- Baut mutu tinggi A
325
, kuat tarik f
u b
= 825 MPa = 8.250 kgcm
2
3.4 Analisis Sambungan Antara Balok dan Kolom
3.4.1 Sambungan Baut 3.4.1.1 Filosofi Pendesainan
Model desain sambungan yang digunakan disini berdasarkan distribusi elastis dan plastis dari kekuatan baut, dimana suatu sambungan end plate
menyalurkan momen dari rangkaian tegangan pada baut dengan tekanan pada sayap yang berhadapan. Kecuali disana ada gaya aksial pada balok,
maka kedua gaya tersebut sebanding dan berhadapan, seperti Gambar 3.2 Joints in Steel Construction, Moment Connections, 1995
.
Gambar 3.2. Kekuatan sambungan
Sumber : Joints in Steel Construction, Moment Connections, 1995
3.4.1.2 Tahapan Analisa
Beberapa langkah dalam menganalisa suatu kekuatan sambungan antara balok dan kolom adalah sebagai berikut Joints in Steel Construction,
Moment Connections, 1995 :
a. Langkah 1 : kemampuan perlawanan dari barisan baut pada
daerah tegangan Kekuatan pada masing-masing barisan baut pada daerah tegangan
terbatas oleh bengkokan pada end plate atau sayap kolom, kegagalan baut, atau kegagalan tegangan pada badan balok atau
kolom. Langkah pertama yang dihitung adalah kemampuan perlawanan masing-masing barisan, yaitu : P
ri
Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Kemampuan perlawanan dari barisan baut
Sumber : Joints in Steel Construction, Moment Connections, 1995
Nilai dari P
r1
, P
r2
, P
r3
, dan seterusnya, dihitung dari urutan atas
baris 1 hingga ke bawah. Prioritas beban diberikan pada baris 1 dan kemudian baris ke 2, dan seterusnya.
Di setiap tahap, baut di barisan paling bawah diabaikan. Pertama, masing-masing barisan dicek secara terpisah, dan
kemudian secara kombinasi dengan barisan di atasnya, seperti Joints in Steel Construction, Moment Connections, 1995 :
P
r1
= [kapasitas barisan 1 sendiri] P
r2
= nilai minimal dari; [kapasitas barisan 2 sendiri] [kapasitas barisan 2+1
– P
r1
]
Barisan terlemah yang dipersiapkan hanya untuk gaya geser