Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016
37 2. Sub-pusat pelayanan kota SPK
3. Pusat lingkungan PL Pusat Pelayanan Kota, meliputi:
a. PPK I sebagai pusat pemerintahan, pelayanan umum, perdagangan dan
jasa skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan tinggi diarahkan di Kecamatan Ciputat;
b. PPK II memiliki fungsi sebagai kegiatan pemerintahan, pelayanan
umum, perdagangan dan jasa skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan sedang diarahkan di Kecamatan Serpong;
c. PPK III memiliki fungsi sebagai kegiatan pelayanan umum, perdagangan
dan jasa skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan tinggi diarahkan di Kecamatan Pondok Aren.
Dalam hal rencana pola ruang, dalam RTRW telah ditetapkan rencana pengembangan kawasan lindung, yaitu berupa:
1 Kawasan Perlindungan Setempat 2 Ruang Terbuka Hijau RTH
3 Kawasan Rawan Bencana Alam 4 Kawasan Cagar Budaya
Sedangkan, rencana kawasan budidaya telah ditetapkan, yaitu berupa: 1 Kawasan Perumahan
2 Kawasan Perdagangan dan jasa 3 Kawasan Perkantoran
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016
38 4 Kawasan Industri
5 Kawasan pariwisata 6 Kawasan Non Hijau
7 Kawasan Evakuasi Bencana 8 Kawasan Peruntukan Sektor Informal
9 Kawasan Peruntukan Lainnya
Dalam hal implikasi kebijakan KLHS terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, dinyatakan bahwa kompleksitas rencana pengembangan pusat-
pusat perkotaan memerlukan adanya kebijakan tata guna tanah dan administrasi pertanahan yang mampu melakukan pengaturan alih fungsi
lahan secara berimbang dan mengarusutamakan isu lingkungan hidup. Selain itu dalam hal RTH, Pemerintah Kota perlu membuat kebijakan yang tegas
guna memenuhi kewajiban pemenuhan alokasi ruang terbuka hijau.
BP2T memiliki peran sekaligus beban yang besar dalam mengatasi permasalah utama penataan ruang tersebut dan harus senantiasa
menjadikan regulasi maupun dokumen perencanaan seperti Rencana Tata Ruang Daerah dan Rencana Detail Tata Ruang harus dijadikan acuan,
sehingga perijinan juga menjadi pengendali terhadap penataan ruang dan menjadi salah satu instrumen dalam upaya mengatasi isu dan permasalahan
utama Kota. Namun, masih terdapat permasalahan dalam menjalankan fungsi tersebut, baik dalam hal ketersediaan regulasi seperti Peraturan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016
39 Daerah yang mengatur tentang retribusi, rencana detail tata ruang maupun
prosedur operasi standar.
3.5. Analisis Lingkungan Strategis 3.5.1 Analisis Lingkungan Internal
Dalam pencermatan kondisi internal dan data yang ada, beberapa faktor yang dianggap merupakan kekuatan strenghts BP2T
adalah : Memiliki tugas pokok dan fungsi yang jelas;
Memiliki regulasi dan kewenangan yang kuat; Memiliki Sarana dan prasarana cukup memadai;
Memiliki Sumber Dana yang mendukung;
Dari pencermatan kondisi data yang ada, beberapa faktor yang dianggap merupakan kelemahan weaknesses BP2T adalah :
Masih rendahnya kuantitas dan kualitas aparatur; Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung;
Belum optimalnya Sistem dan Data penunjang pelayanan; Belum optimalnya regulasi dan kewenangan yang ada;