41
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Adapun pada uji perolehan kembali hari ke-1, diperoleh rata-rata recovery untuk konsentrasi rendah sebesar 107,204, konsentrasi sedang
104,628 dan konsentrasi tinggi 103,320. Adapun pada hari ke-2, diperoleh rata-rata recovery untuk konsentrasi rendah sebesar 105,295, konsentrasi
sedang 106,597 dan konsentrasi tinggi 107,974. Dari hasil percobaan ini, uji akurasi, presisi, dan perolehan kembali analisis N-hidroksietil-p-metoksi
sinamamida dalam plasma yang dilakukan sudah memenuhi kriteria yang dipersyaratkan. Hasil uji rata-rata dapat dilihat pada tabel 4.4 dan data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 tabel 5.5 untuk hari ke-1 dan tabel 5.6 untuk hari ke-2.
Tabel 4.4 Hasil uji akurasi, presisi dan perolehan kembali hari ke-1
Konsentrasi µgmL
Luas area
mAU Konsentrasi
terukur µgmL
diff recovery
SD KV
12,096 2,972
12,967 7,204
107,204 0,150
1,158 18,144
5,106 18,984
4,628 104,628
0,514 2,705
28,224 8,726
29,136 3,230
103,230 0,497
1,707
42
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Kondisi optimum
untuk analisis
N-hidroksietil-p-metoksi sinamamida menggunakan KCKT dapat dilakukan dengan detektor
DAD, kolom Acclaim® Polar Advantage II C18 dengan panjang kolom 4,6 x 150 mm ukuran partikel 3 µm; fase gerak metanol
akuabides 40:60; laju alir 1,0 mLmenit; volume injeksi 20 µL; waktu akuisisi 15 menit dan dideteksi pada panjang gelombang 290
nm. 2. N-hidroksietil-p-metoksi sinamamida dalam plasma diekstraksi
dengan cara pengendapan protein dengan mencampurkan metanol pada perbandingan metanol-plasma 4:1, lalu di vortex selama 20 detik
kemudian disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. 3. Dari hasil validasi diperoleh nilai LLOQ sebesar 5,04 µgmL, pada
rentang konsentrasi 5,04 – 40,32 µgmL dihasilkan kurva kalibrasi N-
hidroksietil-p-metoksi sinamamida yang linier dengan koefisien korelasi r 0,9962, akurasi diff dari metode ini antara -2,961
sampai 11,954 dengan presisi KV antara 0,439 sampai 4,306. Hasil validasi metode tersebut menunjukkan bahwa metode analisis
telah memenuhi kriteria linieritas, presisi, dan akurasi sesuai ketentuan yang berlaku sehingga dapat digunakan untuk analisis N-
hidroksietil-p-metoksi sinamamida dalam plasma.
5.2 Saran
1. Disarankan untuk dapat dilakukan pengembangan metode validasi analisis N-hidroksietil-p-metoksi sinamamida dalam plasma secara
in vitro yang lebih lengkap. 2. Dapat dilakukan analisis -hidroksietil-p-metoksi sinamamida secara
in vivo untuk penelitian lebih lanjut.
43
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Barus, Rosbina. 2009. Amidasi Etil p-Metoksi Sinamat yang Diisolasi dari Kencur Kaempferia galanga, L melalui Amidasi dengan Dietanolamin.
Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Effendy. 2004. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dalam Bidang Farmasi. Sumatera Utara: FMIPA USU.
Evans, G. 2004. A Handbook of Bioanalysis and Drug Metabolism. USA: CRC Press.
Food and Drug Administration. 2001. Bioanalytical Method Validation. Rockville: Center for Veterinary Medicine.
Food and Drug Administration. 1988. Guidance for Industry: Bioanalytical Methods Validation for Human Studies. Rockville: Center for Drug
Evaluation and Research CDER.
Gandjar, I. G. dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ganong, W.F. 2001. Fisiologi kedokteran Edisi 20. Terj. Djauhari W, Dewi I, dan Minarma S. Jakarta: ECG.
Harahap, Y. 2010. Peran Bioanalisis dalam Penjaminan Kualitas Obat dan Peningkatan Kualitas Hidup Pasien. Depok: UI Press.
Harmita. 2006. Analisis Fisikokimia. Departemen Farmasi FMIPA UI.