commit to user
16
harapan diperiode
mendatang financial
leverage tersebut
bisa menguntungkan perusahaan.
3. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional menggambarkan tingkat kepemilikan saham oleh institusional dalam perusahaan sebagai monitoring agent, yang
termasuk pemilik institusional antara lain perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain. Adanya
kepemilikan institusional ini dimaksudkan untuk mengawasi manajemen suatu perusahan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu,
monitoring agent dapat memainkan peranan secara aktif dan konsisten guna melindungi investasi saham yang dipertaruhkan di dalam perusahaan.
Rachmawati dan Triatmoko 2007 dalam Ari 2010 menyatakan bahwa dalam hubungannya dengan fungsi monitor, investor institusional
diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor individual. Ada dua perbedaan pendapat
mengenai investor institusional, yaitu 1. Pendapat pertama didasarkan pada pandangan bahwa investor
institusional adalah pemilik sementara transfer owner sehingga hanya terfokus pada laba sekarang current earnings. Perubahan pada
laba sekarang dapat mempengaruhi keputusan investor institusional. Jika perubahan ini dirasakan tidak menguntungkan oleh investor, maka
investor dapat melikuidasi sahamnya. Investor institusional biasanya
commit to user
17
memiliki saham dengan jumlah besar, sehingga jika mereka melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham keseluruhan.
2. Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor yang berpengalaman sophisticated. Menurut pendapat ini, investor
lebih fokus pada laba masa datang future earnings yang lebih besar relatif dari laba sekarang. Lebih lanjut Rachmawati dan Triatmoko
2007 menyebutkan bahwa investor institusional akan melakukan monitoring secara efektif dan tidak akan mudah diperdaya dengan
tindakan manipulasi yang dilakukan manajer. Kepemilikan institusional diharapkan dapat membantu mengurangi
biaya keagenan atas free cash flow dan menjadi pengganti dari hutang jika kepemilikan institusi dapat memonitor aktivitas manajemen. Adanya
pengawasan yang efektif berkaitan dengan kebijakan hutang maka penggunaan hutang pun bisa menurun karena peranan hutang sebagai
salah satu alat monitoring sudah diambil alih oleh pihak institusional. Hal ini disebabkan karena kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan
source of power yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Semakin tinggi kepemilikan
institusional diharapkan semakin kuat kontrol internal terhadap perusahaan dimana akan dapat mengurangi agency cost pada perusahaan.
Menurut Jensen 1986, Semakin besar prosentase saham yang dimiliki investor institusional akan menyebabkan pengawasan yang
dilakukan menjadi lebih efektif karena dapat mengendalikan perilaku
commit to user
18
oportunistik manajer dan mengurangi agency cost. Adanya kontrol ini membuat manajer menggunakan utang pada tingkat rendah untuk
mengantisipasi kemungkinan
terjadinya kesulitan
keuangan dan
kebangkrutan perusahaan. Investor institusional memiliki beberapa kelebihan dibanding investor individual, antara lain:
1. Investor institusional memiliki sumber daya yang lebih dibanding investor individual untuk mendapatkan informasi.
2. Investor institusional
memiliki profesionalisme
dalam menganalisis informasi sehingga dapat menguji tingkat keandalan
informasi. 3. Investor institusional secara umum memiliki relasi bisnis yang
lebih kuat dengan manajemen. 4. Investor institusional memiliki motivasi yang kuat untuk
melakukan pengawasan lebih ketat atas aktivitas perusahaan. 5. Investor institusional lebih aktif dalam melakukan jual beli saham
sehingga dapat meningkatkan jumlah informasi secara cepat tingkat harga saham.
4. Profitabilitas