Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji, menganalisa dan
menuliskannya menjadi sebuah tulisan ilmiah yang diberi judul “Studi Organologis Saligung Simalungun Buatan Bapak Ja Huat Purba di Desa Tengkoh,
Kecamatan Panombean Pane, Kabupaten Simalungun”
1.2 Pokok Permasalah
1. Bagaimana proses dan teknik pembuatan Saligung Simalungun yang
dilakukan Bapak Ja Huat Purba? 2.
Bagaimana Eksistensi, Fungsi dan Penggunaan alat musik Saligung di tengah-tengah masyarakat Simalungun ?
1.3 Tujuan dan Mamfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
1 Untuk mengetahui bagaimana proses dan teknik pembuatan Saligung
Simalungun Bapak JaHuat Purba 2
Untuk mengetahui Eksistensi, Fungsi dan Penggunaan alat musik Saligung di tengah-tengah masyarakat Simalungun
1.3.2 Manfaat Penelitian
Universitas Sumatera Utara
1 Sebagai bahan tambahan untuk menambah referensi tentang Saligung
Simalungun di Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
2 Untuk melestarikan alat musik Saligung yang sudah punah.
3 Sebagai suatu proses mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh penulis
selama mengikuti perkuliahan di Departemen Etnomusikologi.
1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep
Konsep merupakan rangkaian ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa kongkrit Kamus besar bahasa indonesia, Balai Pustaka, 1991:431. Studi
disebut juga dengan kajian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kajian merupakan kata jadian dari kata”kaji” yang berarti mengkaji, mempelajari,
memeriksa, mempertimbangkan secara matang, dan mendalami. Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa pengertian kata’kajian’ dalam hal ini adalah suatu
penelitian atas pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti Badudu. 1982:132. Sedangkan ‘organologi’ merupakan bagian dari etnomusikologi yang
meliputi semua aspek diantaranya adalah ukuran dan bentuk fisiknya termasuk hiasannya, bahan dan prinsip pembuatannya, metode dan teknik memainkan, bunyi
dan wilayah nada yang dihasilkan, serta aspek sosial budaya yang berkaitan dengan alat musik tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Seperti yang dikemukakan oleh Mantle Hood 1982:124 bahwa organologi yang digunakan adalah berhubungan dengan alat musik itu sendiri. Menurut beliau
organologi adalah ilu pengetahuan alat musik, yang tidak hanya meliputi sejarah dan deskipsi alat musik, akan tetapi sama pentingnya dengan ilmu pengetahuan dari alat
musik itu sendiri antara lain : teknik pertunjukan, fungsi musikal, dekoatif, dan variasi sosial budaya.
Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa studi organologis adalah suatu penyelidikan yang mendalam untuk mempelajari instrumen musik baik
mencakup aspek sejarahnya maupun deskripsi alat musik itu sendiri dari berbagai pendekatan ilmu sosial budaya.
Saligung adalah Instrumen musik Aerophon yang memiliki empat lobang pengatur nada dan satu lobang udara serta satu lobang tiupan dan satu lobang
keluaran suara. Saligung juga memiliki ruang resonator sebagai sumber bunyi. Alat musik ini biasanya dimainkan secara tunggal.
1.4.2 Teori
Teori merupakan pendapat yang dikemukakan mengenai suatu peristiwa Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005. Sebagai acuan berpikir dalam penelitian ini
penulis mempergunakan teori-teori yang relevan, yang sesuai untuk permasalahan penelitian penulis.
Tulisan ini membahas deskripsi alat musik , penulis berpedoman pada teori yang di utarakan oleh Susumu Kashima 1978:174 terjemahan Rizaldi Siagian dalam
laporan ATPA, bahwa studi musik dapat dibagi kedalam dua sudut pandang yakni Studi Struktural dan Studi Fungsional. Studi Struktural adalah Studi yang berkaitan
dengan pengamatan, pengukuran, perekaman, atau pencatatan bentuk, ukuran besar
Universitas Sumatera Utara
kecil, konstruksi serta bahan bahan yang dipakai dalam pembuatan alat musik tersebut. Sedangkan Studi Fungsionnal memperhatikan fungsi dari alat dan
komponen yang menghasilkan suara, antara lain membuat pengukuran dan pencatatan terhadap metode memainkan alat musik tersebut, metode pelarasan dan
keras lembutnya suara bunyi, nada,warna nada dan kualitas suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut. Berdasar penjelasan tersebut diatas maka, penulis
mengggolongkan proses dan teknik pembuatan Saligung Simalungun buatan Bapak Ja Huat Purba kedalam Studi Struktural.
Saligung Simalungun adalah Instrumen musik yang tergolong kedalam klasifikasi Aerophon yang memiliki empat lobang pengatur nada, satu lobang tiupan
dan satu lobang keluaran udara dari resonator. Saligung juga memiliki ruang resonator sebagai sumber bunyi, oleh karena itu dalam pengklasifikasian alat musik
tersebut, penulis menggunakan teori yang diutarakan Curt Sach dan Hornbostel 1961, Yaitu:
“ Sistem Pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama bunyi. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat
bagian yang terdiri dari; Idiofon alat itu sendiri sebagai sumber penggetar utama bunyi , Membranofon kulit sebagai sumber
penggetar utama bunyi , kordofon senar sebagai sumber penggetar utama bunyi , dan aerofon udara sebagai penggetar
utama bunyi “. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005 Eksistensiartinya
keberadaaan. Sementara pengertian kebudayaan menurut E.B Taylor, Primitive Culture, 1871 adalah: “keseluruhan yang mencakup pengetahuan dan kepercayaan,
Universitas Sumatera Utara
seni, hukum, moral, adat, serta kemampuan dam kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”.
Menurut Herskovits 1964 : 217-218 dalam Merriam, penggunaan musik dapat dibagi menjadi lima kategori unsur-unsur budaya yaitu : Kebudayaan Material,
Kelembagaan Sosial, Hubungan Manusia dengan Alam, Estetika dan Bahasa. Menurut Alan P Merriam 1964:219-226 fungsi dapat dibagi dalam sepuluh
kategori yaitu: Fungsi Pengungkapan Emosional, Fungsi Pengungkapan Estetika, Fungsi Hiburan, Fungsi Komunikasi, Fungsi Perlambangan, Fungsi Reaksi Jasmani,
Fungsi yang Berkaitan Dengan Norma Sosial, Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial, Fungsi Kesinambungan Kebudayaan, dan Fungsi Pengintegrasian Masyarakat.
1.5 Metode Penelitian
Metode adalah cara yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan agar hasil dari pekerjaan tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan dikehendaki
melalui cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka 2005. Sementara penelitian merupakan kegiatandalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis serta menyajikan data yang dilakukan secara sistematis dan
objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka: 2005.
1.5.1 Studi Kepustakaan
Untuk mendukung keseluruhan data yang disertakan penulis, maka penulis juga melakukan studi keperpustakaan untuk mengumpulkan data-data yang
mendukung tulisan.mulai dari menelaah berbagai buku, membuka situs-situs internet
Universitas Sumatera Utara
yang berhubungan dengan data penelitian, mengumpulkan beberapa referensi, majalah dan skripsi-skripsi terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian.
Studi pustaka diperlukan untuk melengkapi teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian penulis.
1.5.2 Kerja Lapangan
Untuk memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai tulisan ini maka penulis melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian yang telah diketahui
sebelumnya, dan juga melakukan wawancara kepada beberapa informan yang mengetahui jelas tentangSaligung Simalungun dan penulis juga mengajukan
beberapa pertanyaan yang diyakini penulis nantinya dapat mendukung dalam proses penelitian.
1.5.3 Wawancara
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian wawancara adalah proses tanya-jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau
pendapatnya mengenai suatu hal. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara terhadap Bapak Ja Huat Purba dengan tujuan untuk memperoleh data yang lebih
akurat yang berguna dalam penulisan karya ilmiah ini.
1.5.4 Kerja Laboratorium
Seluruh data diperoleh oleh penulis dari berbagai sumber yaitu dari hasil pengamatan langsung kelapangan. Kemudian melakukan wawancara, dimana hasil
tersebut kemudian akan diolah dalam kerja laboratorium. Setelah penulis melakukan kerja laboratorium, penulis membuatnya menjadi
sebuah tulisan ilmiah berbentuk skripsi sesuai dengan aturan penulisan sebuah karya
Universitas Sumatera Utara
ilmiah. Dan tulisan ini diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat guna untuk menambah pengetahuan.
1.6 Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian dalam mengumpulkan data untuk tulisan ini adalah di rumah bapak Jahuat Purba yang berlokasi di desa Tengkoh, Kecamatan Panombean
Pane, Kabupaten Simalungun. Namun untuk mendukung informasi mengenai Saligung Simalungun tersebut, penulis juga mengumpulkan data-data maupun informasi dari
orang-orang yang mengetahui tentang alat musik tersebut dan tokoh-tokoh masyarakat.
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN BIOGRAFI SINGKAT
BAPAK JA HUAT PURBA
Universitas Sumatera Utara
Bab ini merupakan penjelasan tentang gambaran umum wilayah penelitian dan biografi singkat bapak Jahuat Purba sebagai seniman musik tradisional
Simalungun. Wilayah yang dimaksud disini adalah bukan hanya lokasi penelitian, tetapi lebih terfokus kepada gambaran masyarakat Simalungun khususnya yang ada
di Panombean Pane secara umum. Namun sebelum membahas topik tersebut, akan diuraikan lebih dahulu Desa Tengkoh Simbolon, Kecamatan Panombean Pane,
Kebupaten Simalungun.
2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang penulis teliti berada di Desa Tengko yang merupakan tempat tinggal sekaligus sebagai tempat pembuatan Saligung bapak Ja Huat Purba
yang bertempat tinggal di Jalan Si batu-batu, Kecamatan Panombean Pane Kabupaten Simalungun. Menurut data yang didapat dari Kantor Lurah Desa Tengko,
Kecamatan Panombean Panei merupakan salah satu kecamatan baru di Kabupaten Simalungun. Kecamatan ini pemekaran dari Kecamatan Panei memiliki luas 82,2
Km
2.
, dengan letak geografis • sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai
• sebelah Selatan berbatasan dengan kecamtan Sidamanik dan kecamatan Panei • sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Raya
• sebelah Timur berbatasan dengan Kota Pematangsiantar.
Jarak Kecamatan Panombean Panei dari Pematang Raya Ibukota Kabupaten Simalungun ± 20 Km.
2.2 Keadaan Penduduk