Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN 50

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67 kopinya diekspor sedangkan sisanya 33 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sebagai negara produsen, ekspor kopi merupakan sasaran utama dalam memasarkan produk- produk kopi yang dihasilkan Indonesia. Volume ekspor kopi Indonesia rata-rata berkisar 350 ribu ton per tahun meliputi kopi robusta 85 dan arabika 15. Terdapat lebih dari 50 negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan USA, Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris menjadi tujuan utama. Pelabuhan Panjang Lampung merupakan pintu gerbang ekspor kopi robusta Indonesia, pelabuhan Belawan Sumatera Utara merupakan pintu gerbang kopi arabika Sumatera, sedangkan pelabuhan Tanjung Perak Jawa Timur merupakan pintu gerbang kopi arabika dan robusta yang dihasilkan dari Jawa Timur dan wilayah Indonesia bagian timur AEKI, 2012. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang daerahnya berpotensi untuk pengembangan budidaya kopi. Beberapa daerah atau kabupaten yang terkenal dengan produksi kopinya adalah Kabupaten Dairi, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tobasa, Humbahas, dan kabupaten lainnya yang potensial untuk pertanaman komoditi perkebunan ini. Adapun jenis kopi yang dibudidayakan di Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara ini adalah kopi jenis arabika dan robusta. Sebagai salah satu provinsi penghasil kopi terbesar di Indonesia, produksi kopi mampu menunjang pendapatan asli daerah bagi daerah-daerah pertanaman kopi sekaligus meningkatkan pemasukan bagi pendapatan nasional Sumatera Utara terutama dari hasil ekspor ke luar negeri. Data yang diperoleh dari Dinas Perkebunan Sumatera Utara, luas lahan perkebunan kopi arabika lebih besar dari pada robusta karena produktivitasnya yang lebih tinggi. Untuk kopi arabika luasnya mencapai lebih kurang 59.144,67 hektar, sementara kopi robusta hanya 20.976,39 hektar. Tabel 1. Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kopi di Sumatera Utara 2007-2011. Tahun Arabika Robusta Luas Areal Ha Produksi Ton Luas Areal Ha Produksi Ton 2007 53.869,36 42.222,57 25.110,74 8.592,92 2008 56.390,81 45.351,99 23.993,36 8.573,32 2009 57.141,89 45.482,81 22.403,10 8.238,61 2010 57.721,06 42.755,11 20.988,50 7.844,94 2011 59.144,67 48.354,26 20.976,39 8.393,18 Sumber data : Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara Sebagian besar produksi kopi di Sumatera Utara dihasilkan oleh perkebunan rakyat. Dari tabel 1 di atas, menunjukan tingginya produksi kopi arabika dari pada kopi robusta di Sumatera Utara. Produksi kopi arabika mencapai 48.354,26 ton per tahun, sedangkan kopi robusta 8.393,18 ton per tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa pertimbangan petani dalam menanam kopi arabika yaitu harga kopi arabika yang lebih mahal dibandingkan dengan kopi robusta karena ada cita rasa khas. Selain itu tanaman arabika lebih mudah dan lebih cepat dipanen ketimbang Universitas Sumatera Utara robusta yang memakan waktu hingga lima tahun baru dapat dipanen. Demikian juga proses pengolahannya setelah petik dalam waktu sehari sudah dapat dijual, sementara robusta umumnya membutuhkan waktu penjemuran enam hari. Perkembangan volume dan nilai ekspor total kopi Indonesia pada periode tahun 2002 sampai 2012 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Tabel 2. Volume dan Nilai Ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara 2002-2012 Tahun Ekspor Perkembangan Volume Kg Nilai USD Volume Nilai 2002 34.591.770 64.074.018 - - 2003 26.274.051 49.922.805 -24,04 -22,09 2004 33.907.857 75.915.770 29,05 52,07 2005 36.188.400 117.609.107 6,72 54,92 2006 48.861.227 139.560.746 35,01 18,67 2007 62.561.175 192.190.556 28,03 37,71 2008 54.410.985 189.071.379 -13,03 -1,62 2009 55.546.806 176.166.366 2,09 -6,82 2010 61.403.364 217.554.777 10,54 23,49 2011 61.971.389 367.198.418 0,93 68,78 2012 61.489.167 364.979.728 -0,78 -0,60 Sumber data: Sekretariat Asosiasi Ekspotir Kopi Indonesia AEKI wilayah Sumatera Utara Diolah Perkembangan ekspor kopi arabika di Sumatera Utara baik dalam volume maupun nilai ekspor serta perkembangannya dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel 2. Dalam periode tahun 2002-2012, volume ekspor terendah terjadi pada tahun 2003 sebesar 26.274.051 kg dan volume ekspor tertinggi pada tahun 2007 sebesar 62.561.175 kg karena dipicu tingginya permintaan dunia dan mulai membaiknya Universitas Sumatera Utara tanaman kopi di Sumut maupun daerah di Sumatera lainnya yang menjadi pemasok kopi ke Sumut. Sementara nilai ekspor terendah juga terjadi pada tahun 2003 US 49.922.805 dan nilai ekspor tertinggi yang pernah tercapai adalah sebesar US 367.198.418 pada tahun 2011. Perkembangan nilai ekspor terbesar terjadi pada tahun 2011, 2005, dan 2004. Seperti dapat terlihat pada tabel 2, pada tahun tersebut perkembangan nilai ekspor yang terjadi adalah sebesar 68,78 persen, 54,92 persen, dan 52,07 persen. Konsekuensi dari besarnya jumlah kopi yang diekspor adalah ketergantungan pada kondisi dan situasi pasar kopi dunia. Negara tujuan utama ekspor kopi dari Sumatera Utara adalah Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman yang selama ini dikenal sebagai negara-negara tujuan ekspor kopi tradisional. Tabel 3. Realisasi Volume Kg Ekspor Kopi Arabika Berdasarkan Negara Tujuan. No Nama Negara Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 U S A 30.575.295 31.435.622 31.736.540 30.922.600 32.178.196 2 Jerman 2.913.520 2.463.220 4.367.900 4.287.780 3.895.440 3 Singapura 2.288.845 1.400.373 746.563 552.612 2.389.010 4 Jepang 7.616.424 7.647.520 10.631.379 8.995.394 5.700.496 5 Canada 2.412.720 2.396.400 2.329.500 1.942.200 2.014.200 6 Belgia 2.105.280 2.079.906 1.867.000 2.950.800 2.233.600 7 Australia 1.128.026 1.084.760 1.401.470 1.607.890 1.656.005 8 Inggris 1.458.908 1.147.760 1.346.350 959.295 884.160 9 Taiwan 887.160 1.171.650 1.322.820 938.590 928.385 Sumber data: Sekretariat Asosiasi Ekspotir Kopi Indonesia AEKI wilayah Sumatera Utara Volume Ekspor kopi arabika di Sumatera mengalami kenaikan dan penurunan. Berdasarkan tabel 3 di ketahui negara tujuan utama ekspor kopi dari Sumatera Utara adalah USA Amerika Serikat. Tetapi luas lahan pertanaman kopi arabika Universitas Sumatera Utara dan produksinya mengalami peningkatan setiap tahun. Kenaikan dan penurunan ekspor kopi arabika di berbagai negara tujuan di pengaruhi juga dengan perkembangan harga ekspor kopi arabika yang berubah-ubah, GDP per kapita negara tujuan ekspor, dan nilai tukar nominal rupiah terhadap dollar. Hal inilah yang mendasari perlu dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi arabika di Sumatera Utara.

1.2 Identifikasi Masalah