Sejarah Rapai di Aceh

BAB III ANALISIS FUNGSI SOSIAL BUDAYA

KESENIANRAPAI GELENG DIKOTA BANDA ACEH

3.1 Sejarah Rapai di Aceh

Sejarah masuknya alat musikRapaiini telah ada sekitar abad XIII seiring masuknya agama Islam di aceh yang kemudain menjadi media dakwah dalam penyebaran agama Islam dimasa kerajaan Islam pertama di Nusantara yaitu Samudera Pasai yang dipimpin Raja Islam pertama yaitu Sultan Malikul Saleh di daerah Pasai Pase, Aceh Utara, yang kemudian berkembang menjadi suatu kesenian yang mempunyai fungsi sosial budaya pada masa pemerintahanSultan Iskandar Muda. Alat musik rapai ini merupakan hasil akulturasi budaya Islam yang masuk ke daerah Aceh sekitar abad XIII, yang dibawa oleh para ulama dan saudagar Islam dari Timur tengah melalui jalur perdagan dunia yang melintasi Asia tengah dan selatan seperti Pakistan, India dan sebagainya dan, kemudian menjadi alat penyebaran Agama Islam di seluruh Aceh dan Nusantara.Pada awalnya budaya alat musik Rapai dibawa oleh seorang Ulama besar Islam Syekh Abdul Qadir Zailani, yang meneruskan ajaran Islam dari seorang Ulama Ahli tasawuf dari Baghdad Irak yang bernama, Syekh Ahmad Rifa’I yang kemudian ulama ini terkenal dengan aliran tasawuf “rifaiyyah” 42 42 sumber :Wawancara dengan Marzuku Hasan di taman budaya Banda Aceh. , dan pada zaman pemerintahan Sultan Iskandar Muda, alat musik ini sering digunakan untuk keperluan penyambuatan tamu kerajaan,sehingga menjadi budaya masyarakat Islam di Indonesia, hal ini Universitas Sumatera Utara dapat kita lihat pada banyaknya ragam alat music perkusi sejenis Rebana di Nusantara ini yang bentuknya hampir menyerupai Rapai. Bahkan hampir semua Instrumen tersebut digunakan untuk mengiringi perayaan hari besar keagamaan agama Islam seperti maulid nabi hari kelahiran nabi Muhammad, Isra Mi’raj,Perjalanan nabi Muhammad dari Masjidil haram ke Masjdil Aqsa, hingga Sidratul Munthaha atau langit ke tujuh untuk menerima perintah shalat dari allah SWT, dalamhal tersebut selalu dilantunkan shalawat nabi Memuliakan dan mendo’akan terhadap Nabi Muhammad beserta keluarganya. Nama Rapai sendiri diambil dari seorang ulama besar di Arab yang mensyiarkan Islam melalui dakwah yang cara berdakwahnya menggunakan alat musik berbentuk frame drum perkusi sejenis rebana dengan satu permukaan yang dimainkan dengan cara dipukul atau ditepuk yang kemudian disebarkan oleh para pengikutnya yang beraliran tasawufRifa’iyah lihat Snouck Hugronje 1994: 2:216-247 43 43 Kartomi, Margaret : Musical Journey In Sumatera, 2005. . Dalam sebuah panton Aceh disebutkan bahwa Rapa’i diperkenalkan oleh seorang ulama besar Islam kelahiran Persia, yaitu Syekh Abdul Qadir Zailani. Atau lebih dikenal dengan sebutan Bandar Khalifah 1077-1166 , beliau pertama kali datang ke Aceh mendiami sebuah kampung yaitu Kampong Pande, yang sekarang letaknya berada sekitar kecamatan Masjid Raya, Bentuk Rapai di Aceh pada awalnya mirip seperti alat musik rebana dengan satu permukaan yang terbuat dari kayu yang dilapisi oleh kulit kambing atau kerbau yang digunakan sebagai pengiring meu- dikeberdzikir untuk menyemangati para pengikut ajaran Islam agar selalu Universitas Sumatera Utara ingat kepada Allah sebagai tuhan yang menguasai seluruh alam dan sebagai sosialisasi ajaran agama Islam pada masa itu, hal ini dapat terlihat pada penyebaran Islam di kerjaan Islam pertama di Nusantara yaitu Samudera Pasai yang berada di daerah lhokseumawe Aceh bagian Utara, dengan rajanya yang bernama Sultan Malikul Saleh, maka sebagai bentuk kebudayaan penyebaran Islam tersebut dinamailah Rapai tersebut dengan nama Rapai paseekarena berada disekitar daerah pase dahulu terkenal dengan nama Samudera Pasai, sebuah kerajaan Islam pertama di Nusantara, sebagai media dakwah yang dianut oleh aliran Tarekat Sufi sebagai jalan untuk mendekatkan diri terhadap Allah Subhanahu Wataala tuhan yang menguasai alam semesta dalam masyarakat Islam dalam setiap lantunan dzikir dengan bentuk nyanyian yang diiringi oleh tabuhan rapai tersebut. Tentang Rapai juga dituliskan dalam beberapa karya Sastra Aceh yang dituliskan oleh beberapa Ulama yang datang dan menetap di Aceh pada sekitar Abad 16 dan Abad 17, salah satunya adalah ulama dan sastrawan besar melayu yaitu Hamzah Fansuri. Beliau mempelajari Islam dengan aliran Qadariyah yang ada di Arab yang kemudian disebarkan di Aceh yang kemudian aliran ini diikuti oleh ulama –ulama lain seperti Ahmad Qushashi dan Muhammad Samanyang berdakwah sekitar tahun 1661. Snouck Hugronje 1906,2 :216 44 44 ibid , kemudian penyebaran Islam dilanjutkan oleh seorang ulama yang masih keluarganya yaitu Syekh Abdurrauf Assingkili, yang kemudian ulama ini terkenal di Aceh dengan sebutan Syah Kuala namatersebut sampai sekarang dipakai sebagai nama sebuah Universitas di Banda Aceh. Syekh Universitas Sumatera Utara Abdurrauf tidak saja menghasilkan suatu ajaran yang memberikan masukan bagi petunjuk hukum di Aceh akan tetapi juga memberikan suatu bentuk kebudayan seni Islam di Aceh yang dikenal dengan “dike”dzikir. Dalam salah satu syair sastra Aceh tentang rapai dijelaskan sebagai berikut : Di Langet manyang Bintang Meuble-Meuble Cahya ban Kande leumah u bumoi Asai Rapai bak Syekh Abdul Kade Masa nyan lahe peutreun u bumoi Dilangit tinggi bintang berbinar-binar Artinya : Cahaya seperti lilin memancar ke bumi Asal rapai dari Syekh Abdul Kadir Inilah yang sah penciptanya lahir ke bumi 45 Dalam syair teks ini mengandung makna bahwa Rapai mempunyai peran yang sangat penting sebagai kesenian yang saat itu popular dimasyarakat sebagai media dakwah syiar Islam yang menerangi masyarakat Aceh saat itu berada pada masa kebodohan menjadi masyarakat yang cerdas dan menjadikan sebuah bangsayang gemilang dengan sinar Islam, dijelaskan pula bahwa asal Rapai dibawa oleh ulama Syekh Abdul Qadir Zailani sebagai penciptanya dan mengenalkannya kepada seluruh dunia. Kata Rapai sendiri mengandung beberapa pengertian yang dipahami oleh masyarakat Aceh sebagai berikut : 45 Depdikbud, Kanwil Prop DI Aceh: Proyek Pengembangan Kesenian Di Aceh, 1980-1981 Universitas Sumatera Utara a. Rapai diartikan sebagai alat musik pukul yang dibuat dari kayu nangka atau kayu merbau, sedang kulitnya dari kulit kambing yang telah diolah. Badan Rapai sendiri sisebut paloh ataubaloh.Dilihat dari perangkat besar kecilnya ukuran rapai, ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. b. Rapai diartikan sebagai group permainan yang terdiri dari antara 8 sampai 12 orang atau lebih yang disebut awak Rapai. c. Rapai diartikan sebagai bentuk permainan kesenian rapai itu sendiri. 46 Pada abad 17 para ulama memilih cara berdakwah dengan bentuk kesenian dan menerapkan budaya Islam yang egaliter dan demokratis, hal inimenjadikan agama Islam lebih mudah difahami dan diterima oleh masyarakat Islam di Aceh pada masa itu, salah satu ulama besar yaitu Syekh Muhammad Saman berdakwah dengan memperkenalkan seni meu -“Rateb”, dimana cara berdakwah ini mengajarkan pada umatnya untuk selalu mengingat Allah, dalam melakukan me- rateb ini sambil melakukan gerakan badan dan kepala dengan mengangguk-angguk sambil berdzikir sebagai bentuk totalitas untuk mengingat Allah Subhanahuwata’ Ala, yang kemudian cara ini berkembang menjadi suatu jenis tarian yang sangat dikenal seperti “ Ratouh duek” yang menyebar di daerah Aceh Pesisir dan “Saman” yang menyebar didataran tinggi Gayo.Pada awalnya kedua jenis tarian ini tidak menggunakan alat musik rapai sebagai pengiring tariannya , namun seiring perkembangannya mendapat pengaruh iringan Rapai disekitar Aceh Barat dan 46 ibid Universitas Sumatera Utara Selatan sebagai pengaruh Rapai Pasee dari Aceh Utara, yang kemudian penyebarannya didaerah Aceh bagian Barat dan Selatan melahirkan jenis kesenian campuran antara seni tari dan music yang dikenal dengan Seni“Rapai Saman” 47

3.2 Klasifikasi jenis seni tari dan musik Aceh