Dalam masyarakat simalugun untuk mempelajari musik dilakukan secara lisan, yaitu seorang guru bercerita dan muridnya mendergarkan dengan baik apa
yang telah disampaikan oleh gurunya. Kemudian muridnya disuruh untuk belajar bagaimana cara memainkan alat musik tersebut. Setelah sang guru merasa bahwa
muridnya telah menguasai bagaimana cara memainkan alat musik itu, barulah sang guru mengajak muridnya untuk memainkan alat musik tersebut secara bersamaan.
3.7.2 Sistem Pelarasan Bunyi
Proses terakhir dari Pembuatan Saligung dan yang paling sulit dalam pengerjaannya yaitu sistem pelarasan bunyi nada Saligung. Jarak antara lubang-
lubang nada yang ada pada bambu Saligung sangatlah berpengaruh dengan nada yang dihasilkan. Wilayah nada range dan jangkauan nada ambitus yang terdapat
pada Saligung juga dibedakan menurut besar kecilnya diameter dan panjang bambu. Apabila diameter bambu memiliki ukuran yang besar maka akan menghasilkan
bunyi dengan jangkauan nada yang rendah. Sebaliknya apabila memiliki diameter yang kecil maka otomatis akan menghasilkan bunyi dengan jangkauan nada yang
tinggi. Selain ukuran diameter dan panjang-pendeknya bambu, faktor lain yang menentukan tinggi rendahnya nada Saligung adalah besar kecilnya lubang nada.
Sistem pelarasan nada Saligung pada sekarang ini tentunya tidak terlepas dari peran nada-nada standard yang ada pada piano atau alat music yang lain yang dianggap
telah memiliki nilai standardisasi bunyinada. Berbicara tentang hal pelarasan nada pada Saligung, sesungguhnya tidak ada ilmu atau metode tertentu yang dapat
menjamin secara pasti penentuan kunci atau nada dasar dari Saligung yang akan dihasilkan. Dikarenakan Saligug termasuk alat musik yang bersifat alami yang
secara teknis tidak sama dengan alat musik tiup Barat yang ada pada umumnya.
Universitas Sumatera Utara
Seperti diketahui bahwa setiap alat musik tiup Barat seperti saxofon, flute, trompet, dan lain sebagainya dapat memainkan keseluruhan tangga nada yang ada pada sistem
tangga nada pada musik Barat, sistem pelarasan dilakukan hanya dengan mengandalkan penafsiran, perkiraan, dan perasaan semata.
Dalam melaraskan nada dasar bapak Ja Huat Purba sedikit pun tidak dibantu oleh alat yang bisa mengetahui atau mendeteksi setiap nada yang dikeluarkan
Saligung. Bapak Ja Huat Purba benar-benar mengandalkan kepekaan dari telinganya untuk mengetahui apakah nada-nada dari Saligung buatannya tersebut telah cocok
sejalan, pas dan harmonis. Untuk melaraskan nada dasar Beliau hanya menggunakan insting dan daun lalang yang di gunakannya untuk menentukan nada
dasar, hal pertama yang dilakukan bapak Ja Huat purba dalam menentukan nada dasar adalah lubang penyelaras nada. Dimana ujung bambu dan lubang nada terakhir
dari pangkal diukur jaraknya dengan menggunakan lalang, setelah panjang jarak antara ujung bambu dan lubang terkhir dari pangkal sudah di dapat, hal yang
dilakukan adalah melipat dua lalang tersebut. Lipatan dua lalang tersebut yang akan menjadi lubang penyelaras nada sehingga nada yang di hasilkan mendekati
sempurna. Apabila nada sedikit meleset atau kurang mencapai nada tonika cara untuk memperbaikinya dapat dilakukan seperti memperbesar atau menambah sedikit
demi sedikit besar lubang nada. Namun hal itu belum bisa menjamin akan ketepatan bunyinada yang dihasilkan oleh Saligung tersebut dengan nada standart yang
terdapat pada musik barat. Hal itu disebabkan karena dalam melaraskan nada tersebut hanya menggunakan insting dan perkiraan saja. Menentukan nada
dasar Saligung yang telah di bentuk , maka yang harus dilakukan adalah menyelaraskan nada Saligung dengan nada piano.
Universitas Sumatera Utara
Caranya adalah dengan meniup Saligung dengan posisi keempat jari menutup keempat lubang nada. Setelah di hembusan, carilah nada tersebut di antara kedua
belas nada yang ada pada tuts piano. Apabila nada yang dihasilkan adalah nada “G” pada tuts piano, maka nada dasar Saligung tersebut adalah “G=do”. Tetapi pada
tulisan ini penulis membuat telah membuat Saligung dan melaraskan nada dasarnya dengan piano, dengan panjang bambu Saligung 37 cm dan diameter bambu 5 cm
maka nada tonal yang di hasilkan oleh alat musik saligung adalah nada F=do dengan frekuensi kurang lebih 352 Hz.
3.7.3 Cara Memainkan Saligung