Status Pernikahan Frekuensi Kunjungan Biaya Kunjungan

4. Uji Keandalan

Berdasarkan Tabel 36, model WTP responden pengunjung memiliki nilai R 2 adjusted sebesar 60,1. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa keragaman nilai WTP responden dapat dijelaskan oleh variabel dalam model sebesar 60,1, sedangkan sisanya sebesar 39,9 dijelaskan oleh variabel diluar model.

5. Uji Kenormalan

Berdasarkan Lampiran 8 Normal Probabilty Plot of the Residuals, nilai statistik Kolmogorov-Smirnov adalah 0,075. Nilai ini lebih besar dari taraf nyata α = 0,05 sehingga model WTP responden pengunjung telah mengikuti distribusi normal. Berdasarkan Tabel 36 dapat dilihat bahwa variabel yang mempunyai pengaruh nyata yang berada pada tingkat kepercayaan 95 adalah status pernikahan, frekuensi kunjungan, dan biaya kunjungan. Variabel yang mempunyai pengaruh nyata yang berada pada tingkat kepercayaan 90 adalah tingkat pendidikan. Variabel yang mempunyai pengaruh nyata yang berada pada tingkat kepercayaan 85 adalah tingkat pendapatan. Penjelasan lebih lanjut mengenai variabel-variabel yang berpengaruh secara nyata adalah sebagai berikut:

1. Status Pernikahan

Variabel status pernikahan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yang disyaratkan yaitu α = 0,05 sehingga H ditolak hipotesis untuk uji statistik t dapat dilihat pada subbab 4.7.6 halaman 35 . Status pernikahan secara individu berpengaruh signifikan terhadap nilai WTP. Nilai koefisien bertanda negatif - dengan nilai 6284 berarti bahwa responden yang sudah menikah diduga akan memberikan nilai WTP yang lebih rendah sebesar Rp 6.284 dibandingkan responden yang belum menikah, cateris paribus. Hal ini disebabkan karena responden yang sudah menikah memiliki kebutuhan yang lebih besar sehingga alokasi dana WTP yang diberikan cenderung lebih rendah dibandingkan responden pengunjung yang belum menikah.

2. Frekuensi Kunjungan

Variabel frekuensi kunjungan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yang disyaratkan yaitu α = 0,05 sehingga H ditolak hipotesis untuk uji statistik t dapat dilihat pada subbab 4.7.6 halaman 35. Frekuensi kunjungan secara individu berpengaruh signifikan terhadap nilai WTP. Nilai koefisien bertanda positif + dengan nilai 1048,2 berarti bahwa setiap kenaikan frekuensi kunjungan sebanyak satu kali maka diduga rata-rata nilai WTP yang diberikan responden pengunjung akan semakin meningkat sebesar Rp 1.048,2 cateris paribus. Hal ini disebabkan karena dengan semakin sering pengunjung berkunjung, maka pengunjung semakin tahu kelebihan dan kekurangan lokasi obyek wisata yang perlu adanya suatu upaya pelestarian lingkungan, sehingga mereka bersedia meningkatkan nilai WTP demi kenyamanan mereka dalam menikmati atraksi wisata yang disediakan oleh obyek wisata Tirta Jangari.

3. Biaya Kunjungan

Variabel biaya kunjungan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,027 lebih kecil dari taraf signifikansi yang disyaratkan yaitu α = 0,05 sehingga H ditolak hipotesis untuk uji statistik t dapat dilihat pada subbab 4.7.6 halaman 36. Biaya kunjungan secara individu berpengaruh signifikan terhadap nilai WTP. Nilai koefisien bertanda positif + dengan nilai sebesar 1278,6 berarti bahwa setiap kenaikan biaya kunjungan sebesar 1 kategori biaya kunjungan kategori 1 untuk biaya kunjungan sebesar Rp ≤ 100.000, kategori 2 untuk biaya kunjungan Rp 101.000 - Rp 200.000, kategori 3 untuk biaya kunjungan Rp 200.000 maka diduga rata-rata nilai WTP yang diberikan akan semakin meningkat sebesar Rp 1.278,6 cateris paribus. Kenyamanan responden dalam menikmati jasa lingkungan yang disediakan obyek wisata Tirta Jangari direpresentasikan melalui tingginya biaya kunjungan. Adapun biaya kunjungan yang dimaksud selain digunakan untuk biaya transportasi juga digunakan untuk membiayai aktivitas wisata antara lain sewa perahu motor, sewabeli alat pancing, dan biaya konsumsi. Hal ini menyebabkan responden bersedia meningkatkan nilai WTP dengan harapan mereka tetap mendapatkan kenyamanan yang sama untuk kunjungan selanjutnya.

4. Tingkat Pendidikan