Working Capital to Total Assets

51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Rasio-Rasio Keuangan Dengan Metode Altman Z-Score

Analisis kesulitan keuangan yang dapat menyebabkan kebangkrutan akan sangat membantu pembuat keputusan untuk menentukan sikap terhadap perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Altman Z-Score merupakan salah satu model prediksi yang dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan Resiko kebangkrutan suatu perusahaan dengan menganalisis laporan keuangan tersebut. Dalam model prediksi Altman Z-Score ini terdapat 5 indikator dari rasio-rasio keungan yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut, yaitu Working Capital to Total Assets, Retained Earning to Total Assets, EBIT to Total Asset, Market Value of Equity to Book Value Total Liabilities, dan Sales ti Total Asset. Kelima rasio keuangan tersebut telah mewakili aspek-aspek Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas dan Aktivitas.

1. Working Capital to Total Assets

Variabel ini merupakan variabel independen X1 dari multivariate diskriminan analisys dengan menggunakan variable- variabel yang ada pada penelitian Altman dalam metode Z-Scorenya. Hal tersebut berarti rasio X1 sebagai variabel yang menentukan besar- kecilnya nilai variabel dependen yang ada dalam penelitian ini yaitu Z. Variabel ini dapat di cari dengan cara membandingkan modal kerja 52 dengan total aktiva perusahaan. Besarnya variabel ini merupakan gambaran tentang besarnya kondisi likuiditas suatu perusahaan di bandingkan dengan total aktivanya, serta bagaimana posisi dari modal kerja tersebut. Besarnya nilai variabel X1 working capital to total asset mengindikasikan bahwa kondisi likuditas perbankan semakin baik. Baiknya kondisi tersebut seperti besarnya kecukupan kas, total kredit yang diberikan kepada nasabah yang besar. Investasi pada saham untuk di perjualbelikan yang besar, adanya penurunan nilai assets terutama bila other assets dalam kelompok aktiva tetap yang kurang produktif, serta adanya penurunan penyisihan kerugian piutang dan penurunan total deposits.Sedangkan kecilnya nilai variabel X1 working capital to total asset menunjukkan adanya kondisi likuiditas perusahaan yang kecil. Kondisi tersebut mengambarkan tingginya utang lancar, aktiva tetap yang membengkak, penyaluran kredit yang kecil, menurunnya dana kas yang tersedia pada bank ataupun dana pada bank indonesia dan di bank lain, tingginya penyisihan kerugian piutang dan lainya. Dari perhitungan yang di lakukan atas laporan keuangan yang di terbitkan oleh perbankan go public di BEJ untuk 1, 2 dan 3 tahun sebelum mengalami kebangkrutanketidakbangkrutan Untuk mengetahui nilai WCTA dapat meggunakan rumus sebagai berikut : Working Capital to Total Assets = 53 Dari rumus diatas maka didapat perhitungan nilai variabel working capital to total assets dari seluruh bank dilihat tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Working Capital To Total Asset No Bank 2009 2010 2011 1 Bank Artha Graha 0.55 0.55 0.5 2 Bank Bukopin 0.15 0.13 0.13 3 Bank Central Asia 0.08 0.07 0.06 4 Bank CIMB Niaga 0.22 0.17 0.16 5 Bank Danamon 0.08 0.07 0.06 6 Bank OCBC NISP 0.15 0.13 0.11 7 Bank Pan Indonesia 0.3 0.22 0.26 8 Bank Permata 0.13 0.12 0.9 9 Bank Mega 0.08 0.06 0.07 10 Bank Mandiri 0.05 0.04 0.04 Sumber : Pengolahan Data Dari 10 perhitungan bank diatas tidak menunjukkan adanya perbaikan dari nilai working capital tiga tahun yaitu antara tahun 2009 – 2011 terdapat modal kerja terhadap asset yang dimiliki perusahaan, faktor keberhasilan dari bank-bank yang mempunyai rasio X1 positif sebagian besar di sebabkan karena working capital to total assets negatif bank - bank tersebut yang jumlahnya kecil. Sehingga walaupun ada peningkatan kinerja sedikit, tetapi cukup signifikan untuk meningkatkan rasio working capital to total assets menjadi positif.Faktor yang kedua adalah bank - bank yang dahulunya mempunyai rasio working capital to total assets positif tetapi karena 54 jumlahnya yang besar, sehingga apabila ada penurunan yang relatif kecil maka tidak menyentuh level negatif. Secara rata-rata pada bank - bank pada kelompok bank bangkrut, yaitu Bank Danpac dan Bank Global Internasinoal telah menunjukkan adanya peningkatan rasio X1 yang cukup.

2. Retained Earning to Total Assets

Dokumen yang terkait

Penilaian Kesehatan Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score

0 53 98

Analisis Rasio Keuangan dengan Metode Altman Z-Score Untuk Mengukur Kebangkrutan Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

5 96 95

Analisis Kebangkrutan Perusahaan dengan Menggunakan Metode Altman Z Score pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 91 91

ANALISIS AKURASI PREDIKSI KEBANGKRUTAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 10 71

Analisis tingkat kebangkrutan model altman dan foster pada perusahaan textile dan garment go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007-2009

0 25 184

Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score pada Subsektor Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4 12 29

Analisis Prediksi Kebangkrutan pada Perusahaan Perbankan Go Public dengan Menggunakan Model Altman Z-Score (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011).

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebangkrutan 1. Pengertian Kebangkrutan - Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Yang Telah Go Publik Di Bursa Efek Indonesia (Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score)

0 0 35

Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Yang Telah Go Publik Di Bursa Efek Indonesia (Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score)

0 0 10

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

3 15 17