Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi BP2T

Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 16 Adapun Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan adalah : 1. Perencanaan dan perumusan bahan kebijakan program kerja; 2. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja; 3. Pelaksanaan kegiatan; 4. Pembinaan pelaksanaan pengelolaan Pelayanan Perijinan Terpadu; 5. Pengembangan sistem informasi Pelayanan Perijinan Terpadu; 6. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kebijakan program kerja; 7. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi lembaga lainnya terkait dengan kegiatan Pelayanan Perijinan Terpadu; 8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan; 2.2. Sumber Daya SKPD 2.2.1. Kepegawaian Secara kuantitatif, BP2T memiliki pegawai yang cukup memadai untuk suatu instansi pelayanan di daerah dengan 7 Kecamatan, yaitu sebanyak 155 orang, terdiri dari 78 orang Pegawai Negeri Sipil PNS dan 77 orang Tenaga Kerja Sukarela TKS. sumber : Subbag Umum Kepegawaian namun, jumlah TKS mengalami kecenderungan bertambah seiring dengan perkembangan dan kebutuhan pelayanan perijinan yang semakin hari semakin kompleks. Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 17 Tabel 1 Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu sesuai Perda Nomor 6 Tahun 2010 KEPALA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU JABATAN FUNGSIONAL BIDANG DATA, INFORMASI DAN REGULASI SEKSI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DAN SISTEM PELAPORAN SEKSI REGULASI DAN DOKUMENTASI BIDANG PELAYANAN PERIJINAN PEMBANGUNAN SEKSI PELAYANAN PERIJINAN BIDANG PEMBANGUNAN SEKSI VERIFIKASI DAN PENETAPAN PERIJINAN BIDANG PEMBANGUNAN BIDANG PELAYANAN PERIJINAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKSI PELAYANAN PERIJINAN BIDANG EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKSI VERIFIKASI DAN PENETAPAN PERIJINAN BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT BIDANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENGADUAN SEKSI PENGAWASA, PENGENDALIAN DAN PENGADUAN BIDANG PEMBANGUNAN SEKSI PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENGADUAN BIDANG EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIS SUB BAGIAN PROGRAM, EVALUASI DAN PELAPORAN SUB BAGIAN KEUANGAN • Peraturan Daerah KotaTangerang Selatan Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan. Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 18 Tabel 2 Jumlah Pejabat dan Staf BP2T Tabel 3 Tingkat Pendidikan Pegawai No Uraian PNS TKS Jumlah 1 S2 12 1 13 2 S1 45 32 77 3 D3 4 6 10 4 D4 - 1 1 5 D1 - 3 3 6 SMA 17 27 44 7 SMP - 4 4 8 SD - 4 4 JUMLAH 78 78 156 Data:Subbag Umum dan Kepegawaian 2013 Kekuatan Personil BP2T Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Peta Jabatan No. Unit Kerja Eselon II Eselon III Eselon IV PNS TKS OB Satpam Supir Jumlah 1 Sekretariat 1 1 3 15 8 8 5 2 43 2 Bidang Data, Informasi dan Regulasi 1 2 2 6 3 14 3 Bidang Pelayanan Perijinan Pembangunan 1 2 12 12 27 4 Bidang Pelayanan Perijinan Ekonomi dan Kesra 1 2 10 9 22 5 Bidang Pengawasan, Pengendalian dan Pengaduan 1 2 23 24 50 Jumlah 1 5 11 62 59 8 5 5 156 Data : Subbag Umum dan Kepegawaian 2013 Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 19 Tabel 4 Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan No Kompetensi yang dibutuhkan Bidang Pelayanan Pembangunan Bidang Pelayanan Ekonomi Kesra Bidang Pengawasan, pengendalian Pengaduan Bidang Data Informasi Regulasi Sekretariat Jumlah 1 Arsitektur 2 - 2 - - 4 2 Teknik Sipil 2 - 2 - - 4 3 Pranata Komputer 5 5 4 5 2 21 4 Planologi 3 - 2 - - 5 5 Teknik Lingkungan 2 - 2 - - 4 6 Teknik Komputer 1 1 1 3 - 6 7 Hukum - - - 3 - 3 8 Ekonomi - 3 - - - 3 9 Akuntansi 2 1 - - 1 4 10 Administrasi Perkantoran 1 1 1 1 1 4 11 Administrasi Transportasi Darat 3 - - - - 3 Total 21 11 14 12 4 61 Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 20 2.3. Kinerja Pelayanan Perijinan Berbagai pelayanan baik perijinan maupun non perijinan diselenggarakan oleh BP2T. Berikut adalah jenis-jenis pelayanan perijinan yang diselenggarakan beserta dengan rekapitulasi permohonan ijin dan penerbitan SK perijinan sampai dengan oktober tahun 2013. Tabel 5 Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 21 Dalam pelaksanaannya, penyelenggaraan pelayanan di BP2T, masih dirasakan belum optimal. Hal tersebut disebabkan beberapa hal, di antaranya permasalahan kualitas dan kuantitas SDM, ketersedian dan peningkatan sarana dan prasarana kerja serta pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang tepat sasaran, terarah dan terpadu. Selain itu, regulasi dan prosedur operasi standar kerja menjadi hal yang sangat penting bagi SKPD yang memberikan pelayanan yang efektif dan efisien dan langsung kepada masyarakat seperti BP2T. Berdasarkan PP 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, terdapat indikator kinerja dalam Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah yang terkait dengan aspek daya saing daerah pada fokus iklim berinvestasi melalui kemudahan perijinan yang memiliki keterkaitan erat dengan pelayanan perijinan yang diselenggarakan di BP2T Kota Tangerang Selatan. Indikator tersebut adalah a. Lamanya Proses Perijinan rata-rata lama proses perijinan dalam hari; b. Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi Daerah; c. Jumlah Perda yang mendukung Iklim Usaha; Oleh karena itu, dalam perumusan program dan kegiatan BP2T harus selalu dikaitkan dengan salah satu indikator-indikator kinerja tersebut selain berpedoman dengan RPJMD Kota Tangerang Selatan 2011-2016. 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Penyelenggaraan pelayanan terpadu adalah kegiatan penyelenggaraan perijinan dan non perijinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan secara terpadu Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 22 dalam satu pintu dan satu tempat. Tujuan penyelenggaraannya adalah untuk mempermudah proses pelayanan perijinan maupun non perijinan. Namun, yang dimaksud dengan mempermudah di sini adalah dalam hal efesiensi waktu. Pelayanan perijinan juga memiliki fungsi penting sebagai pengendali pembangunan wilayah, terutama dalam hal penataan ruang yang berkaitan erat dengan upaya menjaga keberlanjutan lingkungan hidup. Pada tingkat nasional, kebijakan pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan kepentingan lingkungan hidup sekaligus ekonomi dan sosial telah ditetapkan sebagai landasan operasional pelaksanaan pembangunan. Pada tahun 2009 telah ditetapkan pula Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang salah satu poin pentingnya adalah mewajibkan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis KLHS dalam proses penyusunan atau evaluasi Rencana tata ruang wilayah beserta rencana rincinya, RPJP, RPJM Nasional, Provinsi, KabupatenKota; serta kebijakan, rencana, dan atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan atau risiko lingkungan. KLHS sendiri didefinisikan sebagai suatu rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan atau kebijakan, rencana program KRP. Berdasarkan KLHS RTRW Kota Tangerang Selatan, salah satu isu utama adalah alih fungsi lahan serta okupasi kawasan lindung oleh kegiatan budidaya. Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 23 Selain itu, permasalahan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan juga menjadi isu penting bagi Kota Tangerang Selatan yang merupakan daerah urban. Pemenuhan ruang terbuka hijau RTH juga belum sesuai dengan ketentuan, yaitu komposisi luas minimum sebesar 30 , yang terdiri dari 20 RTH publik dan 10 RTH privat. Dalam rancangan RTRW terdapat tujuan yang memberi perhatian khusus terhadap pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, yaitu:  mewujudkan Kota Tangsel sebagai kawasan permukiman di Jabodetabekpunjur, yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan liveable city;  mewujudkan penyelenggaraan fungsi-fungsi perekonomian perdagangan dan jasa dan pendidikan berskala internasional, nasional dan lokal. Dalam penilaian implikasi kebijakan KLHS, dinyatakan bahwa kompleksitas rencana pengembangan pusat-pusat perkotaan memerlukan adanya kebijakan tata guna tanah dan administrasi pertanahan yang mampu melakukan pengaturan alih fungsi lahan secara berimbang dan mengarusutamakan isu lingkungan hidup. Dalam hal RTH, dicantumkan bahwa nampaknya pihak Pemerintah Kota perlu membuat kebijakan yang tegas guna memenuhi kewajiban pemenuhan alokasi ruang terbuka hijau. BP2T sebagai SKPD yang memiliki tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengarahkan, mengawasi, mengendalikan kegiatan di bidang pelayanan perijinan terpadu sesuai kebijakan Pemerintah Daerah memiliki peran sekaligus beban yang besar dalam mengatasi permasalah Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 24 utama penataan ruang tersebut. BP2T senantiasa menjadikan regulasi maupun dokumen perencanaan seperti Rencana Tata Ruang Daerah dan Rencana Detail Tata Ruang harus dijadikan acuan, sehingga perijinan juga menjadi pengendali terhadap penataan ruang dan menjadi salah satu instrumen dalam upaya mengatasi isu dan permasalahan utama Kota. Bahwa seiring dengan dinamika perkembangan kemajuan Kota Tangerang Selatan yang sangat pesat menuntut BP2T untuk senantiasa berbenah dalam memberikan pelayanan yang efisien dan efektif, memutus rantai birokrasi yang berbelit belit antar SKPD, penyempurnaan kelembagaan, meyiapkan SDM yang profesional dan handal, sarana dan prasarana yang memerlukan pengembangan dan perbaikan secara terus menerus serta sistem alur kerja SOP dan program kegiatan yang terarah, terpadu dan tepat sasaran yang ditunjang dengan ketersediaan peraturan daerah. Oleh karena itu kedepan, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dituntut harus mampu menyelenggarakan kegiatan Pelayanan Satu Pintu dan Satu Atap PTSPPTSA di tahun 2014, sebagai solusi yang tepat dalam upaya mereduksi dan menghilangkan barriers dalam kegiatan pelayanan perijinan serta mewujudkan visi BP2T dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat di Kota Tangerang Selatan tahun 2016. Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 25

3.1. Identifikasi Permasalahan BP2T Kota Tangerang Selatan

Sebagai lembaga teknis daerah yang berada dalam pemerintahan baru Kota Tangerang Selatan, saat ini Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan dalam memberikan pelayanan perijinan masih banyak dihadapkan pada berbagai permasalahan baik yang sifatnya internal maupun eksternal BP2T, di antaranya sebagai berikut:

3.1.1. Belum optimalnya kualitas SDA BP2T dibandingkan kebutuhan.

Jumlah Sumber Daya Aparatur SDA BP2T saat ini 2013 sebanyak 156 orang, terdiri dari 78 orang PNS dan 78 orang TKS. Jumlah tersebut, secara kuantitatif sebenarnya sudah cukup memadai, cuma secara kualitatif jumlah aparat yang menguasai teknis perijinan baru mencapai kurang lebih sekitar 60. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk tahun-tahun yang akan datang diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur teknis yang ada di BP2T khususnya dalam menghadapi penyelenggaraan kegiatan PTSPPTSA ditahun 2014 yang diperoleh melalui kegiatan workshop, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan khusus lainnya bagi seluruh B B A A B B 3 3 I I S S U U – – I I S S U U S S T T R R A A T T E E G G I I S S Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 26 pegawai BP2T khususnya yang berada pada bagian pelayanan frontoffice. Tahun 2011, gelombang masuknya Tenaga Kerja Sukarela TKS banyak dan tidak terkendali. Hal ini terkait dengan beberapa faktor eksternal yang ikut mempengaruhi hal tersebut. Persoalan kemudian muncul adalah ketika tenaga yang masuk tersebut ternyata tidak ditunjang dengan realitas kebutuhan obyektif di BP2T serta tidak memiliki kompetensi yang sesuai dan sedang dibutuhkan sehingga menimbulkan ketimpangan berupa kinerja yang tidak maksimal. Oleh karena itu khusus ditahun 2013 ini telah dilakukan upaya pengetatan dalam proses penerimaan TKS, dan lebih fokus untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas Sumber Daya Aparatur yang telah ada melalui berbagai pendidikan, pelatihan dan bimbingan teknis yang telah di programkan.

3.1.2. Belum optimalnya pelayanan administrasi perkantoran serta

belum memadainya sarana dan prasarana aparatur Pelayanan administrasi perkantoran serta peningkatan sarana dan prasarana aparatur merupakan kegiatan rutin organisasi. Saat ini pelayanan administrasi perkantoran dirasa belum cukup memuaskan, masih sering ditemukannya berbagai permasalahan baik dari segi ketepatan waktu pelayanan, proses administrasi dokumen yang berbelit-belit dan sulit, dan biaya yang berbeda-beda. Demikian juga untuk sarana dan prasarana perkantoran masih perlu untuk