1.42 botol selama satu musim tanam. Hal ini setara dengan penggunaan 0.14 liter insektisida dengan harga per liter Rp251 428.60 sehingga biaya yang harus dikeluarkan oleh petani untuk membeli insektisida adalah Rp35 451.43. Biaya ini mengambil presentase sebesar 0.47 dari total biaya produksi. Disamping menggunakan insektisida, petani responden juga menggunakan herbisida untuk menekan pertumbuhan gulma dan tanaman pengganggu lainnya. Petani lebih memilih menggunakan herbisida dibandingkan mengkored mengarit rumput secara manual karena lebih cepat, praktis, dan murah. Ada dua macam herbisida yang digunakan oleh petani, yaitu herbisida Round-Up dan Bravoxone. Bravoxone merupakan herbisida purna tumbuh yang cocok bagi penanggulangan tanaman berdaun tipis dan panjang, sedangkan Round-Up cocok bagi tanaman annual berdaun lebar, oleh karena itu beberapa petani responden memadukan keduanya agar hasilnya maksimal. Misalnya, sebelum ditanami, lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman dari musim panen sebelumnya dengan menggunakan Round-Up, namun ketika telah memasuki masa pemeliharaan lahan cukup disemprot dengan Bravoxone untuk mengendalikan alang-alang di pematang dan pinggir bedengan. Meskipun demikian, tidak semua petani mengkombinasikan kedua jenis herbisida ini, karena banyak petani responden yang hanya memilih salah satu dari dua jenis herbisida itu dalam proses produksinya. Harga satu botol Round-Up yang berukuran 1 liter adalah Rp72 750, dan rata-rata petani hanya menggunakan 0.34 liter untuk satu musim tanam, sehingga biaya pembelian Round-Up adalah Rp24 493.58. Sementara itu, harga satu botol herbisida Bravoxone berukuran 1 liter adalah Rp16 044.12, dengan pemakaian rata-rata sebesar 2.43 liter, sehingga biaya pembelian Bravoxone per musim tanam adalah sebesar Rp39 054.17. Masing-masing herbisida tersebut, yaitu Round-Up dan Bravoxone, mengambil bagian sebesar 0.32 dan 0.52 dari total biaya produksi. 56 Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani kemangi terdiri dari tenaga kerja dari luar keluarga dan tenaga kerja dalam keluarga. Meskipun demikian, karena sebagian besar petani responden hanya menanam kemangi di areal yang kurang dari seribu meter persegi rata-rata petani responden menanam di areal seluas 879.03 m 2 , maka tak sedikit dari mereka yang tidak mempekerjakan buruh untuk membantu mereka. Oleh karena itu, penggunaan tenaga kerja dalam keluarga TKDK pada proses budidaya ini lebih besar daripada penggunaan tenaga kerja luar keluarga TKLK. Rata-rata tingkat upah pekerja di Desa Ciaruteun Ilir adalah Rp40 268.82 dengan pemakaian tenaga kerja luar keluarga sebesar 12.33 HOK dan pemakaian tenaga kerja dalam keluarga sebesar 99.17 HOK. Dengan demikian, penggunaan TKLK mengambil bagian sebesar 6.57 dari total biaya dan penggunaan TKDK mengambil bagian sebesar 52.87 dari total biaya. Tabel 7 adalah tabel yang meringkas penggunaan tenaga kerja pada usahatani kemangi selama satu musim tanam di Desa Ciaruteun Ilir tahun 2013. Tabel 7 Penggunaan tenaga kerja pada usahatani kemangi responden di Desa Ciaruteun Ilir selama satu musim tanam pada luasan lahan 1000m 2 tahun 2012-2013 Uraian Jumlah HOK Nilai Rp Tenaga kerja luar keluarga 12.33 496 573.00 11.06 Tenaga kerja dalam keluarga 99.17 3 993 443.83 88.94 Total tenaga kerja 111.5 4 490 016.83 100.00 Setiap kali panen, petani mengupah beberapa orang pekerja, biasanya wanita, untuk membantu memotong pucuk-pucuk kemangi dan mengikatnya. Satu ikat kemangi berbobot sekitar 0.04 kg. Masing-masing pekerja akan diupah sesuai dengan produktivitasnya, karena jasa satu kali mengikat kemangi diberi upah sebesar Rp5. Oleh karena itu, upah mengikat ini sangat tergantung pada banyak atau tidaknya hasil produksi, namun rata-rata petani kemangi mengeluarkan biaya sebesar Rp875 391.70 per musim tanamnya. Lahan yang digunakan oleh petani responden di Desa Ciaruteun Ilir adalah lahan sewa dan lahan milik pribadi. Jika menggunakan lahan milik sendiri, petani membayar biaya pajak dengan besaran Rp17 500 per musim tanamnya. Sementara itu, biaya imbangan karena telah menggunakan lahan untuk keperluan produksi alih-alih menyewakan juga turut dipertimbangkan dan dimasukkan ke dalam komponen biaya diperhitungkan. Rata-rata biaya imbangan menyewakan lahan per musim tanam adalah sebesar Rp599 170.96 dan mengambil presentase sebesar 7.93 dari biaya total. Jika petani menggunakan lahan sewa, maka secara rata- rata petani harus mengeluarkan biaya sebesar Rp798 894.59 untuk satu kali musim tanam dengan luas lahan seribu meter persegi. Nilai ini mengambil presentase sebesar 10.58 dari biaya total. Beberapa peralatan yang digunakan petani dalam mengusahakan kemangi antara lain adalah cangkul besar, cangkul kecil cagrag, dan tahang. Beberapa petani menggunakan garpu dan kored, namun kedua alat tersebut telah jarang digunakan oleh sebagian besar petani responden. Secara keseluruhan, rata-rata biaya penyusutan per musim tanam adalah sebesar Rp35 355.03 dan memiliki 57 presentase 0.47 dari biaya total. Tabel 8 adalah tabel penyusutan alat-alat pertanian yang digunakan dalam usahatani kemangi di Desa Ciaruteun Ilir tahun 2013. Tabel 8 Penyusutan alat-alat pertanian yang digunakan pada usahatani kemangi responden di Desa Ciaruteun Ilir pada tahun 2012-2013 Jenis Peralatan Jumlah Harga per Satuan Rp Total Biaya Rp Umur Teknis Penyusutan per Tahun Penyusutan per Periode Tanam Cangkul besar 1.84 51774.19 95197.71 4.68 21161.29 10580.65 Cangkul kecil 0.29 10322.58 2996.88 1.23 2559.14 1279.57 Garpu 0.07 2580.65 166.49 0.26 645.16 322.58 Kored 0.03 806.45 26.01 0.06 403.23 201.61 Tahang 1.32 212258.06 280728.41 6.68 45941.24 22970.62 Total penyusutan 70 710.06 35 355.03 Analisis Pendapatan dan RC ratio Usahatani Kemangi Pendapatan usahatani merupakan selisih dari total penerimaan dikurangi biaya. Ada dua macam pendapatan yang dianalisis pada penelitian ini, yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai merupakan selisih dari penerimaan tunai dengan biaya tunai selama produksi berlangsung. Berdasarkan hasil analisis usahatani kemangi terhadap responden di Desa Ciaruteun Ilir, rata-rata pendapatan atas biaya tunai petani adalah sebesar Rp3 255 178.32, sedangkan pendapatan atas biaya total adalah sebesar Rp-1 372 791.50. Keberhasilan suatu usahatani juga dapat diukur dari nilai RC ratio-nya. Alat ini membandingkan secara langsung antara penerimaan petani dengan pengeluarannya. Usahatani dikatakan menguntungkan jika nilai RC ratio-nya lebih besar dari 1. Sama seperti analisis pendapatan, ada dua jenis nilai RC ratio yang dianalisis pada penelitian ini, yaitu nilai RC atas biaya tunai dan nilai RC atas biaya total. Hasil perhitungan analisis pendapatan dan RC ratio usahatani kemangi dapat diringkas seperti pada Tabel 9. 58 Tabel 9 Analisis pendapatan dan RC ratio usahatani kemangi responden di Desa Ciaruteun Ilir per musim tanam, dengan luasan 1000 m 2 , pada tahun 2012-2013 No Uraian Satuan Harga Satuan Jumlah n Nilai Rp I Jumlah total penerimaan Rpkg 872.47 7083.13 6179871.31 II Biaya tunai A. Penggunaan Bibit Kg 81479.93 1.94 158396.98 2.10 B. Pupuk Kandang Kg 140.31 2633.50 369506.39 4.89 C. Pupuk Urea Kg 2460.71 20.92 51486.68 0.68 D. Pupuk TSP Kg 2890.00 8.61 24881.52 0.33 E. Pupuk Phonska Kg 2925.00 11.30 33062.95 0.44 F. Pestisida Round- Up Liter 72750.00 0.34 24493.58 0.32 G. Pestisida Curacron Liter 251428.60 0.14 35451.43 0.47 H. Herbisida Bravoxone Liter 16044.12 2.43 39054.17 0.52 I. TKLK HOK 40268.82 12.33 496573.00 6.57 J. Biaya Panen Rp 875391.70 11.59 K. Pajak Lahan Rp 17500.00 0.23 L. Sewa Lahan Rp 798894.59 10.58 Total Biaya Tunai 2924692.99 38.72 III Biaya diperhitungkan A. TKDK HOK 40268.82 99.17 3993443.83 52.87 B. Penyusutan 35355.03 0.47 C. Opportunity Cost Sewa Lahan 599170.96 7.93 Total Biaya Diperhitungkan 4627969.82 61.28 Total Biaya 7552662.82 100.00 IV Pendapatan Pendapatan atas biaya tunai 3255178.32 Pendapatan atas biaya total -1372791.50 RC atas biaya tunai 2.11 RC atas biaya total 0.82 59 Berdasarkan hasil analisis pendapatan, didapat nilai RC ratio atas biaya tunai pada usahatani kemangi di Desa Ciaruteun Ilir adalah sebesar 2.11. Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan petani untuk usahatani kemangi akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp2.11, ceteris paribus. Hal ini menunjukkan bahwa jika dibandingkan terhadap biaya tunainya, usahatani kemangi yang dilakukan petani responden di Desa Ciaruteun Ilir dapat dikatakan menguntungkan. D sisi lain, nilai RC ratio atas biaya total sebesar 0.82. Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan petani untuk usahatani kemangi akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp0.82, ceteris paribus. Hal ini menunjukkan bahwa jika dibandingkan terhadap biaya total, usahatani kemangi yang dilakukan petani responden cenderung merugikan petani. Tingginya biaya total diakibatkan biaya diperhitungkan yang tinggi, seperti tenaga kerja dalam keluarga, penyusutan peralatan, dan biaya imbangan menyewakan lahan, sehingga biaya total lebih tinggi dibandingkan penerimaan total dan menyebabkan hasil perhitungan analisis pendapatan menjadi negatif. Komponen biaya diperhitungkan yang lebih tinggi daripada komponen biaya tunai merupakan indikasi akan pentingnya peningkatan kemampuan manajerial petani responden dalam budidaya kemangi, sehingga usahatani kemangi dapat menguntungkan tidak hanya secara finansial, tetapi juga secara ekonomis. 60 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian mengenai analisis faktor- faktor produksi dan pendapatan kemangi di Desa Ciaruteun Ilir adalah: 1. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh secara signifikan pada taraf nyata 5 terhadap hasil produksi kemangi adalah benih dan tenaga kerja. Benih berpengaruh positif terhadap hasil produksi, sementara tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap hasil produksi. 2. Berdasarkan analisis pendapatan yang dilakukan, usahatani kemangi yang dilakukan petani responden di Desa Ciaruteun Ilir dikatakan menguntungkan jika ditinjau dari pendapatan dan RC ratio terhadap biaya tunai, namun dikatakan tidak menguntungkan jika ditinjau dari pendapatan dan RC ratio terhadap biaya total. Hal ini dikarenakan komponen biaya diperhitungkan lebih tinggi dibandingkan dengan komponen biaya tunai. Saran Prosedur penanaman yang baku standart operational procedure diperlukan dalam membudidayakan suatu komoditas. Hal ini bertujuan agar pembudidaya dapat mengetahui penggunaan faktor produksi yang mengoptimumkan hasil produksi, sehingga pengambilan keputusan manajerial menjadi lebih mudah. Belum adanya prosedur penanaman yang baku bagi tanaman kemangi merupakan salah satu alasan mengapa penggunaan faktor produksi masing-masing petani responden berbeda. Hal ini menyebabkan biaya yang dikeluarkan dan hasil produksi yang didapat antara satu responden dengan responden yang lain berbeda-beda, sehingga pendapatan masing-masing petani pun berbeda. Oleh karena itu, beberapa saran yang dapat diusulkan adalah sebagai berikut: 1. Dibutuhkan penyuluhan yang intensif bagi petani kemangi di Desa Ciaruteun Ilir agar faktor-faktor produksi yang tersedia dapat termanfaatkan dengan baik dan efisien, mengingat setiap petani responden tidak memiliki aturan yang baku terkait penggunaan faktor-faktor produksi. 2. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini, baik dari segi efisiensi produksi, risiko harga dan pemasaran, serta tataniaganya. Hal ini bertujuan untuk membantu pembudidaya dalam mengambil keputusan manajerial yang tepat. 61 DAFTAR PUSTAKA Adiyoga W, Suherman R, Nurhartati, Hidayat A, Ameriana M, Soetiarso TA, Suryadi, Koesdibyo. 2002. Penggalian potensi ekonomis pemanfaatan sayuran indigenous. Di dalam: Soetiarso TA. 2010. Sayuran Indigenous: Alternatif Sumber Pangan Bernilai Gizi Tinggi. Bandung ID: Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Aldila HF. 2013. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis Zea mays saccharata di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tonjolaya, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Apriani LN. 2011. Analisis efisiensi teknis dan pendapatan usahatani bawang merah studi kasus: Desa Sukasari Kaler, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Bailey LH. 1924. Manual of cultivated plants. Di dalam: Simon JE, Quinn J, Murray RG. Basil: A Source of Essential Oils [Internet]. hlm. 484-489; [diunduh 2013 Feb 14]. Tersedia pada: http:www.hort.purdue.edunewcropproceedings1990vl-484.htmltable201 Bao Hong T. 2008. Cobb-Douglas production function [internet]. [diunduh 2013 2013 Mar 25]. Tersedia pada: http:docents.fe.unl.pt~jamadormakroCobb-Douglas.pdf [BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Laporan bulanan data sosial ekonomi. Jakarta ID: Badan Pusat Statistik. Daniel M. 2001. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta ID: PT. Bumi Aksara. Darrah HH. 1980. The cultivated basils. Di dalam: Simon JE, Quinn J, Murray RG. Basil: A Source of Essential Oils [Internet]. hlm. 484-489; [diunduh 2013 Feb 14]. Tersedia pada: http:www.hort.purdue.edunewcropproceedings1990vl-484.htmltable201 Dillon JL, Hardaker JB. 1986. Ilmu Usahatani untuk Pengembangan Petani Kecil. Soekartawi dan Soeharjo A, penerjemah. Jakarta ID: UI Press. Terjemahan dari: Farm Management Research for Small Development. [Ditjen Hortikultura] Direktorat Jenderal Hortikultura. 2012. Perkembangan nilai PDB hortikultura berdasarkan harga berlaku di Indonesia pada tahun 2007- 2010. Jakarta ID: Kementerian Pertanian. Echols JM, Shadily H. 1996. An English-Indonesian Dictionary. Jakarta ID: Gramedia Pustaka Utama. Gao G, Bergefurd B. 2000. Growing, harvesting, and using culinary herbs [Internet]. [diunduh 2013 April 26]. Tersedia pada: www.uri.educefactsheetssheetsherbs.html Hadipoentyanti E, Wahyuni S. 2008. Keragaman selasih Ocimum sp. berdasarkan karakter morfologi produksi dan mutu herba. Di dalam: Jurnal Littri 144, Desember 2008 [Internet]. Bogor ID: Balittro. hlm 141-148; [diunduh 2013 April 26]. Tersedia pada: http:perkebunan.litbang.deptan.go.idupload.filesfilepublikasijurnaljurnal 202008jurnal201420420200820-20endang-h.pdf Hernanto F. 1989. Ilmu Usahatani. Jakarta ID: Penebar Swadaya. 62 Hutcheson GD. 2011. Ordinary least squares regression. Di dalam: Moutinho L dan Hutcheson GD. The SAGE Dictionary of Quantitative Management Research. hlm. 224-228. Johnson EJ, Russel RM. Beta-carotene. Di dalam: Coates PM, et al., eds. Encyclopedia of Dietary Supplements 2 nd ed. London GB dan New York US: Informa Healthcare. hlm 115-120. Kumar A. 2009. Tulsi Ocimum sanctum has potential as anticancer plant. Di dalam: Kumar, Ashwani. Tulsi Ocimum sanctum An Indian Holy Plant Has Vast Medicinal Properties: Ethnobotany [Internet]. 2009 Sept 1 [diunduh 2013 Feb 14]. Tersedia pada: http:www.science20.comhumboldt_fellow_and_scienceblogtulsi_ocimum_ sanctum_indian_holy_plant_has_vast_medicinal_properties_ethnobotany . Kurniawati A, DeVilera. 2011. Pengaruh dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan, produksi daun segar, dan kandungan minyak atsiri dari dua aksesi kemangi Ocimum basilicum L.. Di dalam: Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia; 2011 Nov. 23-24; Lembang, Bandung. hlm. 1366-1375. Bandung ID: Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lestari MA. 2008. Pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan dan produktivitas beberapa sayuran indigenous [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Novasari F. 2011. Karakterisasi dan analisis kandungan nitrat tanaman pakis sayur Pleocnemia irregularis C. Presl Holttum di Kecamatan Dramaga, Bogor [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Primantoro H. 1999. Memupuk Tanaman Sayur. Jakarta ID: Niaga Swadaya. Purwoko BS, Kurniatusolihat N, Susila AD. 2009. Effects of Fertilizers On Yield of Indigenous Vegetables. Di dalam: Kumpulan Makalah Seminar Ilmiah Perhorti; 2009. hlm. 367-372. Bandung ID: Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Siemonsma JS, Pilvek K. 1998. PROSEA Plant Resources of South-East Asia No. 8: Vegetables. Montreal CA: Renouf Publishing Company Ltd. Simatupang DV. 2010. Pengaruh dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan, produksi daun segar, dan kandungan minyak atsiri dari dua aksesi kemangi [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Simon JE, Quinn J, Murray RG. 1990. Basil: A Source of Essential Oils. [Internet]. hlm. 484-489; [diunduh 2013 Feb 14]. Tersedia pada: http:www.hort.purdue.edunewcropproceedings1990vl-484.htmltable201 Siregar NM. 2011. Analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta ID: UI Press. Soemantri IH. 2006. Pentingnya melestarikan sayuran indigenous indijenes. Di dalam: Soetiarso TA. Sayuran Indigenous: Alternatif Sumber Pangan Bernilai Gizi Tinggi. Bandung ID: Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Soetiarso TA. 2010. Sayuran Indigenous: Alternatif Sumber Pangan Bernilai Gizi Tinggi. Bandung ID: Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Sumiyati. 2006. Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani bawang daun studi kasus di Desa Sindangjaya, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. 63 Suryadi, Kusmana. 2004. Mengenal Sayuran Indijenes. Bandung ID: Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Thomas RL. 1996. Modern Econometrics: An Introduction. Harlow GB: Addison Wesley Longman Ltd. Tucker AO. 1986. Botanical nomenclature of culinary herbs and potherbs. Di dalam: Vieira RF, Goldsbrough P, Simon JE. Journal of the American Society for Horticultural Science 1281: Genetic Diversity of Basil Ocimum spp. Based on RAPD Markers [Internet]. 2003 [tempat tidak diketahui]. Hlm 94-99. Tersedia pada: http:journal.ashspublications.orgcontent128194.full.pdf Vieira RF, Goldsbrough P, Simon JE. Journal of the American Society for Horticultural Science 1281: Genetic Diversity of Basil Ocimum spp. Based on RAPD Markers [Internet]. 2003 [tempat tidak diketahui]. Hlm 94-99. Tersedia pada: http:journal.ashspublications.orgcontent128194.full.pdf 64 Lampiran 1 Peta wilayah Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor 65 Lampiran 2 Karakteristik petani responden analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor produksi kemangi di Desa Ciaruteun Ilir 2012-2013 No Nama Jenis Kelamin Umur tahun Lama Bertani tahun Poktan Luas Lahan Total m 2 Luas Lahan untuk kemangi m 2 Status kepemilikan lahan 1 Ucu L 62 7 Mekar Tani 2500 700 Pribadi 2 Oman L 36 16 Mekar Tani 1000 350 Pribadi 3 Wawan1 L 30 11 Mekar Tani 10000 700 Sewa 4 Armin L 45 23 - 2000 700 Pribadi 5 Olip L 31 10 - 1000 500 Pribadi 6 Dedi L 35 20 - 2700 500 Sewa 7 Agus L 40 30 - 1600 800 Sewa 8 Udih L 32 6 - 5000 2500 Sewa 9 Edi L 46 5 Tani Jaya 1250 800 Sewa 10 Cai L 30 15 - 1000 750 Pribadi 11 Roin L 36 20 - 4000 1000 Pribadi 12 Sata L 40 20 - 1500 1000 Sewa 13 Wawan2 L 30 10 - 4000 750 Pribadi 14 Wawan3 L 30 4 - 535 250 Pribadi 15 Tarjo L 55 40 Tani Jaya 2500 1000 Sewa 16 Sarip L 45 35 - 1000 500 Pribadi 17 Tinggal L 49 40 - 1500 500 Pribadi 18 Kardi L 30 5 Mekar Tani 1000 500 Sewa 19 Supardi L 44 15 Mekar Tani 1000 750 Pribadi 20 Emus L 43 30 Mekar Tani 1500 500 Pribadi 21 Usup L 38 30 Tani Jaya 5000 1500 Sewa 22 Urip L 40 30 Mekar Tani 5000 750 Pribadi 23 Darna L 49 30 Mekar Tani 5000 1000 Pribadi 24 Madhari L 56 30 Tani Jaya 1500 750 Sewa 25 Mamat L 37 10 Mekar Tani 1500 500 Pribadi 26 Aat L 48 20 Mekar Tani 1500 750 Sewa 27 Encup L 38 5 Mekar Tani 1500 700 Pribadi 28 Atang L 45 20 Tani Jaya 10000 3000 Sewa 29 Apang L 47 30 Mekar Tani 1350 750 Pribadi 30 Adun L 38 25 Mekar Tani 3000 1500 Pribadi 31 Udin L 34 15 - 5000 1000 Pribadi Luas Rata-Rata 2804.35 879.03 66 Lampiran 3 Data produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi usahatani kemangi per 1000 m 2 , selama satu musim, di Desa Ciaruteun Ilir 2013 dalam bentuk logaritma natural No Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 1 7.91 0.54 8.18 -11.51 -11.51 -11.51 -1.03 -13.82 -11.51 4.35 2 7.71 0.54 8.36 3.35 -11.51 -11.51 -11.51 -1.25 -11.51 5.27 3 9.04 0.54 7.67 3.35 3.35 3.06 -11.51 -1.95 1.05 4.95 4 8.63 0.25 8.14 2.44 2.15 1.74 -11.51 -1.95 0.36 4.70 5 7.44 0.18 7.94 2.30 1.79 -11.51 -11.51 -1.61 0.69 4.93 6 8.85 1.28 8.52 3.91 -11.51 -11.51 -0.69 -13.82 0.69 4.93 7 8.07 0.41 8.05 3.22 -11.51 -11.51 -11.51 -2.08 -11.51 4.43 8 10.32 1.57 8.07 2.77 -11.51 -11.51 -11.51 -13.82 -11.51 3.46 9 8.02 0.63 8.05 -11.51 -11.51 -11.51 -1.86 -2.08 -11.51 4.48 10 8.01 0.47 8.11 2.59 1.90 -11.51 -11.51 -2.01 -11.51 4.59 11 8.19 0.18 7.60 2.30 1.10 1.10 -11.51 -2.30 -11.51 4.21 12 8.25 0.59 7.31 3.00 1.61 -11.51 -11.51 -2.30 0.69 4.27 13 8.19 0.47 7.20 -11.51 -11.51 -11.51 -11.51 -2.01 -11.51 4.50 14 8.16 1.79 8.52 3.69 2.48 2.48 -11.51 -0.92 2.08 5.60 15 9.04 0.59 7.60 3.00 -11.51 -11.51 -11.51 -3.69 0.00 4.21 16 8.76 1.28 8.29 3.69 -11.51 3.00 -11.51 -1.61 -11.51 4.90 17 8.76 1.28 8.29 3.69 -11.51 3.00 -11.51 -1.61 -11.51 4.90 18 8.56 0.59 8.01 0.69 -11.51 -11.51 -11.51 -1.61 1.39 5.03 19 8.29 0.18 8.11 3.28 -11.51 -11.51 -11.51 -3.40 0.29 4.52 20 7.74 0.59 7.60 3.00 -11.51 -11.51 -11.51 -1.61 0.69 4.92 21 9.08 0.59 7.42 2.59 -11.51 -11.51 -11.51 -2.71 -11.51 3.81 22 8.10 0.47 7.20 2.59 1.39 -11.51 -11.51 -2.01 0.98 4.58 23 8.59 0.74 7.31 2.71 -11.51 1.39 -11.51 -2.30 -11.51 4.37 24 8.76 0.69 7.20 3.28 -11.51 -11.51 -11.51 -2.01 -11.51 4.61 25 8.01 0.59 7.82 3.00 2.08 -11.51 -11.51 -1.61 1.39 5.00 26 8.59 0.69 7.60 2.59 -11.51 -11.51 -1.10 -2.01 -11.51 4.55 27 8.70 0.94 7.49 2.66 1.46 1.46 -11.51 -1.95 0.36 4.56 28 9.17 0.00 6.50 2.12 -11.51 -11.51 -11.51 -3.40 -0.41 3.29 29 8.05 0.47 7.89 3.28 -11.51 -11.51 -11.51 -2.01 0.98 4.56 30 9.13 0.69 7.31 2.59 -11.51 -11.51 -11.51 -2.71 0.29 3.99 31 8.99 0.59 7.82 3.00 -11.51 -11.51 -11.51 -2.30 0.69 4.25 Rata- rata

8.49 0.66

7.78 1.49

-7.18 -7.99 -10.18 -3.24 -4.81 4.54 67 Lampiran 4 Output analisis regresi model Cobb-Douglas dengan E-Views 6 Dependent Variable: LNPROD Method: Least Squares Date: 052613 Time: 20:31 Sample: 1 31 Included observations: 31 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 12.33342 1.296667 9.511633 0.0000 LNBENIH 0.615918 0.208733 2.950745 0.0076 LNPKANDANG -0.072506 0.218084 -0.332469 0.7428 LNUREA 0.026473 0.017997 1.470953 0.1561 LNTSP -0.019155 0.012379 -1.547392 0.1367 LNPHONSKA 0.025655 0.013275 1.932504 0.0669 LNROUNDUP -0.005981 0.025101 -0.238256 0.8140 LNCURACRON -0.020867 0.029577 -0.705501 0.4883 LNBRAVOXONE 0.015805 0.012505 1.263872 0.2201 LNTK -0.817800 0.232239 -3.521363 0.0020 R-squared 0.755416 Mean dependent var 8.487306 Adjusted R-squared 0.650594 S.D. dependent var 0.579416 S.E. of regression 0.342496 Akaike info criterion 0.950584 Sum squared resid 2.463376 Schwarz criterion 1.413161 Log likelihood -4.734053 Hannan-Quinn criter. 1.101372 F-statistic 7.206661 Durbin-Watson stat 2.012965 ProbF-statistic 0.000099 Lampiran 4.1 Uji Normalitas 1 2 3 4 5 6 7 -0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 Series: Residuals Sample 1 31 Observations 31 Mean -2.69e-15 Median 0.034153 Maximum 0.745002 Minimum -0.497975 Std. Dev. 0.286553 Skewness 0.431623 Kurtosis 2.914556 Jarque-Bera 0.971970 Probability 0.615091 68 Lampiran 4.2 Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.826249 Prob. F2,19 0.4528 ObsR-squared 2.480447 Prob. Chi-Square2 0.2893 Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 052613 Time: 20:32 Sample: 1 31 Included observations: 31 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.065192 1.431786 -0.045532 0.9642 LNBENIH -0.096163 0.235240 -0.408786 0.6873 LNPKANDANG 0.026084 0.264773 0.098516 0.9226 LNUREA 0.008356 0.019843 0.421079 0.6784 LNTSP 0.001394 0.013434 0.103769 0.9184 LNPHONSKA 0.001740 0.014536 0.119720 0.9060 LNROUNDUP 0.009832 0.027157 0.362057 0.7213 LNCURACRON -0.004157 0.031937 -0.130168 0.8978 LNBRAVOXONE -0.000124 0.013665 -0.009058 0.9929 LNTK 0.004386 0.243290 0.018029 0.9858 RESID-1 -0.113383 0.361014 -0.314067 0.7569 RESID-2 -0.314014 0.250658 -1.252757 0.2255 R-squared 0.080014 Mean dependent var -2.69E-15 Adjusted R-squared -0.452609 S.D. dependent var 0.286553 S.E. of regression 0.345366 Akaike info criterion 0.996219 Sum squared resid 2.266271 Schwarz criterion 1.551311 Log likelihood -3.441395 Hannan-Quinn criter. 1.177165 F-statistic 0.150227 Durbin-Watson stat 1.995330 ProbF-statistic 0.998697 69 Lampiran 4.3 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.113091 Prob. F9,21 0.3959 ObsR-squared 10.01207 Prob. Chi-Square9 0.3495 Scaled explained SS 4.398220 Prob. Chi-Square9 0.8833 Test Equation: Dependent Variable: RESID2 Method: Least Squares Date: 052613 Time: 20:33 Sample: 1 31 Included observations: 31 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.163759 0.237807 0.688623 0.4986 LNBENIH -0.060331 0.036848 -1.637302 0.1165 LNPKANDANG -0.006106 0.004582 -1.332596 0.1969 LNUREA -6.85E-06 0.000684 -0.010011 0.9921 LNTSP 0.000318 0.000405 0.786042 0.4406 LNPHONSKA -0.000861 0.000452 -1.904288 0.0707 LNROUNDUP 0.000449 0.000629 0.713327 0.4835 LNCURACRON 0.001028 0.000584 1.759336 0.0931 LNBRAVOXONE -0.000291 0.000364 -0.799433 0.4330 LNTK 0.015433 0.007766 1.987132 0.0601 R-squared 0.322970 Mean dependent var 0.079464 Adjusted R-squared 0.032814 S.D. dependent var 0.111770m S.E. of regression 0.109920 Akaike info criterion -1.322424 Sum squared resid 0.253732 Schwarz criterion -0.859848 Log likelihood 30.49757 Hannan-Quinn criter. -1.171636 F-statistic 1.113091 Durbin-Watson stat 2.475040 ProbF-statistic 0.395914