Variabel Pengontrol Uji Asumsi Klasik

commit to user 42 ROA it it Aset Total EAT _ = c. Free Cash Flow FCF Free Cash Flow merupakan aliran kas yang tersedia untuk didistribusikan pada investor setelah perusahaan memperhitungkan keseluruhan investasi dalam aktiva tetap dan modal kerja yang dibutuhkan untuk menopang kelangsungan aktivitas perusahaan. Hipotesis Jensen 1986 menunjukkan bahwa free cash flow perusahaan yang rendah dapat mengurangi agency cost. Dalam hal ini free cash flow dihubungkan dengan total aset karena dianggap sebagai proksi free cash flow untuk agency cost yang muncul terhadap free cash flow. Dengan pembagi total aset, perusahaan besar bisa dibandingkan dengan perusahaan kecil dilihat dari seberapa besar aset yang dimilikinya. Dalam penelitian Mollah 2000, variabel ini diproksikan sebagai berikut: FCF Assets Total on Depreciati Dividend Tax After ofit Net Pr + - =

3. Variabel Pengontrol

Investment Opportunity Set adalah suatu variabel yang tidak dapat di observasi, sehingga diperlukan suatu proksi agar bisa dilakukan suatu analisis. commit to user 43 asset total price g clo beredar saham lembar ekuitas total asset total sin ´ + - Adapun proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio market to book value of assets MBVA karena proksi ini secara signifikan berhubungan dengan nilai peluang tumbuh investasi suatu perusahaan dan merupakan proksi IOS yang paling informatif. Proksi ini digunakan untuk mengukur prospek pertumbuhan perusahaan berdasarkan banyaknya aset yang digunakan dalam menjalankan usahanya. Bagi para investor, proksi ini menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian kondisi perusahaan. Dalam penelitian Isrina 2006, variabel ini dapat diformulasikan sebagai berikut : MBVA = D. METODE ANALISIS DATA Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. Metode dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu variabel terikat metrik dan satu atau lebih variabel bebas metrik. Menurut Ghozali, alat analisis yang digunakan sesuai dengan metode tersebut adalah:

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah salah satu asumsi untuk menguji apakah data variabel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji T dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar commit to user 44 maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampe kecil. Untuk mengujinya dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov, perhitungan dilakukan dengan Software SPSS Statistics 17.0. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai signifikansi statistik yang dihasilkan dari perhitungan, jika signifikansi 0,05 maka data adalah bersifat distribusi normal, bila tidak sebaliknya. Apabila hasil uji tidak terdistribusi normal maka variabel yang tidak normal ditransformasikan dengan menggunakan uji outlier atau Log Natural LN. Dasar pengambilan keputusan didasari oleh pendapat Ghozali 2006 yaitu: a Jika data menyebar di sekitar garis normal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal. Maka model regeresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen non-multikolonieritas. Umumnya multikoleniaritas dapat diketahui dari nilai Variance Inflation Factor VIF dan tolerance value. Jika nilai tolerance value commit to user 45 lebih besar dari 0,10 dan VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas, demikian juga sebaliknya Ghozali, 2006. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas. Metode ini mendeteksi jika terdapat pola tertentu seperti titik- titik membentuk satu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka disinyalir ada gejala Heteroskedasitas, Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titiknya menyebar maka tidak terjadi heteroskedasitas Ghozali, 2006. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada kolerasi antara pengganggu pada periode waktu t dengan kesalahan pada periode waktu t-1 sebelumnya, atau ada hubungan di antara variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi non- autokorelasi. Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin Watson. commit to user 46 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi, jika nilai d u d4-d u berarti tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif Ghozali, 2006. Setelah diolah program SPSS, nilai Durbin-Watson dibandingkan dengan table Durbin-Watson pada tingkat signifikan 5 α =5.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Analsis Pengaruh Free Cash flow Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 40 90

Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 42 93

Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

3 69 98

PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 20

PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSAEFEK INDONESIA BEI.

0 2 30

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 6 24

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAA MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 15 22

Hubungan Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial dan Free Cash Flow dengan Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI.

0 1 18

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 88

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FREE CASH FLOW, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015)

0 0 18