Defisit Anggaran Kebijakan Fiskal

Wagner, terdapat lima hal yang menyebabkan pengeluaran pemerintah selalu meningkat, yaitu : a. Tuntutan peningkatan perlindungan keamanan dan pertahanan. b. Kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. c. Urbanisasi yang mengiringi pertumbuhan ekonomi. d. Perkembangan demokrasi. e. Ketidakefisienan birokrasi yang mengiringi perkembangan pemerintahan.

2.1.2.2 Defisit Anggaran

Kombinasi dari besaran pengeluaran dan penerimaan pemerintah terangkum dalam suatu anggaran pemerintah. Telah diuraikan sebelumnya bahwa untuk menghadapi kondisi perekonomian tertentu, salah satu yang dapat dilakukan pemerintah adalah melalui kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal tersebut dapat dilihat dalam anggaran pemerintah, dan defisit anggaran adalah salah satu kebijakan fiskal pemerintah yaitu kebijakan fiskal ekspansif. Sebelum membahas mengenai defisit anggaran lebih lanjut, sangat penting untuk memahami anggaran yang bersifat struktural dan anggaran siklikal. Pada dasarnya anggaran adalah struktural atau bersifat aktif, maksudnya adalah anggaran tersebut ditentukan oleh kebijakan aktif dan beban diskresioner seperti penetapan tingkat pajak, jaminan sosial, dan belanja pemerintah. Akan tetapi, sebagian besar dari anggaran bersifat siklikal atau pasif dimana ditentukan oleh keadaan siklus ekonomi. Singkatnya, anggaran struktural menghitung berapa besar penerimaan dan pengeluaran pemerintah, serta kemungkinan defisitsurplus bila perekonomian beroperasi pada tingkat produksi potensial. Sementara itu, anggaran yang sesungguhnya actual budgetrealisasi mencatat pengeluaran, penerimaan, defisitsurplus anggaran yang sesungguhnya pada suatu periode tertentu. Setelah mengetahui anggaran defisit, maka anggaran siklikal dapat diketahui. Anggaran siklikal menghitung dampak daripada siklus ekonomi terhadap anggaran – mengukur perubahan dalam penerimaan, pengeluaran, dan defisitsurplus yang timbul oleh karena perekonomian tidak beroperasi pada output potensialnya. Anggaran yang bersifat siklikal ini merupakan selisih antara anggaran aktual dan anggaran struktural Samuelson, 1997. Dalam penelitian ini konsep defisit yang digunakan adalah konsep defisit dalam anggaran aktual, karena merupakan anggaran yang sesungguhnya digunakan pada suatu periode. Terdapat beberapa definisi defisit. Secara konvensional, defisit dihitung berdasarkan selisih antara total belanja dengan total pendapatan termasuk hibah. Sementara itu, pengertian kedua adalah defisit moneter. Defisit moneter adalah selisih antara total belanja pemerintah di luar pembayaran pokok hutang dengan total pendapatan di luar penerimaan hutang. Pengertian ketiga adalah defisit operasional, yaitu defisit moneter yang diukur dalam nilai riil dan bukan nilai nominal. Definisi yang terakhir adalah defisit primer. Defisit primer merupakan selisih antara belanja di luar pembayaran pokok dan bunga hutang dengan total pendapatan. Selain itu, masih terdapat beberapa definisi dari defisit dan sangat tergantung pada kriteria yang digunakan serta tujuan analisis. Biasanya pilihan konsep defisit yang tepat tergantung oleh beberapa faktor, antara lain: jenis ketidakseimbangan yang terjadi, cakupan pemerintah pemerintah pusat, konsolidasi pemerintah, dan sektor publik, metode akuntasi cash dan accrual basis, dan status dari contingent liabilities Simanjuntak dalam Waluyo, 2004. Beberapa konsep ukuran defisit anggaran lainnya terangkum dalam Tabel 2.1. Dalam penelitian ini, ukuran defisit yang digunakan adalah defisit anggaran sesuai APBN Indonesia dimana jumlah defisit adalah total penerimaan pemerintah ditambah dengan hibah dan kemudian diselisihkan dengan pengeluaran pemerintah. Defisit anggaran dapat terjadi oleh karena beberapa sebab. Barro dalam T. Pamuji 2008 menyebutkan bahwa defisit dapat disebabkan oleh upaya pemerintah mempercepat pertumbuhan ekonomi; pemerataan pendapatan masyarakat; melemahnya nilai tukar; pengeluaran akibat krisis ekonomi; realisasi yang menyimpang dari rencana; serta pengeluaran karena inflasi. Tabel 2. 1 Ringkasan Metode Pengukuran Defisit Jenis Defisit Metode Defisit Konvensional dan Defisit Keseluruhan a. DEF = R + A – G + B ; atau b. DEF = R + A + D – G + B ; atau c. DEF = R - A – TX ; atau d. DEF = R + A – G Defisit Fiskal Berjalan dan Konsep Nilai Bersih DEF = S g = R d – G r Defisit Domestik DEF = R d -G d Defisit Moneter D b = R – G – D f + D nb Defisit Primer DEF = R – A – G – B Augmented Defisit Primer DEF = {R − A − G − B} − [i ∗ 1 + ε + ε − i ] 1 + π 1 + g D − FR + S Defisit Operasional a. DEF = R – A – G – iB ; atau b. DEF = R – A – G – B + iB Defisit APBN Indonesia Primer : DEF = R + A – G – B Anggaran : DEF = R + A – G Sumber : Waluyo, 2004. Pengaruh Pembiayaan Defisit Anggaran terhadap Inflasi. Keterangan : Jika nilai sisi kiri persamaan negatif - maka menunjukkan terjadinya defisit, dan berlaku pula sebaliknya. DEF = Defisit Anggaran. S g = Tabungan Pemerintah. R = Total Penerimaan Pemerintah. R d = Penerimaan Dalam Negeri. A = Total Hibah. G r = Pengeluaran Rutin DN + LN. G = Total Pengeluaran Pemerintah. B = Pembayaran Bunga Utang. D = Total Utang Pemerintah. G d = Pengeluaran Dalam Negeri. D f = Utang LN Pemerintah. FR = Cadangan Devisa Luar Negeri. D b = Utang dari Sektor Perbankan. S = Seignorage. D nb = Utang DN dari Non Perbankan. TXr = Penerimaan Pajak. i = Suku Bunga Riil. π = Tingkat Inflasi. ε = Nilai Tukar. g = Pertumbuhan Ekonomi. i = Suku Bunga Utang Luar Negeri . 58

2.1.2.3 APBN Indonesia