36 Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs –2–
36 36 36 36 36 Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs –2–
5. 5. 5. 5. 5 . Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi pada Negara Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi pada Negara Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi pada Negara Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi pada Negara Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi pada Negara RI dengan Negara Liberal dan Negara Komunis RI dengan Negara Liberal dan Negara Komunis RI dengan Negara Liberal dan Negara Komunis RI dengan Negara Liberal dan Negara Komunis RI dengan Negara Liberal dan Negara Komunis
Pancasila sebagai dasar negara memiliki hubungan erat dengan UUD 1945 sebagai konstitusi RI. Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indone- sia, yaitu cara berpikir dan cara kerja perjuangan. Pancasila perlu dipahami sebagai latar belakang sejarah bangsa Indonesia. Selain itu, Pancasila juga perlu dipahami dengan latar belakang konstitusi atau hukum dasar kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat, yaitu Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasan UUD 1945.
Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat memiliki sifat integral. Artinya, Pancasila memiliki sifat kekeluargaan dalam keber- samaan; memiliki semangat kerja sama dan gotong royong; dan me- ngutamakan musyawarah untuk mufakat. Paham integralistik yang dimiliki dan menjadi sifat dari
Pancasila ini tidak dimiliki oleh Gambar 2.2 Semangat kerja sama dan gotong royong paham liberalisme di negara liberal termasuk sifat dari Pancasila.
Sumber: www.pikiran-rakyat.com
ataupun paham sosialisme (komunis) di negara komunis.
Paham liberalisme melihat manusia sebagai makhluk bebas. Kebebasan manusia merupakan milik yang sangat tinggi dengan membawa unsur-unsur penting seperti materialisme dan individualisme. Ajaran liberalisme bertitik tolak dari hak asasi manusia yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun. Ajaran liberalisme tidak sesuai dengan Pancasila yang memandang manusia sebagai makhluk Tuhan yang mengemban tugas sebagai makhluk pribadi dan sosial.
Seperti halnya paham liberalisme, paham sosialisme (komunisme) tidak sesuai dengan Pancasila karena paham komunisme tidak percaya adanya Tuhan. Bahkan, paham komunisme menganggap bahwa agama adalah racun masyarakat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara yang tercantum dalam konstitusi tidak setuju atau tidak menerima paham liberalisme dan komunisme.
Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs –2–
Kalian telah mempelajari pokok bahasan di atas. Tentu kalian sudah memahaminya. Untuk menguji pemahaman kalian, kerjakan tugas berikut.
Uji Kompetensi
1. Sebutkan konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia!
2. Jelaskan isi pasal-pasal dalam UUD 1945 hasil amandemen yang berkaitan dengan jaminan HAM, susunan ketatanegaraan, dan pembagian tugas ketatanegaraan!
No. No. No. No. No. Permasalahan Permasalahan Permasalahan Permasalahan Permasalahan Pasal UUD 1945 Pasal UUD 1945 Pasal UUD 1945 Pasal UUD 1945 Pasal UUD 1945
1 . Jaminan HAM __________________________ __________________________
2 . Susunan ketatanegaraan __________________________ __________________________
3 . Pembagian dan tugas keta- __________________________ tanegaraan
Kalian telah mempelajari hakikat konstitusi dan berbagai konstitusi yang berlaku di Indonesia. Mengapa di Indonesia mengalami berbagai perubahan konstitusi? Untuk memahami hal tersebut, simaklah bab berikut.
B. B. B. B. B . Penyimpangan terhadap Konstitusi di Indonesia Penyimpangan terhadap Konstitusi di Indonesia Penyimpangan terhadap Konstitusi di Indonesia Penyimpangan terhadap Konstitusi di Indonesia Penyimpangan terhadap Konstitusi di Indonesia
Berbagai perubahan konstitusi di Indonesia disebabkan oleh penyimpangan-penyimpangan dari lembaga pengembangan kedaulatan rakyat. Adapun bentuk penyimpangan terhadap konstitusi di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1. 1. 1. 1. 1 . Penyimpangan terhadap UUD 1945 (1945–1949) Penyimpangan terhadap UUD 1945 (1945–1949) Penyimpangan terhadap UUD 1945 (1945–1949) Penyimpangan terhadap UUD 1945 (1945–1949) Penyimpangan terhadap UUD 1945 (1945–1949)
Pada masa awal kemerdekaan negara kita masih berada pada masa peralihan hukum dan pemerintahan, pelaksanaan ketatanegaraan seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945 belum dapat sepenuhnya dilaksanakan. Namun, penjelasan UUD 1945 telah mengantisipasi keadaan itu. Menurut Pasal IV Aturan Peralihan, sebelum MPR, DPR, dan DPA dibentuk menurut UUD 1945, segala kekuasaan negara dijalankan oleh presiden dengan bantuan sebuah Komite Nasional.