Karakteristik Sosial Ekonomi dan Persepsi Responden Obyek Wisata

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Karakteristik Sosial Ekonomi dan Persepsi Responden Obyek Wisata

Tirta Jangari Karakteristik sosial ekonomi responden masyarakat sekitar obyek wisata dapat dijelaskan berdasarkan beberapa kriteria antara lain jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan, dan lama usaha, sedangkan karakteristik sosial ekonomi responden pengunjung dapat dijelaskan berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan jarak tempat tinggal ke obyek wisata. Secara rinci data responden masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung ditampilkan pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Persepsi responden terhadap obyek wisata Tirta Jangari terbagi menjadi dua jenis persepsi antara lain persepsi responden terhadap kualitas lingkungan dan persepsi responden terhadap atribut wisata. Persepsi responden terhadap obyek wisata Tirta Jangari merupakan langkah awal yang dapat dilakukan dalam rangka upaya pelestarian lingkungan. Adapun karakteristik sosial ekonomi dan persepsi responden terhadap obyek wisata Tirta Jangari dijelaskan sebagai berikut.

6.1.1. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Masyarakat Sekitar Obyek Wisata

Responden masyarakat sekitar obyek wisata dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur yang melakukan aktivitas usaha wisata di sekitar obyek wisata Tirta Jangari. Jumlah masyarakat sekitar obyek wisata yang dijadikan sebagai responden adalah 40 orang yang terdiri dari 85 pria dan 15 wanita dengan status sudah menikah sebanyak 97 dan sisanya sebanyak 3 memiliki status belum menikah. Sebanyak 48 responden memiliki jumlah tanggungan lebih dari tiga orang, 18 responden memiliki jumlah tanggungan sebanyak tiga orang, 27 responden memiliki jumlah tanggungan sebanyak dua orang, 5 responden memiliki jumlah tanggungan sebanyak satu orang dan sisanya sebanyak 2 responden tidak memiliki tanggungan selain dirinya sendiri. Sebanyak 22 responden berusia antara 23-32 tahun, responden yang berusia antara 33-42 tahun sebanyak 25, usia antara 43-52 tahun sebanyak 40, sedangkan sisanya sebanyak 13 responden berusia lebih dari atau sama dengan 53 tahun. Mayoritas masyarakat sekitar obyek wisata hanya menerima pendidikan hingga tingkat SD yaitu sebanyak 52, sebanyak 22 responden menerima pendidikan hingga tingkat SLTP, responden yang menerima tingkat pendidikan hingga tingkat SLTA sebanyak 23, sedangkan sisanya sebanyak 3 rsponden telah menerima pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Karakteristik sosial ekonomi responden masyarakat sekitar obyek wisata dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4, sebanyak 67 responden masyarakat sekitar obyek wisata memiliki pendapatan pada selang Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000bulan. Sebanyak 18 responden memiliki tingkat pendapatan lebih besar dari Rp 2.000.000bulan, dan sisanya sebanyak 15 responden memiliki pendapatan kurang dari Rp 1.000.000bulan. Tabel 4. Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Obyek Wisata Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Pria 34 85 Wanita 6 15 Jumlah 40 100 Usia Frekuensi Persentase 23-32 9 22 33-42 10 25 43-52 16 40 ≥ 53 5 13 Jumlah 40 100 Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase SD 21 52 SLTP 9 22 SLTA 9 23 Perguruan Tinggi 1 3 Jumlah 40 100 Status Pernikahan Frekuensi Presentase Menikah 39 97 Belum Menikah 1 3 Jumlah 40 100 Jumlah Tanggungan Frekuensi Presentase Tidak ada 1 2 1 2 5 2 11 27 3 7 18 3 19 48 Jumlah 40 100 Pendapatan Frekuensi Presentase 1.000.000 6 15 1.000.000-2.000.000 27 67 2.000.000 7 18 Jumlah 40 100 Lama Usaha Frekuensi Presentase 1 tahun - 5 tahun 12 30 6 tahun - 11 tahun 13 32 11 tahun 15 38 Jumlah 40 100 Sumber: Data Primer, Diolah 2011 Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat sekitar obyek wisata yaitu sebanyak 38 sudah memiliki usaha selama lebih dari sebelas tahun. Sementara untuk masyarakat yang telah memiliki usaha selama kurang dari satu tahun hingga lima tahun sebanyak 30 sedangkan sisanya sebanyak 32 memiliki lama usaha selama enam tahun hingga sebelas tahun. Lama usaha diduga akan mempengaruhi besarnya kesediaan membayar dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari.

6.1.2. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Pengunjung

Karakteristik sosial ekonomi responden pengunjung obyek wisata Tirta Jangari dapat dijelaskan berdasarkan kriteria tertentu berikut ini.

6.1.2.1. Jenis Kelamin

Pada umumnya kedatangan pengunjung ke obyek wisata Tirta Jangari sebagian besar bersama keluarga, hal ini menunjukkan bahwa obyek wisata ini banyak diminati pengunjung untuk berkumpul bersama keluarga. Pengunjung yang menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang. Responden terdiri dari 88 pria dan sisanya sebanyak 12 berjenis kelamin wanita. Banyaknya responden pria dibandingkan wanita dalam penelitian ini disebabkan karena pemimpin dan pengambil keputusan di dalam keluarga adalah kepala keluarga pria sehingga kepala keluarga pria sangat berperan dalam menjawab pertanyaan yang terkait dengan penelitian ini. Perbandingan responden pengunjung pria dan wanita dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perbandingan Responden Pengunjung Pria dan Wanita Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Pria 53 88 Wanita 7 12 Jumlah 60 100 Sumber : Data Primer, Diolah 2011

6.1.2.2. Usia

Usia responden cukup bervariasi dengan selang usia antara 20-57 tahun. Responden yang mengunjungi obyek wisata Tirta Jangari sebagian besar sudah termasuk dewasa dalam segi usia. Sebanyak 15 responden berusia antara 20-29 tahun. Sebanyak 25 responden berusia antara 30-39 tahun. Sebanyak 47 responden berusia antara 40-49 tahun sedangkan sisanya sebanyak 13 responden berusia lebih dari atau sama dengan lima puluh tahun. Adapun sebaran kelompok usia responden dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Sebaran Kelompok Usia Responden Pengunjung Tingkat Usia tahun Frekuensi Persentase 20-29 9 15 30-39 15 25 40-49 28 47 ≥ 50 8 13 Jumlah 60 100 Sumber : Data Primer, Diolah 2011

6.1.2.3. Status Pernikahan

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 92 memiliki status menikah. Sedangkan sisanya, sebanyak 8 responden memiliki status belum menikah. Perbandingan persentase status pernikahan responden pengunjung obyek wisata Tirta Jangari dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Perbandingan Status Pernikahan Responden Pengunjung Status Pernikahan Frekuensi Persentase Menikah 55 92 Belum Menikah 5 8 Jumlah 60 100 Sumber : Data Primer, Diolah 2011

6.1.3.4. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup keluarga inti anak dan istrisuami serta tambahan tanggungan bukan keluarga inti yang tinggal di rumah responden maupun tidak tetapi kebutuhannya dibiayai responden. Perbandingan jumlah tanggungan responden pengunjung disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Perbandingan Jumlah Tanggungan Responden Pengunjung Jumlah Tanggungan Frekuensi Persentase Tidak Ada 4 6 1 4 7 2 21 35 3 18 30 3 13 22 Jumlah 60 100 Sumber : Data Primer, Diolah 2011 Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa sebanyak 22 responden memiliki jumlah tanggungan lebih dari tiga orang. Selanjutnya sebanyak 30 responden memiliki jumlah tanggungan sebanyak tiga orang. Sebanyak 35 responden memiliki tanggungan dua orang. Sebanyak 7 responden memiliki jumlah tanggungan sebanyak satu orang. Responden yang tidak memiliki tanggungan selain dirinya sendiri sebanyak 6.

6.1.2.5. Tingkat Pendidikan

Responden yang datang ke obyek wisata Tirta Jangari mayoritas adalah berpendidikan SLTA 42 dan responden yang paling sedikit jumlahnya adalah yang berpendidikan Pascasarjana 2. Selanjutnya responden dengan jenjang pendidikan akhir Perguruan Tinggi, Akademidiploma, SLTP, dan SD secara berturut-turut sebanyak 25, 3, 18, dan 10. Perbandingan tingkat pendidikan responden disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9. Perbandingan Tingkat Pendidikan Responden Pengunjung Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase SD 6 10 SMP 11 18 SLTA 25 42 AkademiDiploma 2 3 Perguruan Tinggi 15 25 Pascasarjana 1 2 Jumlah 60 100 Sumber : Data Primer, Diolah 2011

6.1.2.6. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden obyek wisata Tirta Jangari sebagian besar berprofesi sebagai wirausaha yaitu sebanyak 32. Responden yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS sebanyak 28, pegawai swasta sebanyak 18, ibu rumah tangga sebanyak 7, dan pelajarmahasiswa sebanyak 2. Sisanya sebanyak 13 responden berprofesi sebagai pengemudi dan tidak bekerja. Perbandingan jenis pekerjaan responden ditampilkan pada Tabel 10. Tabel 10. Perbandingan Jenis Pekerjaan Responden Pengunjung Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase Pelajarmahasiswa 1 2 PNS 17 28 Pegawai Swasta 11 18 Wirausaha 19 32 Ibu Rumah Tangga 4 7 Lainnya 8 13 Jumlah 60 100 Sumber : Data Primer, Diolah 2011

6.1.2.7. Tingkat Pendapatan

Sebanyak 27 responden memiliki tingkat pendapatan kurang dari sama dengan Rp 1.000.000bulan. Sebanyak 41 responden memiliki pendapatan pada selang Rp 1.000.001 - Rp 3.000.000bulan sedangkan sisanya sebanyak 32 reponden memiliki tingkat pendapatan lebih dari Rp 3.000.000bulan. Perbandingan tingkat pendapatan responden ditampilkan pada Tabel 11. Tabel 11. Perbandingan Tingkat Pendapatan Responden Pengunjung Tingkat Pendapatan Rp Frekuensi Persentase ≤ 1.000.000 16 27 1.000.001 - 3.000.000 25 41 3.000.000 19 32 Jumlah 60 100 Sumber : Data Primer, Diolah 2011

6.1.2.8. Jarak Tempat Tinggal ke Obyek Wisata

Hasil survei pada responden diketahui bahwa sebanyak 12 responden memiliki domisili yang jaraknya kurang dari 10 km ke obyek wisata, sebanyak 38 responden memiliki domisili yang jaraknya 10 km - 30 km ke obyek wisata, 27 responden memiliki domisili yang jaraknya 31 km - 50 km ke obyek wisata, dan sisanya sebanyak 23 pengunjung memiliki domisili yang jaraknya lebih dari 50 km ke obyek wisata. Perbandingan jarak tempat tinggal ke obyek wisata responden ditampilkan pada Tabel 12. Tabel 12. Perbandingan Jarak Tempat Tinggal ke Obyek Wisata Jarak Tempat Tinggal Frekuensi Persentase 10 km 7 12 10 km - 30 km 23 38 31 km - 50 km 16 27 50 km 14 23 Jumlah 60 100 Sumber : Data Primer, Diolah 2011

6.1.3. Persepsi Responden terhadap Kualitas Lingkungan a.

Kondisi Lingkungan Persepsi terhadap kondisi lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi responden terhadap alam dan lingkungan obyek wisata Tirta Jangari yang menjadi daya tarik obyek wisata tersebut. Berdasarkan Tabel 13, sebanyak 45 responden masyarakat sekitar obyek wisata menyatakan kondisi lingkungan obyek wisata Tirta Jangari saat ini tergolong baik, sedangkan 55 responden lainnya menyatakan kondisinya kurang baik. Responden masyarakat sekitar obyek wisata menyatakan bahwa penataan letak keramba jaring apung serta fasilitas umum dan fasilitas rekreasi yang tidak teratur sehingga terkesan kumuh dapat menurunkan minat pengunjung dalam mengunjungi obyek wisata Tirta Jangari. Adapun persepsi responden masyarakat sekitar obyek wisata terhadap kondisi lingkungan ditampilkan pada Tabel 13. Tabel 13. Persepsi Responden Masyarakat Sekitar Obyek Wisata terhadap Kondisi Lingkungan Parameter Frekuensi Persentase Sangat Baik Baik 18 45 Kurang Baik 22 55 Tidak Baik Jumlah 40 100 Sumber : Data Primer, Diolah 2011 Sama halnya dengan responden masyarakat sekitar obyek wisata, sebanyak 45 responden pengunjung menyatakan bahwa kondisi lingkungan obyek wisata Tirta Jangari saat ini tergolong baik, seperti pemandangan alam waduk yang indah yang menjadi daya tarik obyek wisata tersebut. Sebanyak 55 responden pengunjung menyatakan saat ini kondisi lingkungan obyek wisata Tirta Jangari kurang baik akibat banyaknya bangunan dan warung-warung liar yang dibangun di pinggiran waduk, penataan letak fasilitas wisata dan fasilitas umum yang tidak teratur sehingga terkesan kumuh, dan jumlah keramba jaring apung yang melebihi batas membuat mereka merasa tidak nyaman dalam menikmati atraksi wisata di obyek wisata tersebut. Persepsi responden pengunjung terhadap kondisi lingkungan ditampilkan pada Tabel 14. Tabel 14. Persepsi Responden Pengunjung terhadap Kondisi Lingkungan Parameter Frekuensi Persentase Sangat Baik Baik 27 45 Kurang Baik 33 55 Tidak Baik Jumlah 60 100 Sumber : Data Primer, Diolah 2011

b. Kebersihan Lingkungan