Salah satunya adalah Sumatera Utara yang tersohor karena luas perkebunannya. Hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi.
Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara.
Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara sekaligus yang juga merupakan pusat pengembangan wilayah Sumatera Utara, memiliki fasilitas
komunikasi, perbankan, dan jasa-jasa perdagangan lainnya yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah. Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur
pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik
maupun luar negeri ekspor-impor.
4.2 Kondisi Iklim dan Topografi
Iklim di Sumatera Utara termasuk iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin Pasat dan angin Muson. Kelembaban udara rata-rata 78-91 prt tahun, Curah hujan
800-4000 mm Tahun dan penyinaran matahari 43.
Berdasarkan Topografi Daerah Sumatera Utara dibagi atas 3 tiga bagian yaitu bagian Timur dengan keadaan relatif datar, bagian tengah bergelombang sampai
berbukit dan bagian Barat merupakan dataran bergelombang.Wilayah Pantai Timur yang merupakan dataran rendah seluas 24.921,99 Km2 atau 34,77 persen
dari luas wilayah Sumatera Utara adalah Daerah yang subur, kelembaban tinggi dengan curah hujan relatif tinggi pula. Wilayah ini memiliki potensi ekonomi
yang tinggi sehingga cenderung semakin padat karena arus migrasi dari wilayah Pantai Barat dan dataran tinggi.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Kondisi Demografi
Sumatera Utara merupakan provinsi keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Merupakan provinsi
multietnis dengan Batak, Nias, dan Melayu sebagai penduduk asli wilayah ini dan menganut berbagai agama seperti Kristen, Katolik, Islam, Budha, Hindu dan
berbagai aliran kepercayaan lainnya.
Penduduk Sumatera Utara masih lebih banyak tinggal di daerah pedesaan dari pada daerah perkotaan. Jumlah penduduk Sumatera utara yang tinggal di pedesaan
sebesar 50, 84 dan yang tinggal di daerah perkotaan adalah sebesar 49,16.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil 5.1.1 Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Arabika di
Sumatera Utara
Data pada Lampiran 1 merupakan data awal hasil penelitian dimana satuan pengukuran belum sama. Menurut Nachrowi 2002, walaupun unit yang
digunakan dalam regresi berbeda-beda, kesimpulan akhir dari model tersebut akan sama bila berhati-hati dalam menginterpretasikan model. Namun untuk
mengurangi salah interpretasi, sebaiknya digunakan satuan ukuranunit yang sama dalam mengukur variabel-variabel bebas maupun terikat
Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data tahunan yaitu data mulai tahun 2002 sampai tahun 2012. Dalam persamaan diketahui variabel bebas terdiri
dari harga ekspor kopi arabika X
1
, GDP perkapita riil negara tujuan ekspor yaitu Amerika Serikat X
2
, nilai tukar nominal rupiah terhadap dollar X
3
. Dari variabel-variabel bebas tersebut akan dilihat seberapa besar pengaruhnya terhadap
nilai ekspor kopi arabika sebagai variabel dependen variabel terikat, dimana hasil regresi yang diperoleh melalui penelitian ini dengan menggunakan Model
Regresi Linier Berganda, adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ µ
Keterangan : Y
= Nilai ekspor kopi arabika Sumatera Utara a
= Koefisien intersep b
1
-b
3
= Koefisien variabel regresi X
1
= Harga ekspor kopi arabika X
2
= GDP perkapita riil Amerika Serikat X
3
= Nilai tukar nominal rupiah terhadap dollar µ
= Random error Setelah diproses dengan menggunakan software SPSS Stasistical Product and
Service Solution maka hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor
kopi arabika di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 7
Tabel 7. Analisis Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Arabika di Sumatera Utara
Variabel Koefisien
Standar T-Hitung Signifikan
Regresi Error
Constanta 1374000000000
143000000000 1,202
0,268 X1 = Harga Ekspor
52480000 9360000
5,607 0,001
X2 = GDP USA 0,00002341
0,000 2,870
0,024 X3 = Kurs
Nominal -459900000
17320000 -2,655
0,033 R= 0,988a
R-Square = 0,977 F-Hitung = 99,639
0,000a F-Tabel = 3,36
t-Tabel = 1,796
Universitas Sumatera Utara
Adapun persamaan yang diperoeh dari hasil analisis adalah Y = 1374000000000 + 52480000X
1
+ 0,00002341X
2
+ 459900000X
3
t-Hitung 1,202 5,607 2,870 2,655
Kesesuaian Model Test of Goodness of Fit
Setelah dilakukan analisis terhadap model regresi tersebut Lampiran 4a, maka diperoleh hasil R Lampiran 4a sebesar 0,977 yang artinya 97,7 variasi variabel
Nilai ekspor telah dapat jelaskan oleh variabel harga ekspor kopi arabika, GDP perkapita riil Amerika Serikat, kurs nominal. Sisanya sebesar 2,3 dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi ini.
Uji F Uji Simultan
Berdasarkan tabel ANOVA Lampiran 4b dapat dilihat bahwa secara serempak pengaruh variabel terikat volume ekspor kopi arabika di Sumatera Utara dapat
dijelaskan oleh variabel bebas harga ekspor kopi arabika, GDP perkapita riil Amerika Serikat, kurs nominal ternyata signifikan secara statistik pada α = 5.
Hal ini dapat dilihat dari uji F dimana F hitung 99,639 F-Tabel 3,36. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas harga ekspor kopi arabika,
GDP perkapita riil Amerika Serikat, kurs nominal mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel nilai ekspor kopi arabika.
Uji t Uji Parsial
1. Harga Ekspor Kopi Arabika X
1
Secara parsial, variabel Harga ekspor kopi arabika berpengaruh secara nyata terhadap nilai ekspor kopi arabika di Sumatera Utara pada taraf kepercayaan 95.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dapat dilihat pada tabel 7 bahwa t-hitung 5,607 t-tabel 1,796. Berpengaruh nyatanya harga ekspor kopi arabika terhadap nilai ekspor kopi
arabika dapat dilihat dari nilai ekspor kopi arabika yang ikut mengalami kenaikan ketika harga ekspor kopi arabika meningkat. Sehingga nilai ekspor kopi arabika
bergerak mengikuti harga ekspor kopi arabika dengan arah yang positif.
2. GDP Amerika Serikat X
2
Secara parsial, variabel GDP perkapita riil Amerika Serikat berpengaruh secara signifikan terhadap nilai ekspor kopi arabika. Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung
2,870 t-tabel 1,796. Berpengaruh nyatanya GDP perkapita riil Amerika Serikat dapat dijelaskan bahwa kenaikan GDP perkapita riil Amerika Serikat juga
akan menaikan nilai ekspor kopi arabika. Sehingga nilai ekspor kopi arabika bergerak mengikuti GDP perkapita riil Amerika Serikat dengan arah yang positif.
3. Nilai Tukar Nominal Kurs Nominal X
3
Secara parsial, variabel nilai tukar nominal Kurs Nominal berpengaruh terhadap nilai ekspor kopi arabika di Sumatera Utara. Pengaruh tersebut nyata pada taraf
kepercayaan 95. Hal ini dapat dilihat dari t-hitung 2,655 t-tabel 1,796. Berpengaruh nyatanya kurs nominal dapat dilihat ketika kurs nominal terapresiasi
maka volume ekspor kopi arabika mengalami penurunan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas dapat dilihat dari histogram dan scatter plot hasil pengolahan dengan SPSS seperti berikut:
Gambar 5. Histogram Uji Normalitas
Berdasarkan histogram di atas terlihat bahwa rata-rata residual telah sama dengan nol dan Standar deviasi mendekati 1 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model
terdistribusi normal. Untuk lebih menyakinkan maka dapat menganalisi plot untuk menguji normalitas.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Scatter Plot Uji Normalitas
Plot diatas memiliki aturan jika titik-titik gradient antara prbabilita kumulatif observasi dan probabilita kumulatif harapan berada sepanjang garis, maka
residual mengikuti distribusi normal. Melihat plot diatas dimana titik-titik yang relatif tidak jauh dari garis, maka dapat disimpulkan bahwa residual telah
mengikuti distribusi normal.
Hasil Asumsi Regresi Linier Berganda
Uji linearitas
Dari persyaratan untuk melihat apakah persamaan dilakukan uji F dengan kriteria penilaian adalah jika F-hitung F-tabel adalah signifikan, dan didapat F-hitung =
99,639 dan F-tabel = 3,36 Lampiran 4b dan nilai signifikansi 0.000 0,05, sehingga persamaan yang digunakan adalah Linear.
Universitas Sumatera Utara
Uji Gejala Multikolinearitas
Setelah melihat tabel Coefficient Lampiran 4c terdapat nilai VIF untuk masing- masing variabel mempunyai nilai 10 dan nilai Tolerance 0,1. Sehingga
diperoleh kesimpulan bahwa gejala multikolinieritas tidak terdapat dalam persamaan ini.
Tabel 8. Nilai Toleran Variabel Independen
Model Collinearit
Statistics Keputusan
Tolerance VIF
Harga Ekspor Kopi Arabika 0,224
4,461 Bebas multikolinieritas GDP USA
0,154 6,500 Bebas multikolinieritas
Kurs Nominal 0,420
2,380 Bebas multikolinieritas Sumber: Data penelitian diolah dengan SPSS Lampiran 4c
Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi dalam perhitungan regresi atas penelitian ini maka digunakan Durbin-WatsonTest DWTest. Dari
hasil pengolahan data diperoleh nilai Durbin-Watson Test sebesar 1,519 Lampiran 4a.
Dengan menggunakan tabel statistik dW dan signifikansi 0,05 dengan n=11 serta jumlah variabel bebas sebanyak maka diperoleh angka dL = 0,444 dan dU =
2,283, sedangkan untuk nilai 4-dU = 1,717 dan 4-dL = 3,556.
Universitas Sumatera Utara
Tidak Tahu Tidak tahu
Korelasi positif Tidak ada korelasi Korelasi Negatif
0 0,444 2,283 1,717 3,556 4
Gambar 7 . Hasil Pemetaan Durbin-Watson Dengan Tabel Durbin-Watson
Jika dilihat dari Gambar diatas, nilai dW = 1,519 terletak diantara dL dan dU, dL dW dU 0,444 1,519
2,283. Hal ini mengakibatkan nilai dW terletak pada daerah ketidakpastian. Berdasarkan syarat pengambilan keputusan ada atau
tidaknya autokorelasi diperoleh kesimpulan tidak ada autokorelasi pada persamaan.
5.1.2 Analisis Surplus Konsumen Dan Surplus Produsen Ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara
Untuk memperoleh surplus produsen dan surplus konsumen digunakan data hasil rata-rata data harga Internasional sebagai harga keseimbangan ekspor kopi arabika
di Sumatera Utara, harga domestik kopi arabika di Sumatera Utara dan harga ekspor riil kopi arabika ke negara tujuan yaitu Amerika Serikat dari tahun 2002-
2012 Lampiran 3. Berikut ini perhitungan surplus konsumen dan surplus produsen:
Universitas Sumatera Utara
a. Surplus Konsumen
SK =
1 2
x Qe x Pe – P
2
SK =
1 2
x 1 x Rp 27.879,00 - Rp 31.489,00
SK= Rp 1.805,00
b. Surplus Produsen
SP =
1 2
x Qe x Pe – P
1
SP =
1 2
x 1 x Rp 27.879,00 – Rp 25.646,00
SP= Rp 1.116,00
Dari perhitungan dengan menggunakan persamaan surplus konsumen dan surplus produsen untuk 1 kg jumlah keseimbangan ekspor kopi arabika Sumatera Utara
maka di peroleh hasil Suplus Konsumen adalah Rp 1805,- per kg dan Surplus Produsen adalah Rp 1116,- per kg. Produsen mendapatkan keuntungan dengan
memperoleh harga lebih tinggi dari harga yang produsen bersedia menjualnya yaitu Rp 1116, per kg dan konsumen mendapatkan keuntungan yang diperoleh
konsumen karena membayar harga yang lebih rendah dari harga yang dapat mereka bayar yaitu Rp 1805,- per kg. Kurva surplus produsen dan konsumen
dapat dilihat pada Gambar 7.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8. Surplus Produsen dan Surplus Konsumen Ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara
Diperoleh kesimpulan Surplus konsumen lebih besar dari pada surplus produsen, berarti keuntungan lebih banyak dinikmati oleh para konsumen di banding
produsen dalam kegiatan ekspor kopi arabika Sumatera Utara.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Pengaruh Harga Ekspor Kopi Arabika Terhadap Nilai Ekspor Kopi Arabika di Sumatera Utara
Dari hasil analisis yang ditampilkan di tabel 7 diperoleh bahwa harga ekspor kopi arabika berpengaruh terhadap nilai ekspor kopi arabika di Sumatera Utara.
Pengaruh harga ekspor kopi arabika terhadap nilai ekspor kopi arabika di Sumatera Utara relatif besar. Hal ini dapat ditunjukakan oleh nilai koefisien
regresi sebesar 52480000 dengan pengaruh yang ditimbulkan adalah positif. P
SK = Rp 1805,- per kg Rp 31.489,-
SP = Rp 1.116,- per kg d Rp 27.879,-
Rp 25.646,- s
1 kg Q
Universitas Sumatera Utara
Dari koefisien regresi dapat diartikan bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi arabika terhadap nilai ekspor kopi arabika Sumatera Utara sebesar satu rupiah,
maka meningkatkan nilai ekspor kopi arabika di Sumatera Utara sebesar 52480000 Rupiah.
5.2.2 Pengaruh GDP Perkapita Riil Amerika Serikat Terhadap Nilai Ekspor Kopi Arabika di Sumatera Utara
Dari hasil analisis yang diperoleh bahwa GDP perkapita riil Amerika Serikat berpengaruh terhadap nilai ekspor kopi arabika di Sumatera utara. Secara parsial,
variabel GDP perkapita riil Amerika Serikat berpengaruh terhadap nilai ekspor kopi arabika dimana nilai t-hitung variabel GDP perkapita riil Amerika Serikat
yang lebih besar di bandingkan nilai t-tabel.
Koefisien variabel regresi GDP perkapita riil Amerika serikat yaitu 0,00002341 yang berpengaruh positif terhadap nilai ekspor kopi arabika Sumatera Utara yang
berarti bila terjadi peningkatan GDP perkapita riil Amerika Serikat sebesar 1 Rupiah, maka akan meningkatkan nilai ekspor kopi dari Sumatera Utara ke
Amerika Serikat sebesar 0,00002341 Rupiah.
5.2.3 Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Kurs Nominal Terhadap Nilai Ekspor Kopi Arabika di Sumatera Utara
Dari hasil analisis yang ditampilkan di tabel 7 diperoleh bahwa Kurs Nominal berpengaruh terhadap nilai ekspor kopi arabika di Sumatera Utara. Pengaruh kurs
nominal terhadap nilai ekspor kopi arabika di Sumatera Utara relatif besar. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
dapat ditunjukakan oleh nilai koefisien regresi sebesar 34512,953 dengan pengaruh yang ditimbulakan adalah negatif.
Dari koefisien regresi dapat diartikan bila terjadi Apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar satu RpUSD, maka menurunkan nilai
ekspor kopi arabika di Sumatera Utara ke Amerika Serikat 459900000 RpUSD.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasi penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab terdahulu, maka disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil estimasi yang dilakukan diperoleh bahwa nilai R-Squared R2 sebesar 0,977 yang artinya variasi yang terjadi pada harga ekspor kopi
arabika X
1
, GDP perkapita rill negara tujuan ekspor yaitu Amerika Serikat X
2
, nilai tukar nominal rupiah terhadap dollar X
3
sebesar 97,7 dan sisanya sebesar 2,3 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Secara parsial variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel terikat nilai ekspor kopi arabika ialah harga ekspor kopi arabika, GDP
perkapita riil Amerika Serikat, nilai tukar nominal rupiah terhadap dollar. Dengan nilai koefisien variabel harga ekspor kopi arabika 52480000, GDP
perkapita riil Amerika Serikat 0,00002341, dan nilai tukar nominal rupiah terhadap dollar -459900000.
2. Dari perhitungan dengan menggunakan persamaan surplus konsumen dan surplus produsen untuk 1 kg jumlah keseimbangan ekspor kopi arabika
Sumatera Utara maka di peroleh hasil Surplus konsumen Rp 1805,- per kg lebih besar dari pada surplus produsen Rp 1116,- per kg, berarti keuntungan
lebih banyak dinikmati oleh para konsumen di banding produsen dalam kegiatan ekspor kopi arabika Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
6.2 Saran