2.4 Masyarakat Kota Banda Aceh
2.4.1 Stratifikasi Masyarakat
Berdasarkan pendekatan historis baik pada sebelum maupun sesudah kemerdekaan, stratifikasi masyarakat Aceh yang paling menonjol dapat
dikelompokkan pada dua golongan, yaitu golongan umara dan golongan ulama.Pada zaman sebelum kemerdekaan Republik Indonesia Umara dapat
diartikan sebagai pemerintah atau pejabat pelaksana pemerintah dalam satu unit wilayah kekuasaan, Contohnya seperti jabatan Sultan yang merupakan
pimpinan atau pejabat tertinggi dalam unit pemerintahan kerajaan, Uleebalang sebagai pimpinan unit pemerintah Nanggroe negeri, Panglima Sagoe
Panglima Sagi yang memimpin unit pemerintahan Sagi, Kepala Mukim yang menjadi pimpinan unit pemerintahan Mukim dan Keuchiek atau Geuchiek
yang menjadi pimpinan pada unit pemerintahan Gampong kampung. Kesemua mereka atau pejabat tersebut di atas, dalam struktur pemerintahan di
Aceh pada masa dahulu dikenal sebagai lapisan pemimpin adat, pemimpin keduniawian, atau kelompok elite sekuler. Hal ini berlaku juga di kota Banda
Aceh, yang merupakan pusat pemerintahan dan ibu kota Aceh, namun dalam perkembangannya saat seteleh perang kemerdekaan usai dan Indonesia sebagai
sebuah negara merdeka dan berdaulat, mempunyai tata pemerintahannya sendiri dalam hal ini kedudukan Sultan, Ulee balang maupun Panglima sagoe,
ditiadakan karena Aceh termasuk dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang semuanya diatur oleh sistim pemerintahan Republik Indonesia
berdasarkan Undang-undang 1945, melalui Departemen Dalam Negeri sedangkan bentuk pimpinan unit pemerintahan seperti Imeum, Mukim,
Universitas Sumatera Utara
Keuchik, Kepala gampong dan sebagainya merujuk pada Undang-undang otonomi khusus dan keistimewaan daerah Aceh, sementara kedudukan
geuchik, kepala mukim, tuha peut masih dipertahankan sebagai
sistimpemerintahan tradisional dilapisan bawah masyarakat yang setara dengan lurah, kepala dusun, dan sebagainya.
2.4.2 Agama
Mayoritas penduduk Kota Banda Aceh merupakan penganut agama Islam. Bahkan di kecamatan Meuraxa dan Ulee Kareng Mayoritas seratus
persen penduduknya beragama Islam. Penduduk Non Muslim paling banyak bertempat tinggal di Kecamatan Kuta Alam.Di Kota Banda Aceh, terdapat
berbagai macam pemeluk agama. Meskipun yang dominan adalah pemeluk agama Islam, namun kita juga dapat menjumpai beberapa tempat ibadah bagi
agama-agama non Muslim seperti Gereja dan Klenteng.
Jumla h Penganut Agama Menurut Kecamatan di Kota Banda Aceh
Tahun 2010 No
Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya Jumlah
1 Meuraxa
14.426 14.426
2 Jaya Baru
22.085 8
22.093 3
Banda Raya 20.850 10
15 20
20.895 4
Baiturrahman 34.501 68
161 5
218 34.953
5 Lueng Bata
20.600 77
23 2
266 20.968
6 Kuta Alam
44.319 468
161 4
2.052 47.004
7 Kuta Raja
10.287 65
67 29
199 10.647
8 Syiah Kuala 31.483
21 111
31.615 9
Ulee Kareng 21.775 21.775
Jml 2010
2009 2008
220.236 210.055
218.210 717
403 550
538 233
402 40
21 37
2.755 1.528
2.653 224.736
212.241 221.852
Sumber : Banda Aceh dalam Angka, 2013
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Tempat Ibadah Umat Islam Menurut Kecamatan di Kota Banda Aceh Tahun 2010
No Kecamatan
Mesjid, Meunasah, Mushalla
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Meuraxa
Jaya Baru Banda Raya
Baiturrahman Lueng Bata
Kuta alam Kuta Raja
Syiah Kuala Ulee Kareng
26 23
26 39
24 53
19 40
17
Jumlah 2010
2009 2008
267 223
223
Sumber: Banda Aceh dalam Angka, 2012
Update: 07-05-2013
2.4.3 Jumlah penduduk kota Banda Aceh