Gambar 11 : Kertas Pasir
3.3.2.7 Arang
Arang digunakan untuk memberi tanda jarak nada dan memberi garis pada saat pengukuran nada.
Gambar 12 : Arang
3.4.3 Proses Pembuatan
Proses pebuatan merupakan tahap awal dalam membuat Saligung, dimana pada tahap ini semua cara dalam membentuk badan Saligung dan pengukuran
terdapat dalam proses ini.
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses pembuatan Saligung ini yang pertama dilakukan dengan mempersiapkan bahan baku yaitu bambu dihon atau bambu lemang sebagai bahan
yang di gunakan dalam membuat Saligung.
3.4.3.1 Memilih dan Menebang Bambu
Pemilihan bambu yang berkualitas akan sangat berpengaruh terhadap daya tahan atau kekuatan bambu tersebut. Jenis bambu yang baik untuk dijadikan alat
musik Saligung adalah bambu yang sudah tua dan matang. Hal ini dimaksudkan agar bambu tersebut tidak mengalami perubahan fisik dan tidak mudah kisutsusut
sewaktu dikeringkan.
Kemudian memilih ruas bambu sesuai dengan ukuran untuk membuat Saligung yaitu memiliki panjang ruas kurang lebih 35 cm dan diameter lebih kurag 5
cm. Pada umumnya bambu yang memiliki ruas pendek tumbuh di tanah yang tandus. Bapak Ja huat purba mengatakan bahwa bambu yang sangat baik untuk di jadikan
Saligung dalah bambu yang marsining
3
, dan bambu terdapat gigitan limbatar
4
Menurut hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Bapak Sinaga, untuk menebang bambu biasanya dilakukan pada sore hari. Hal tersebut dikarenakan erat
dengan kebiasaan masyarakat setempat yang melakukan pekerjaan tambahan setelah .
Dengan demikian, tidak semua jenis bambu dapat dipergunakan untuk membuat Saligung. Hal ini disebabkan karena pertimbangan kualitas jenis bambu sebagai
bahan untuk mencapai kesempurnaan bunyi yang dihasilkan dari alat musik Saligung.
3
Marsining yaitu pada badan bambu terdapat garis alami yg disebabkan oleh sinar matahari
4
Limbatar adalah sejenis ulat yang terdapat di dalam bambu
Universitas Sumatera Utara
selesai melakukan pekerjaan pokok contohnya mengambil bambu dilakukan ketika hendak pulang dari ladang yang biasaanya pada sore hari.
3.4.3.2 Memotong Bambu
Satu ruas bambu di potong di kedua batas ruasnya dengan menggunakan parang besar, dimana kedua batas ruas bambu harus dipakai untuk membuat
Saligung. Batas pangkal bambu akan dipakai menjadi lubang hembusan dan batas ujung bambu akan menjadi lubang keluaran udara, pada saat memotong batas ruas
bambu jangan terlalu memotong bambu sampai terkena batas ruas bambu terutama pada bagian pangkal, karena pada saat pembentukan pangkal panoppulan akan lebih
mudah untuk mengukur kemiringan dari bentuk pangkal panoppulan.
Gambar 13 : cara memotong bambu
3.4.3.3 Mengikis Batas Ruas Pangkal Bambu
untuk mengikis batas ruas pangkal bambu. alat yang digunakan untuk mengikisnya adalah parang kecil yang tajam, agar lebih mempermudah dalam
pengikisan batas ruas pangkal bambu yang akan menjadi lubang hembusan. Dalam pengikisan tersebut ujung pangkal hembusan harus tipis dan dengan kemiringan
kurang lebih 30
o
, yang tujuannya adalah untuk mempermudah dalam memainkan
Universitas Sumatera Utara
saligung dimana posisi lobang hidung dan lubang panoppulan yang membuat pemain Saligung merasa nyaman dalam memainkan Saligung.
Gambar 14 : Cara mengikis batas pangkal Bambu
Gambar15 : bentuk batas pangkal ruas bambu Panoppulan
3.4.3.4 Mengikis Batas Ruas Ujung Bambu
Alat yang digunakan dalam mengikis ujung keluaran yaitu parang kecil yang tajam. Lubang keluaran udara tidak harus membentuk suatu pola atau bentuk tertentu
misalanya seperti pada lubang panumpulan dengan kemiringan tertentu. Hanya pada batas ujung bambu jangan sampai pecah atau sampai melewati batas ruas. Dengan
demikian untuk membentuk lubang keluaran udara lebih mudah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 16 : cara mengikis ujung bambu
Gambar 17 : bentuk ujung bambu keluaran udara
3.4.3.5 Mengukur jarak dan Menggarisi
Mengukur satu ruas panjang bambu yang akan dijadikan bahan Saligung. Panjang seluruh ruas bambu di bagi dua, merupakan posisi tempat untuk lubang nada
paling tinggi. Seperempat panjang ruas akan menjadi lubang nada paling rendah dan ujung ruas saligung. Seperdelapan panjang ruas akan menjadi jarak antara ujung ruas
Universitas Sumatera Utara
dengan lubang penyelaras nada. Sedangkan untuk membuat lubang nada, maka jarak lubang nada terendah ke lubang nada paling tinggi di bagi tiga.
Cara pengukuran seperti ini dapat dipermudah dengan alat bantu tradisional seperti daun lalang, tali plastik atau benda sejenis tali. Dengan cara memotong alat
ukur sepanjang ruas bambu yang akan dibuat menjadi saligung. Kemudian dilipat dua untuk mendapatkan lubang nada tertinggi. Kemudian untuk mendapatkan lubang
nada terendah kita tinggal melipat dua alat ukur itu lagi. Lalu lipat dua lagi untuk mendapatkan lubang penyelaras dari ujung ruas. Untuk mendapatkan lubang nada
maka jarak lubang nada terendah ke lubang nada tertinggi alat ukur dilipat tiga. Cara pengukuran seperti ini merupakan cara pengukuran tradisional dan sangat sederhana
yang diwariskan turun temurun oleh guru bapak Ja Huat purba yang hanya menggunakan daun lalang dan insting dalam menentukan nada.
Gambar 18 : Pengukuran Awal
Universitas Sumatera Utara
Gambar 19 : Pengukuran Garis Tengah lalang dilipat dua
Gambar 20 : Pengukuran Untuk Membuat Lobang Nada Terakhir Daun Lalang di lipat dua kembali
Universitas Sumatera Utara
Gambar 21 : Pengukuran Lubang penyelaras daun lalang di lipat dua kembali
Gambar 22 : Pengukuran Lubang nada kedua Daun lalang dibagi tiga
Universitas Sumatera Utara
Gambar 23 : Pengukuran Lobang nada Ketiga Setelah selesai pengukuran, Semua ukuran yang telah dibuat akan diberi
tanda garis dengan menggunakan arang, yang prosesnya disebut menggarisi. Garis dibuat agar ketika menentukan titik lubang jaraknya tidak berubah.
Gambar 24 : Garis Lubang Nada
3.5 Tahap Penyempurnaan