N KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 DAN PERKIRAAN TAHUN 2011
I.3-12 RKP 2012
Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. Jumlah alokasi DAU sekurang- kurangnya 26 persen pendapatan netto yang ditetapkan APBN. Penentuan besar dana yang
mencakup ’kebutuhan fiskal daerah’ dalam rangka melaksanakan fungsi dasar layanan umum, harus mengacu pada tujuan desentralisasi dan otonomi daerah itu sendiri yaitu
mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang merata di daerah. Sedangkan arah kebijakan DAU menekankan pada penyempurnaan mekanisme penetapannya agar mengurangi
porsi unsur belanja pegawai sehingga tidak memicu inefisiensi pegawai pemerintah daerah ataupun memicu pendirian daerah otonom baru. Proxy variables dalam
pen
ghitungan ’kebutuhan fiskal’ terus disempurnakan agar semakin mendekati kebutuhan pelayanan minimal kesehatan, pendidikan dan belanja infrastruktur sehingga
menimbulkan multiplier effect yang signifikan. Arah kebijakan DAU adalah penyempurnaan formula alokasi melalui mekanisme peningkatan koordinasi antar instansi
terkait, peningkatan akurasi basis penghitungan, serta akuntabilitas pengguna dana DAU.
Arah Kebijakan Pengalokasian Dana Bagi Hasil. Dana Bagi Hasil DBH bersumber
dari pajak penghasilan dan sumber daya alam kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, gas dan panas bumi. DBH dialokasikan untuk
mengatasi masalah ketimpangan vertikal antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam hal kemampuan keuangan kapasitas fiskal. Setiap daerah perlu mengoptimalkan
pemanfaatan sumber-sumber penerimaan DBH disertai dengan peningkatan efektivitas penggunaan dana tersebut. Arah kebijakan DBH adalah penyempurnaan formula alokasi
DBH dan peningkatan ketepatan waktu penyaluran DBH. Langkah tersebut sejalan dengan RPJMN 2010-2014 yang menekankan pada pelaksanaan tata kelola keuangan yang tepat
waktu, tepat sasaran, efisien dan akuntabel. Perlu adanya suatu sistim atau peraturan yang menjadi landasan mekanisme, perhitungan, dan alokasi DBH sedemikian sehingga dapat
meminimalkan terjadinya keterlambatan atau kurang bayar DBH ke Daerah.
Arah Kebijakan Dana Alokasi Khusus DAK. Dana Alokasi Khusus dialokasikan
kepada daerah tertentu dengan tujuan membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional dalam rangka mendorong
percepatan pembangunan daerah dan pencapaian sasaran nasional. Alokasi DAK ke daerah ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut: a Kriteria Umum, yang
ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, diprioritaskan untuk daerah-daerah yang memiliki kemampuan fiskal rendah atau di bawah rata-rata
nasional; b Kriteria Khusus, yang dirumuskan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang mengatur kekhususan daerah; c Kriteria Teknis, disusun berdasarkan
indikator-indikator teknis yang didukung data-data teknis masing-masing bidang dan ditentukan oleh kementerian teknis.
Secara umum, arah kebijakan DAK tahun 2012 adalah: a mendukung pencapaian prioritas nasional dalam RKP 2012 termasuk program-program prioritas nasional yang
bersifat lintas sektorkewilayahan; b mendukung perencanaan DAK sesuai dengan kerangka pengeluaran jangka menengah medium term expenditure framework dan
penganggaran berbasis kinerja performance based budgeting; dan c membantu daerah- daerah yang memiliki kemampuan keuangan relatif rendah dalam membiayai pelayanan
publik dalam rangka pemerataan pelayanan dasar dan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal SPM. Sedangkan terkait dengan perencanaan penganggaran dan pelaksanaan
DAK maka arah kebijakannya sebagai berikut: i. menetapkan jumlah alokasi DAK harus jelas dan transparan serta menggunakan kapasitas fiskal sebagai dasar utama; ii
RKP 2012 I.3-13