60
1921 atau sama dengan 1921 hari. Jadi dapat diketahui bahwa perputaran aktiva untuk menghasilkan penjualan adalah selama 1921
hari.
4.2 Penilaian Model Altman Z – Score
Rasio keuangan masing – masing perusahaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan Z-Score dari hasil implementasi nilai rasio
tersebut. Kemudian nilai Z-Score tersebut dibandingkan dengan kreteria yang telah diterapkan Altman agar dapat memprediksi kondisi kesehatan
dari masing-masing perusahaan. Berdasarkan perusahaan yang telah di teliti, yakni Bank yang telah Go Public maka penulis memilih model
Altman Z-Score untuk digunakan dalam penelitian ini. Adapun rumuas dari model Altman Z-Score adalah sebagai berikut :
Z = 1.2X
1
+ 1.4X
2
+ 3.3X
3
+ 0.6X
4
+ 1.0X
5
Menggunakan rumus persamaan model original Z – Score diatas, maka dapat dibuat perhitungan :
Nilai Z-Score untuk PT. Bank Artha Graha Internasional pada tahun 2009 adalah :
Z = 1.2X
1
+ 1.4X
2
+ 3.3X
3
+ 0.6X
4
+ 1.0X
5
= 1.2 0.55 + 1.4 0.004 +3.3 0.002 + 0.6 0.023 + 1.0 0.10 = 0.784
Setelah kita memasukkan seluruh rasio yang akan diuji kedalam rumus Altman Z – Score kemudian dibagi kedalam kreteria :
61
Z-Score 2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan.
1,81Z-Score 2,99 berada di daerah abu-abu sehingga dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan,
namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama besarnya tergantung dari keputusan
kebijaksanaan manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan.
Z-Score 1,81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan yang sangat besar dan beresiko tinggi sehingga
kemungkinan bangkrutnya sangat besar. Maka hasil perhitungan Altman Z –Score pada bank yang telah Go
public dapat dilihat tabel 4.6 berikut:
62
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Z-Score pada tahun 2009-2011
Z-Score Prediksi Z-Score Prediksi Z-Score Prediksi
1 Bank Artha Graha
0.78 Bangkrut
0.82 Bangkrut
0.79 Bangkrut
2 Bank Bukopin
0.45 Bangkrut
1.85 Grey Area
6.22 Sehat
3 Bank Central Asia
6.76 Sehat
5.95 Sehat
7.39 Sehat
4 Bank CIMB Niaga
0.72 Bangkrut
5.11 Sehat
6.85 Sehat
5 Bank Danamon
1.02 Bangkrut
12.3 Sehat
0.96 Bangkrut
6 Bank OCBC NISP
0.33 Bangkrut
0.6 Bangkrut
0.46 Bangkrut
7 Bank Pan Indonesia
1.04 Bangkrut
1.68 Bangkrut
1.47 Bangkrut
8 Bank Permata
0.33 Bangkrut
0.44 Bangkrut
2 Grey Area
9 Bank Mega
1.19 Bangkrut
0.26 Bangkrut
0.22 Bangkrut
10 Bank Mandiri
1.3 Bangkrut
7.842 Sehat
7.05 Sehat
No Bank
2009 2010
2011
sumber : Pengolahan Data Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa dalam tiga tahun terakhir yaitu
tahun 2009 sampai 2011 setiap bank memiliki kondisi keuangan yang berbeda-beda uantuk setiap tahunnya. Ada Sembilan bank yang memiliki
kreteria kebangkrutan yaitu PT. Bank Artha Graha Tbk, PT. Bank Bukopin Tbk, PT. Bank CIMB Niaga Tbk, PT. Bank Danamon Tbk, PT. Bank
OCBC NISP Tbk, PT. Bank Pan Indonesia Tbk, PT. Bank Permata Tbk, PT. Bank Mega Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, dan ada satu perusahaan
perbankkan yang memiliki kreteria sehat yaitu PT. Bank Centarl Asia Tbk. Kelima variabel yang digunakan untuk menghitung nilai z-score suatu
perusahaan perbankan yaitu X1Working Capital to Total Assets, X2 Retained Earning to Total Assets, X3Earning Before Interest and Taxes
EBIT to Total Assets, X4 Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities,X5 Sales to Total Assets Sofyan Syafri Harahap,2009: 353.
63
Antara variabel yg satu dengan yang lainnya memiliki hubungan yang saling mempengaruhi nilai modal kerja yang besar menunjukkan
produktivitas aktiva perusahaan yang mampu menghasilkan laba usaha yang besar seperti yang diharapkan perusahaan perbankan. Dengan
meningkatnya laba usaha perusahaan maka akan menarik investor untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut sehingga laba ditahan
perusahaan akan mengalami peningkatan. Meningkatnya laba ditahan dan modal kerja yang dimilki perusahaan akan mendorong meningkatnya total
penjualan perusahaan perbankan. Begitu pula sebaliknya, jika modal kerja yang dimiliki perusahaan semakin kecil maka perusahaan akan memperoleh
laba yang kecil pula. Jika perusahaan mengalami hal seperti ini maka akan mendorong pada terjadinya kesulitan keuangan dan jika keadaan ini terus
berlanjut maka perusahaan akan mengalami kebangkrutan.
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat dipersentasekan dengan tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Hasil Persentase Metode Altman Z-Score 2009-2011
2009 2010
2011
Bangkrut
95 50
45
Grey Area 5
5
Sehat 5
45 50
Predisi Kebangkrutan
Tahun
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa prediksi kebangkrutan pada perusahaan perbankan yang telah Go Pablic terus mengalami kondisi yang
64
semakin baik tiap tahunnya. Prediksi bangkrut yang dialami oleh perbankan dari tahun 2009 yaitu 95, menurun pada tahun 2010 menjadi 50 dan
turun lagi menjadi 45 pada tahun 2011. Penurunan perusahaan perbankan yang diprediksi bangkrut diikuti dengan kondisi keuangan yang sehat pada
tahun 2009 yang ditunjukkan dengan hasil yang sangat buruk yaitu sebesar 0 tetapi mengalami peningkatan menjadi 45 pada tahun 2010 dan
meningkat kembali pada tahun 2011 menjadi 50, Sedangkan pada grey area pada tahun 2009 yang menunjukkan hasil sebesar 0, meningkat
menjadi 5 pada tahun 2010 dan tetap mengalami tingkat yang sama pada tahun berikutnya yaitu 5 pada tahun 2011 hal ini dikarenakan perusahaan
sedang memperbaiki kinerja keuangan mereka agar tetap dapat memenuhi keinginan para nasabah perbankkan tersebut.
65
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Model Altman Z-score dapat memprediksi keadaan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2009 ada satu perusahaan
perbankan yang berada pada kreteria sehat atau sekitar 5 dan 95 diprediksi akan mengalami kebangkrutan. Ini ditandai dengan hasil nilai Z-
score yang berada pada nilai 6,76 di atas 2,99. Dapat dilihat bahwa perbankan ada beberapa yang mulai memperbaiki kondisi keuangan dengan
melihat bahwa pada tahun 2010 sebanyak 45 berada dalam keadaan sehat, 45 diprediksi akan mengalami kebangkrutan yang berkurang dibanding
dengan tahun sebelumnya yang mencapai angka 95, dan 5 berada pada grey area.
Tahun 2011 prediksi kebangkrutan pada perbankan memiliki hasil 50 perbankan sehat, 5 berada pada grey area dan 45 masih dalam
prediksi keadaan bangkrut. Peluang kebangkrutan ini tentunya akan semakin besar jika pihak manajemen perusahaan tidak segera melakukan
tindakan evaluasi terhadap kondisi keuangan perusahaan. Selain itu, perbaikan kinerja diperlukan setiap bank agar semakin kecil kemungkinan
mengalami kebangkrutan.