Kebijakan Hutang ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN FREE CASH FLOW TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2006 2009

commit to user 12 menginginkan pendanaan dibiayai dari modal internal yang berasal dari laba ditahan sedangkan para pemilik modal menentang hal itu dan menginginkan laba ditahan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen dan cenderung lebih menyukai pendanaan dari hutang.

2. Kebijakan Hutang

Kebijakan pendanaan dalam sebuah perusahaan haruslah bertujuan untuk memaksimalkan kemakmuran. Dalam hal ini kebijakan tersebut harus mempertimbangkan dan menganalisa kombinasi sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membiayai kebutuhan- kebutuhan rutin serta investasi perusahaan. Hutang merupakan salah satu mekanisme untuk menyatukan kepentingan manajer dengan pemegang saham, hutang memberikan sinyal tentang status kondisi keuangan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Kebijakan hutang merupakan salah satu alternatif pendanaan perusahaan selain menjual saham di pasar modal. Hutang adalah instrumen yang sangat sensitf terhadap perubahan nilai perusahaan. Wahyudi dan Pawestri 2006 mengemukakan bahwa dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga pasar saham perusahaan. Kebijakan utang perusahaan yang merupakan hasil pembagian antara kewajiban jangka panjang dengan jumlah total antara kewajiban commit to user 13 jangka panjang dan modal sendiri. Pendanaan dari luar akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajemen disamping itu utang juga akan menurunkan excess cash flow free cash flow yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan manajemen. Tetapi bila penggunaan hutang terlalu besar dapat berdampak pada financial distress dan kebangkrutan sehingga membuat para investor pun resah. Jensen dan Meckling 1976 menyebutkan bahwa dalam teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham mungkin bertentangan. Pemegang saham menginginkan agar pendanaan tersebut dibiayai hutang karena dengan penggunaan hutang, hak pemegang saham terhadap perusahaan tidak akan berkurang. Akan tetapi, pihak manajer tidak menyukai dengan alasan bahwa hutang mengandung risiko tinggi. Dalam penelitian ini, fokus utama penelitian yaitu tentang sumber pendanaan yang diperoleh dari hutang. Hutang atau leverage dalam manajemen keuangan adalah penggunaan assets dan sumber dana sources of fund oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Leverage juga meningkatkan variabilitas risiko keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan commit to user 14 pemegang saham. Brigham dan Houston 2006 mengemukakan bahwa penggunaan hutang memiliki keuntungan dan kelemahan bagi perusahaan. Adapun keuntungan dalam penggunaan hutang, yaitu: 1. Biaya bunga yang dibayarkan perusahaan dapat mengurangi penghasilan kena pajak sehingga dapat menurunkan biaya efektif atas hutang yang digunakan perusahaan tersebut. 2. Pemegang hutang debtholder mendapat pengembalian yang tetap atas biaya bunga yang relatif tetap, sehingga kelebihan keuntungan merupakan klaim bagi pemilik perusahaan. Sedangkan kelemahan penggunaan hutang, yaitu: 1. Semakin tinggi rasio hutang yang dimiliki perusahaan maka akan semakin tinggi pula risiko yang dihadapi perusahaan atas penggunaan hutang tersebut. 2. Apabila suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan laba operasi tidak mencukupi untuk menutup beban bunga, maka pemegang sahamnya harus menutup kekurangan itu dan perusahaan akan mengalami kebangkrutan apabila tidak sanggup menutup beban bunga tersebut. Menurut Husnan, leverage dibagi menjadi dua macam, yaitu operating leverage dan financial leverage. Operating leverage merupakan hutang yang terjadi setiap saat perusahaan mempunyai biaya tetap yang harus ditutup berapapun unit yang dihasilkan. Konsekuensinya analisa operating leverage ini menyangkut hanya analisa jangka pendek. Apabila commit to user 15 suatu perusahaan kekurangan dana pada biaya tetapnya, maka digunakanlah dana eksternal untuk menutupinya yang disebut dengan operating leverage. Dengan menggunakan operating leverage, perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Oleh karena itu, operating leverage digunakan untuk mengukur seberapa besar penggunaan biaya tetap operasi dalam suatu perusahaan. Sedangkan financial leverage merupakan hutang yang menyangkut penggunaan dana yang diperoleh pada biaya tetap tertentu dengan harapan bisa meningkatkan bagian pemilik modal sendiri dan memberikan tambahan keuntungan. Dengan kata lain financial leverage bisa dikatakan menguntungkan “favorable” apabila perusahaan memperoleh keuntungan lebih besar dari dana yang “dibeli” tadi daripada biaya tetap penggunaan dana tersebut. Penggunaan dana tersebut menimbulkan biaya tetap yaitu bunga atau dividen. Pada penelitian ini, menggunakan jenis financial leverage karena dalam hubungannya dengan konflik agensi, pihak manajemen perusahaan manajer menginginkan perusahaan yang telah ia jalankan terus tumbuh dan berkembang. Hasil penggunaan financial leverage pun dapat berupa dividen sehingga tidak hanya pihak manajemen perusahaan saja yang diuntungkan tetapi pihak shareholder pun diuntungkan juga. Jadi dalam hal ini untuk mengurangi konflik agensi digunakanlah hutang dengan commit to user 16 harapan diperiode mendatang financial leverage tersebut bisa menguntungkan perusahaan.

3. Kepemilikan Institusional

Dokumen yang terkait

Analsis Pengaruh Free Cash flow Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 40 90

Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 42 93

Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

3 69 98

PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 20

PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSAEFEK INDONESIA BEI.

0 2 30

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 6 24

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAA MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 15 22

Hubungan Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial dan Free Cash Flow dengan Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI.

0 1 18

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 88

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FREE CASH FLOW, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015)

0 0 18