Visi dan Misi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BP2T

Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 51 mengendalikan kegiatan di bidang pelayanan perijinan terpadu sesuai kebijakan Pemerintah Daerah Pasal 2 ayat 1 Perwal Nomor 23 Tahun 2011. Berdasarkan hal tersebut, maka BP2T menetapkan Visi, Misi, dan Mottonya sebagai berikut : Visi BP2T Kota Tangerang Selatan adalah : “ Terwujudnya Pelayanan Prima Tahun 2016 “ Yang dimaksud dengan Pelayanan Prima adalah: Pelayanan prima merupakan terjemahan istilah ”excellent service” yang secara harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik. Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi pemberi pelayanan. Hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Sejalan dengan hal itu pelayanan prima juga diharapkan dapat memotivasi pemberi layanan lain melakukan tugasnya dengan kompeten dan rajin. Pelayanan Prima sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan pelangganmasyarakat memerlukan persyaratan bahwa setiap pemberi layanan yang memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap pelaksanaan kegiatannya. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, maka perlu disusun misi yang akan menjadi pentunjuk secara garis besar tentang cara pencapaian visi yang dimaksud. Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 52 oleh BP2T dalam usahanya menwujudkan Visinya. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi. Pernyataan Misi memberikan keterangan yang jelas tentang apa yang ingin dituju serta kadangkala memberikan pula keterangan tentang bagaimana cara SKPD bekerja. Adapun misi yang ditetapkan adalah : 1. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Good Governance; 2. Mengembangkan Sistem dan Mekanisme Pelayanan Yang Partisipatif dan Terintegrasi; 3. Ketersediaan DataInformasi dan Dokumen Pelayanan Yang Komprehensif Serta Akurat; Adapun motto yang ditetapkan adalah : “ Kepastian Ijin dengan Tidak Mempermudah dan Tidak Mempersulit” Motto adalah sebuah kalimat singkat yang mudah diingat untuk dijadikan pedoman sehingga mampu memotivasi dan mendorong untuk lebih maju. Jadi pengertian singkat motto itu adalah penyemangat bagi kehidupan dalam beraktifitas. Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 53 4.2 Tujuan dan Sasaran 4.2.1 Tujuan Berdasarkan kesesuaian antara faktor kunci keberhasilan dengan misi, maka dirumuskan tujuan sebagai berikut : 1. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Dalam Tata Kelola Pemerintahan; 2. Meningkatkan Sistem dan Mekanisme Pelayanan Perijinan Terpadu dan Terintegrasi; 3. Meningkatkan Ketersediaan DataInformasi Perijinan Terpadu;

4.2.2 Sasaran

1. Meningkatnya Transparansi dan Akuntabilitas Kebijakan Pemerintah Daerah; 2. Meningkatnya Sistem, Mekanisme, dan Kualitas Pelayanan Perijinan Terpadu dan Terintegrasi; 3. Meningkatnya Ketersediaan Data dan Informasi Sebagai Dasar Dalam Pelayanan dan Evaluasi Pelaksanaan Perijinan; Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 54 4.3 Strategi dan Kebijakan 4.3.1 Strategi Strategi adalah cara untuk mewujudkan tujuan, dirancang secara konseptual, analitis, realistis, rasional, dan komprehensif. Strategi diwujudkan dalam kebijakan dan program. Adapun straregi yang hendak dilaksanakan BP2T Kota Tangerang Selatan berdasarkan analisa SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats dan dianalisa dengan dan faktor-faktor kunci keberhasilan diantaranya : 1. Optimalisasi pemanfaatan anggaran untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan perijinan; 2. Efisiensi dan Efektifitas layanan waktu Proses Perijinan; 3. Meningkatkan kompetensi aparatur pelayanan melalui Bimbingan Teknis dan Workshop; 4. Optimalisasi penyediaan sarana dan prasarana pendukung; 5. Optimalisasi koordinasi dengan dinasinstansi yang terkait; 6. Optimalisasi penyebarluasan informasi dan sosialisasi ke masyarakat; 7. Optimalisasi Standar Operasional Prosedur Perijinan; 8. Optimalisasi Penanganan Pengaduan Masyarakat Terkait Objek Perijinan; 9. Optimalisasi data penunjang pelayanan perijinan;