76 Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs –2–
76 76 76 76 76 Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs –2–
Dalam menjalankan tugas sehari-hari, presiden dibantu oleh menteri-menteri. Para menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
Presiden juga memiliki hak untuk mengajukan sebuah ran- cangan undang-undang. Bersama- sama dengan menteri, Presiden
dapat membuat rancangan undang- Gambar 3.3 Presiden sebagai lembaga pelaksana undang untuk kemudian diajukan perundang-undangan.
Sumber: www.dpr.go.id
ke DPR.
Meskipun demikian, pemerintah tidak dapat sewenang- wenang mengusulkan peraturan. Untuk mewujudkan
peraturan, pemerintah membutuhkan persetujuan DPR. Apabila tidak sesuai, DPR sebagai wakil rakyat dapat menolaknya. Setelah undang-undang terlaksana, DPR berfungsi sebagai pengawas.
Kalian telah mempelajari pokok bahasan di atas. Tentu kalian sudah memahaminya. Untuk menguji pemahaman kalian, kerjakan tugas berikut!
Uji Kompetensi
1. Jelaskan peran presiden dalam proses penyusunan undang- undang!
2. Diskusikan dengan kelompok belajarmu bagaimana proses rancangan undang-undang dalam masa sidang DPR!
Kalian telah mempelajari pembentukan peraturan perundang- undangan. Setelah memahami pembahasan tersebut kalian dapat mempelajari sikap kritis terhadap perundang-undangan.
C C C C C ..... Sikap Kritis Sikap Kritis Sikap Kritis Sikap Kritis Sikap Kritis ttttterhadap Perundang-Undangan erhadap Perundang-Undangan erhadap Perundang-Undangan erhadap Perundang-Undangan erhadap Perundang-Undangan
Sebagai anggota masyarakat, kita dapat mengusulkan perubahan undang-undang itu melalui
1. wakil-wakil rakyat yang duduk sebagai anggota DPR;
2. lembaga-lembaga pemerintah;
3. media massa baik media elektronik maupun cetak;
4. penyampaian aspirasi secara langsung di DPR. Adapun bentuk-bentuk sikap kritis masyarakat terhadap
perundang-undangan yang tidak mengakomodasi (menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan) aspirasi masyarakat, antara lain sebagai berikut.
Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs –2–
1. Mengadakan kajian, diskusi, dan seminar tentang dampak diber- lakukannya UU yang tidak mengakomodasi aspirasi masyarakat.
2. Mengadakan penelitian tentang dampak diberlakukannya UU yang tidak mengakomodasi aspirasi masyarakat di tengah- tengah kehidupan masyarakat.
3. Menyampaikan hasil kajian, diskusi, seminar, dan penelitian tersebut kepada pemerintah dan DPR untuk merevisi atau mengamandemenkan terhadap UU yang dianggap sudah tidak relevan atau yang tidak mengakomodasi aspirasi masyarakat.
4. Menyampaikan aspirasi langsung atau unjuk rasa secara tertib sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kalian telah mempelajari pokok bahasan di atas. Tentu kalian sudah memahaminya. Untuk menguji pemahaman kalian, kerjakan tugas berikut.
Uji Kompetensi
Diskusikan dengan kelompok belajar kalian. Bagaimanakah bentuk- bentuk sikap kritis masyarakat terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi masyarakat!
Kalian telah mempelajari sikap kritis terhadap perundang- undangan. Setelah memahami pembahasan tersebut, kalian dapat mempelajari sikap patuh terhadap perundang-undangan.
D. D. D. D. D . Sikap Patuh terhadap Perundang-Undangan Sikap Patuh terhadap Perundang-Undangan Sikap Patuh terhadap Perundang-Undangan Sikap Patuh terhadap Perundang-Undangan Sikap Patuh terhadap Perundang-Undangan
Melakukan tindakan dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan ketentuan norma, kaidah atau peraturan yang berlaku merupakan sikap patuh. Sikap patuh merupakan sikap yang dapat membina ketertiban serta dapat meningkatkan kedisiplinan. Kepatuhan warga negara terhadap perundang-undangan nasional dapat ditunjukkan dengan sikap berikut ini.
1. Membiasakan tertib berlalu lintas dalam rangka melaksana- kan UU Lalu Lintas.
2. Membayar Pajak Bumi dan Bangunan sesuai jumlah dan waktu yang ditentukan dalam rangka melaksanakan UU Perpajakan.
3. Melaksanakan wajib belajar dalam rangka melaksanakan UU Sistem Pendidikan Nasional.
4. Tidak membuat kerusuhan dan teror dalam rangka melaksana- kan UU Antiteroris.
5. Menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum, dalam rangka melaksanakan UU Pemilihan Umum.
6. Menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung, dalam rangka melaksanakan UU Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.