2.2.2 Ekspor
Menurut Amir 2004, Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan
pembayaran dalan valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing. Sedangkan yang dimaksud dengan eksportir adalah setiap
perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor. Berdasarkan Peraturan dan aturan komoditi ekspor Indonesia, ekspor adalah
kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. Untuk mengekspor barang yang bebas ekspor dapat dilakukan oleh setiap perusahaan yanhg telah memiliki
Surat Izin Usaha Perdagangan dari Deperindag atau Surat Izin Usaha dari Departeman TeknisLembaga Pemerintah Non-Departemen berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Ekspor akan mendorong kegiatan ekonomi karena orang asing yang membeli barang produksi dalam negeri. Pengaruh keseluruhan dari perdagangan ekspor
tanpa memandang penyebab-penyebab adalah untuk memberikan keuntungan bagi negara-negara yang mengekspor. Transaksi ekspor secara langsung
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dari negara-negara yang terlibat di dalamnya. Bagi perkembangan perekonomian suatu negara, transaksi ekspor ini
merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang penting. Dan suatu negara perlu menggalakkan ekspor untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Nilai Tukar
Menurut Krugman dan Obstfeld 1994, harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut kurs atau nilai tukar exchange rate. Kurs memainkan
peranan penting dalam keputusan-keputusan pembelanjaan, karena kurs memungkinkan kita menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara ke dalam
suatu bahasa yang sama.
Nilai tukar didasari dua konsep. Pertama, konsep nominal, merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah
mata uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain. Kedua, konsep riil yang dipergunakan untuk mengukur daya
saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran internasional Halwani, 2002.
Penurunan kurs antara Rupiah dan USD misalnya, dari Rp.8000USD menjadi Rp.9000USD berarti Dollar menjadi lebih mahal dalam nilai Rupiah. Ini
mencerminkan bahwa nilai Dollar naik karena jumlah Rupiah yang diperlukan untuk membeli Dollar meningkat. Dengan kata lain, Dollar mengalami apresiasi
terhadap Rupiah. Dari sisi lain, Rupiah menjadi lebih murah dinilai dalam Dollar, artinya Rupiah mengalami depresiasi terhadap Dollar. Untuk menghindari
kebingungan, harus diingat bahwa kurs antara mata uang domestik dan mata uang asing diartikan sebagai jumlah mata uang domestik yang diperlukan untuk
membeli mata uang asing. Bila kurs meningkat berarti mata uang domestik mengalami depresiasi dan mata uang asing mengalami apresiasi. Sebaliknya
penurunan kurs mencerminkan terjadinya apresiasi mata uang domestik dan depresiasi mata uang asing Kuncoro, 1996.
Universitas Sumatera Utara
Nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing. Penurunan nilai tukar dalam
negeri merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena
meningkatnya permintaan mata uang asing sebagai alat pembayaran internasional. Semakin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti menggambarkan
kinerja di pasar uang semakin menunjukkan perbaikan. Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tukar mata
uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut adalah laju inflasi relatif, tingkat pendapatan relatif, suku bunga relatif, kontrol pemerintah,
ekspektasi.
2.2.4 Harga Domestik dan Luar Negeri