Nisbah poisson μ
= 0,3
Koefisien pemuaian α = 12 x 10
-6
per
o
C
Serta persyaratan minimum pada tabel berikut :
Tabel 2.1. Sifat mekanis baja struktural Jenis Baja
Tegangan putus minimum f
u
MPa Tegangan leleh
minimum f
y
MPa Peregangan
minimum BJ 34
340 210
22 BJ 37
370 240
20 BJ 41
410 250
18 BJ 50
500 290
16 BJ 55
550 410
13
Sumber : Standar Nasional Indonesia SNI 03-1729-2002
Untuk mengetahui hubungan antara tegangan dan regangan pada baja, dapat dilakukan dengan uji tarik di laboratorium. Sebagian besar percobaan atas
baja akan menghasilkan bentuk hubungan antara tegangan dan regangan seperti tergambar di bawah ini.
Gambar 2.1. Hubungan tegangan - regangan secara umum
Sumber : Charles G. Salmon dan John E. Johnson, 1997
2.3 Sambungan Konstruksi Baja
Sambungan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dihindarkan dalam perencanaan struktur baja. Hal ini dikarenakan bentuk struktur bangunan yang
begitu kompleks, salah satunya sambungan antara balok dan kolom. Pada umumnya, sambungan antara balok dan kolom terdiri dari tiga
elemen yaitu : balok, kolom, dan alat penyambung. Ketiga elemen tersebut harus direncanakan dengan matang agar struktur bangunan tersebut bertahan sesuai
dengan fungsinya. Kegagalan dalam sambungan dapat mengakibatkan perubahan fungsi
struktur bangunan, dan yang paling berbahaya adalah keruntuhan pada struktur tersebut. Untuk mencegah hal tersebut, maka kekakuan sambungan antara balok
dan kolom tersebut harus memenuhi persyaratan. Ada beberapa kriteria dasar yang umum dalam merencanakan sambungan,
antara lain Ervina Sari, 2003 : 1.
Kekuatan strength Dari segi kekuatan, sambungan harus dapat menahan momen, gaya geser,
dan gaya aksial yang dipindahkan dari batang yang satu ke batang yang lain.
2. Kekakuan stiffness
Kekakuan sambungan secara menyeluruh berguna untuk menjaga posisi komponen struktur agar tidak bergerak atau berubah antara satu dengan
lainnya.
3. Kapasitas rotasi
Pada sambungan yang direncanakan untuk menahan momen plastis, titik simpulnya dapat dibuat tidak terlalu kaku rigid. Namun demikian, derajat
kekakuannya harus cukup untuk memungkinkan redistribusi momen yang sesuai dengan asumsi analisis. Oleh sebab itu, sambungan perlu
direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kapasitas rotasi yang cukup selama menyokong momen plastis.
4. Cukup ekonomis
Sambungan harus cukup sederhana agar biaya fabrikasinya murah, namun tetap memenuhi syarat kekuatan dan kemudahan dalam pelaksanaannya.
Ditinjau dari segi kekakuannya, sambungan dapat dibagi menjadi Ervina Sari, 2003
: 1.
Sambungan defenitif, artinya tidak dapat dibuka lagi tanpa merusak alat- alat penyambungnya menggunakan paku keling atau pengelasan.
2. Sambungan tetap, dimana bagian yang disambung tidak dapat bergerak
lagi menggunakan paku keling atau pengelasan. 3.
Sambungan sementara, dapat dibuka lagi tanpa merusak alat-alat penyambungnya menggunakan baut.
4. Sambungan bergerak, sambungan ini memungkinkan pergerakan yang
dibutuhkan menurut perhitungan statis pada bagian-bagian yang akan disambung menggunakan engselsendi dan landasantumpuan.
Sambungan juga dapat digolongkan menurut Ervina Sari, 2003 : 1.
Metode alat penyambung, seperti : las, pin, baut, baut mutu tinggi, dan paku keeling.
2. Kekuatan geser sambungan connection, rigidity :
a. Sambungan Kaku, dimana kapasitas momen disalurkan secara penuh
ke komponen yang disambung dan sudut yang terjadi antara sambungan dipertahankan agar relatif konstan.
b. Kerangka Sederhana, dimana tidak terjadi perpindahan momen
diantara bagian-bagian yang disambung momen yang terjadi kecil, sehingga dapat diabaikan.
c. Sambungan Semi-kaku, kapasitas momen yang dipindahkan kurang
dari kapasitas momen penuh dari bagian-bagian konstruksi yang disambung.
2.3.1 Sambungan Momen Moment Connections
Karakteristik sambungan dapat dipahami berdasarkan gambaran rotasi akibat adanya gaya yang diberikan. Rotasi yang terjadi membuat perubahan sudut
antara sambungan seperti yang terlihat pada gambar berikut.
Gambar 2.2. Momen-rotasi pada sambungan
Sumber : Joints in Steel Construction, Moment Connections, 1995