Peran Pendamping Model Komunikasi Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Untuk Keberdayaan Masyarakat

Opinion leader lebih sering dikenal di masyarakat perdesaan, sebab pada saat itu tingkat media masih rendah serta pendidikan yang belum maju. Kebutuhan informasi di desa dipenuhi oleh mereka yang mempunyai pemahaman yang tinggi, serta kebutuhan akan media yang tidak rendah. Gonzalez 1993 mengatakan, pemuka-pemuka opini ialah orang-orang lain secara teratur pada isu- isu tertentu. Karakteristik pemuka-pemuka opini ini bervariasi menurut tipe kelompok yang mereka pengaruhi. Jika pemuka-pemuka opini terdapat dalam kelompok yang bersifat inovatif, mereka biasanya lebih inovatif daripada anggota kelompok tersebut. 4. Peran Media Dalam hal ini, peran media dilihat dari bentuk penyampaian informasi atau pesan tentang program TJS kepada masyarakat. Media massa merupakan salah satu bentuk sarana komunikasi yang paling efektif dalam mensosialisasikan dan mendesiminasikan berbagai informasi ke masyarakat banyak. Media massa menjadi salah satu ujung tombak bagi percepatan penyebaran informasi bagi masyarakat. Apalagi pada era globalisasi sekarang ini, ketika batasan-batasan dan hambatan-hambatan geografis, iklim, atau cuaca, tidak menjadi penghalang berarti bagi tersebarnya informasi ke masyarakat. Melalui Tabel 15 terlihat untuk indikator peran media secara umum dinilai belum maksimal. Ternyata, dari empat indikator saluran komunikasi, peran media merupakan indikator yang memiliki skor terendah. Penerima manfaat tidak ada yang menilai baik peran media frekuensi dan persentase. Penerima manfaat yang menilai peran media kategori baik hanya sebanyak 13 responden atau 3.2 persen dari 410 responden. Sebaliknya frekuensi dan persentase penerima manfaat yang menilai peran media kategori buruk sebesar 189 responden atau 46.1 persen dan frekuensi persentase kategori sangat buruk melebihi 50 persen atau 208 responden. Hal ini juga didukung oleh pendapat Sari 2012 di mana kualitas corporate social responsibility disclosure CSRD tidak mudah diukur, umumnya perusahaan melakukan CSRD hanya bagian dari iklan dan menghindari pemberikan informasi yang relevan. Dengan demikian, peran media sebagai sumber informasi tidak menjadi bagian penting dalam implementasi program TJS perusahaan. Penerima manfaat jarang mendapatkan informasi mengenai TJS perusahaan Indocement melalui media massa. Penerima manfaat mengakui bahwa terkadang memang ada informasi yang ditempel di papan informasi desa, namun tidak banyak masyarakat yang sadar akan informasi tersebut. Penerima manfaat terkadang menganggap informasi yang terdapat di papan informasi adalah informasi mengenai kas masjid dan berkaitan dengan administrasi kependudukan. Mulyandari et al. 2010 dalam penelitiannya membagi sumber informasi komunikasi menjadi tiga bagian. Sumber informasi pertama adalah sumber informasi langsung yang interpersonal, yaitu petani lain, orang tua, penyuluh, staf BPTP, penyedia saprodi dan pedagang. Sumber informasi kedua, yaitu media cetak, terdiri dari: koran, majalahbuku, brosurleaflet poster. Adapun sumber informasi ketiga, yaitu media audio-visual, yang terdiri dari: radio, televisi, filmVCD dan internet. Sementara jenis saluran komunikasi menurut Rogers 2003 dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1 Saluran interpersonal dan media massa; dan 2 Saluran lokalit dan kosmopolit. Saluran interpersonal adalah saluran yang melibatkan tatap muka antara sumber dan penerima, antar dua orang atau lebih. Saluran media massa adalah saluran penyampaian pesan yang memungkinkan sumber mencapai audiens dalam jumlah besar, dapat menembus waktu dan ruang. Pendekatan Komunikasi Program TJS Perusahaan Bentuk TJS perusahaan Indocement yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat terdiri dari program community development CD dan sustainable development SD. Kepala departemen TJS bertugas untuk mengkoordinasi seluruh program pengembangan masyarakat dan proyek pembangunan berkelanjutan. Kepala seksi pengembangan masyarakat CD Officer bertanggung jawab dalam kelangsungan program pengembangan masyarakat melalui lima pilar, yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial-budaya-keagamaan-olahraga- infrastruktur, dan keamanan. Sementra kepala seksi proyek pembangunan berkelanjutan SDP Officer bertanggung jawab dalam penyelenggaraan proyek berkelanjutan dibantu oleh junior data analys dan project leader. Junior data analys bertugas dalam pengumpulan dan analisis data. Project leader bertugas dalam pelaksanaan proyek pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan pengolahan data, diketahui bahwa sebanyak 229 responden atau 55.6 persen menilai baik dan 57 responden atau 13.9 persen menilai sangat baik tentang pendekatam komunikasi program TJS community development yang telah dilakukan oleh Indocement. Namun, 117 responden atau 28.5 persen menilai buruk dan tujuh orang responden atau 1.7 persen menilai pendekatan komunikasi community development yang telah dilakukan oleh Indocement sangat buruk. Sementara untuk pendekatan komunikasi program TJS sustainable development, 171 responden atau 41.7 persen menilai baik, 109 responden atau 26.6 persen menilai sangat baik. Namun, 123 responden atau 30.0 persen menilai buruk dan tujuh orang responden atau 1.7 persen menilai pendekatan komunikasi program TSJ sustainable develompent sangat buruk. Tabel 16 menampilkan sebaran rataan skor peubah pendekatan komunikasi program TJS berdasarkan masing-masing indikator. Dari Tabel 16 terlihat bahwa masyarakat menilai baik pendekatan komunikasi program TJS perusahaan yang dilakukan oleh Indocement. Kondisi ini menegaskan bahwa Indocement melihat masyarakat desa binaan juga memiliki posisi penting dalam maju dan berkembangnya perusahaan. Hal ini berkaitan dengan teori stakeholders yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun juga harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholder-nya. Keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholders perusahaan tersebut Ghozali Chariri, 2007. Menurut Warsono et al. dalam Adinugraha dan Herawati 2015, Asumsi teori stakeholders dibangun atas dasar pernyataan bahwa perusahaan berkembang menjadi sangat besar dan menyebabkan masyarakat menjadi sangat terkait dan memerhatikan perusahaan, sehingga perusahaan perlu menunjukkan akuntabilitas maupun responsibilitas secara lebih luas dan tidak terbatas hanya kepada pemegang saham. Tabel 16 Sebaran rataan skor peubah pendekatan komunikasi program TJS perusahaan, 2016 Peubah Pendekatan Komunikasi Rataan Skor Community development 2.81 Sustainable development 2.87 Keterangan: Rentang skor 1,57 – 2,18;Sangat Buruk; 2,19 – 2,79:Buruk; 2.80 – 3,4 Baik; 3,41 – 4:Sangat Baik Terdapat tiga argumen yang mendukung pengelolaan perusahaan berdasarkan perspektif teori stakeholders, yaitu: 1 Argumen deskriptif menyatakan bahwa pandangan pemangku kepentingan secara sederhana merupakan deskripsi yang realistis mengenai bagaimana perusahaan sebenarnya beroperasi atau bekerja. Manajer harus memberikan perhatian penuh pada kinerja keuangan perusahaan. Akan tetapi, tugas manajemen lebih penting dari itu. Untuk dapat memperoleh hasil yang konsisten, manajer harus memberikan perhatian pada produksi produk-produk berkualitas tinggi dan inovatif bagi para pelanggan mereka, menarik dan mempertahankan karyawan-karyawan yang berkualitas tinggi, serta mentaati semua regulasi pemerintah yang cukup kompleks. Secara praktis, manajer mengarahkan energi mereka terhadap seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya terhadap pemilik saja; 2 Argumen instrumental menyatakan, bahwa manajemen terhadap pemangku kepentingan dinilai sebagai suatu strategi perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang mempertimbangkan hak dan memberi perhatian pada berbagai kelompok pemangku kepentingannya akan menghasilkan kinerja yang lebih baik; 3 Argumen normatif menyatakan, bahwa manajemen terhadap pemangku kepentingan merupakan hal yang benar untuk dilakukan. Perusahaan mempunyai penguasaan dan kendali yang cukup besar terhadap banyak sumber daya. Hak istimewa ini menyebabkan adanya kewajiban perusahaan terhadap semua pihak yang mendapat efek dari tindakan-tindakan perusahaan. Adanya teori stakeholders ini memberikan landasan bahwa suatu perusahaan harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholders-nya. Manfaat tersebut dapat diberikan dengan cara menerapkan program TJS Perusahaan. Adanya program tersebut pada perusahaan diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pelanggan, dan masyarakat lokal, sehingga diharapkan terjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan lingkungan sekitar. Hubungan yang baik dengan lingkungan menentukan keberlangsungan bisnis perusahaan.

1. Community development

Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa pendekatan komunikasi dengan konsep community development atau pembangunan masyarakat memiliki kategori baik yakni dengan rataan skor 2.81. Kendatipun demikian, pendekatan melalui dimensi ini masih dinilai belum maksimal. Terdapat pandangan pembangunan ekonomi pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dengan pembangunan masyarakat. Program community development lima pilar ini mencakup program ekonomi, pendidikan, ksehatan, sosial dan infrastuktur dan keamanan. Program community development lima pilar ini merupakan implementasi dari tujuan yang terdapat dalam MDG’s. Kategori program sustainable development terdiri dari program pusat pengembangan dan pemberdayaan masyarakat P3M, program biogas, flora

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh Bank Bumn(Studi Pada Pt.Bank Xxx Medan)

8 121 130

Optimalisasi Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Di Kabupaten Toba Samosir

3 124 142

Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Citra Perusahaan Pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

6 77 85

Efektivitas Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusaan PT.Riau Andalan Pulp And Paper Di Desa Rantau Panjang Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak

4 101 177

Analisis Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Terhadap Masyarakat Di Lingkungan Perusahaan (Studi Pada PT. Inalum Asahan)

20 335 133

Analisis Yuridis Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) Berdasarkan Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Studi Terhadap Putusan MK RI NO. 53/PUU-VI/2008)

0 54 155

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh PT. Lafarge Cement Indonesia Terhadap Masyarakat Lhoknga Provinsi Aceh

10 126 163

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Basis Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas Terhadap Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia

1 35 110

Analisis Yuridis Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (Studi Penelitian di PT INALUM di Kabupaten Batu Bara)

0 36 134

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Perbankan dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 72 97