RKP 2012 I.3-19
isyarat lalu lintas; 5 Paku Jalan; 6 Delienator. Sedangkan sasaran tahun 2012 adalah menekan laju angka kematian dari 5,8 hingga 3,4 per tahun selama 5 tahun ke depan.
Arah kebijakan Bidang DAK Transportasi Perdesaan adalah: 1 Meningkatkan ketersediaan dan kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan transportasi, serta
mengembangkan keperintisan transportasi darat, sungai, danau, perairan dan laut di daerah perdesaan; 2 Pengembangan sarana dan prasarana transportasi perdesaan yang
diprioritaskan untuk mendukung pusat-pusat pertumbuhan di kawasan strategis cepat tumbuh sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata; 3 Mendukung keberlanjutan atas
pemanfaatan angkutan perdesaan, pemerintah daerah melalui SKPD terkait harus menyatakan komitmennya untuk membiayai operasionalisasi angkutan perdesaan sesuai
masa umur ekonomis. Lingkup kegiatannya adalah: 1 Jalan Poros Desa: Pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan antar desa yang menghubungkan sentra produksi
dengan sentra pemasaran di kawasan strategis cepat tumbuh KSCT; 2 Angkutan Perdesaan : Pengadaan sarana transportasi angkutan penumpang dan barang yang sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan daerah, seperti mini bus, pick up, dump truck, kapal kayukapal mesin tempelfiber glass dan bus potong. Sedangkan sasaran tahun 2012
adalah meningkatnya ketersediaan dan kemudahan aksesibilitas masyarakat perdesaan terhadap pelayanan transportasi dari sentra-sentra produksi menuju outlet-outlet
pemasaran di tingkat lokal, nasional, internasional, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi desa.
VIII. Kelompok Bidang DAK Perumahan dan Kawasan Permukiman PN:
Infrastruktur terdiri dari Bidang DAK Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Arah kebijakan Bidang DAK Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah meningkatkan penyediaan Prasarana, Sarana dan Utilitas PSU perumahan dan kawasan
permukiman dalam rangka menstimulan pembangunan perumahan dan permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah MBR di KabupatenKota. Lingkup kegiatannya
adalah untuk membantu Daerah mendanai kebutuhan fisik infrastruktur perumahan dan permukiman dalam rangka mencapai Standar Pelayanan Minimum SPM meliputi
penyediaan sarana dan prasarana air minum, sarana septik tank komunal, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu TPST dengan kriteria jumlah unit minimum yang akan
diatur kemudian di dalam juknis, jaringan distribusi listrik, dan penerangan jalan umum. Sedangkan sasaran tahun 2012 adalah terfasilitasinya Prasarana, Sarana dan Utilitas PSU
Perumahan dan Permukiman sebanyak 24.600 unit catatan: termasuk asumsi peningkatan proporsional alokasi di 2012.
IX. Kelompok Bidang DAK Perdagangan PN Iklim Investasi dan Iklim Usaha terdiri
dari Bidang DAK Perdagangan. Arah kebijakan Bidang DAK Perdagangan adalah untuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas sarana perdagangan untuk mendukung pasokan dan ketersediaan barang terutama bahan pokok serta pelaksanaan tertib ukur sehingga dapat meningkatkan daya
beli masyarakat dan mendukung upaya perlindungan konsumen, terutama di daerah- daerah pedesaan, tertinggal, terpencil, perbatasan, dan daerah pemekaran, serta daerah
yang minim sarana perdagangannya. Lingkup kegiatannya adalah: 1 Pembangunan dan
I.3-20 RKP 2012
pengembangan pasar tradisional; 2 Peningkatan sarana metrologi legal; dan 3 Pembangunan gudang, fasilitas dan peralatan penunjangnya dalam kerangka Sistem Resi
Gudang. Sedangkan sasaran tahun 2012 adalah 1 Pembangunan dan pengembangan pasar tradisional sebanyak 246 unit; 2 Peningkatan sarana metrologi legal yang terdiri
dari peningkatan jumlah unit pengawasan berjalan teratera ulang UTTP sebanyak 35 unit dan peningkatan jumlah pos ukur ulang sebanyak 75 unit; serta 3 Pembangunan Sarana
Gudang dalam kerangka Sistem Resi Gudang termasuk perlengkapannya sebanyak 20 unit.
X. Kelompok Bidang DAK Listrik Perdesaan PN: Energi terdiri dari Bidang DAK
Listrik Perdesaan. Arah kebijakan Bidang DAK Listrik Perdesaan adalah untuk membiayai kegiatan fisik
bidang energi baru terbarukan yang meliputi : 1 Pembangunan PLTMH baru; 2 Rehabilitasi PLTMH yang rusak; 3 Perluasanpeningkatan pelayanan tenaga listrik dari
PLTMH; 4 Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS Terpusat komunal, tidak dapat dialokasikan untuk Solar Home System SHS; 5 Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid
Angin-Surya. Lingkup kegiatannya adalah Pembangunan pembangkit listrik dengan memanfaatkan potensi energi terbarukan. Sedangkan sasaran tahun 2012 adalah
meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan untuk listrik perdesaan sebesar kurang lebih 1,5 MW.
XI. Kelompok Bidang DAK Kehutanan, Lingkungan Hidup dan Penanggulangan
Bencana PN: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana terdiri dari Bidang DAK Kehutanan dan Bidang DAK Lingkungan.
Arah Kebijakan Bidang DAK Kehutanan adalah untuk fungsi DAS dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan daya dukung sumber daya hutan, tanah, dan air.
Lingkup kegiatannya adalah: 1 Rehabilitasi Hutan produksi, hutan lindung, lahan kritis, Tahura dan Hutan Kota; 2 Sarana dan prasarana pengamanan hutan; 3 Sarana dan
prasarana Tahura; 4 Sarana dan prasarana KPH; 5 Sarana dan prasarana penyuluhan. Sedangkan sasaran tahun 2012 adalah: 1 Terehabilitasinya lahan kritis, hutan lindung,
Taman Hutan Raya, dan hutan kota, serta kawasan mangrove yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah seluas 33.000 ha; 2 Tersedianya sarana dan prasarana pengamanan
hutan; 3 Tersedianya sarana dan prasarana KPH; 4 Tersedianya sarana dan prasarana penyuluhan.
Arah kebijakan Bidang DAK Lingkungan Hidup adalah untuk mendukung pencapaian target prioritas nasional yaitu penurunan beban pencematan dan tingkat polusi sebesar 50
persen melalui pelaksanaan pengendalian pencemaran air, udara dan limbah padat di daerah, serta mendukung pemenuhan SPM bidang lingkungan hidup daerah. Disamping itu
juga diarahkan untuk mendukung target penurunan emisi gas rumah kaca GRK. Lingkup kegiatannya adalah 1 Pemantauan kualitas air, melalui kegiatan-kegiatan: a
Pembangunan gedung laboratorium; b Penyediaan sarana dan prasarana pemantauan kualitas air; c Pembangunan laboratorium bergerak; d Kendaraan operasional; 2
Pengendalian pencemaran, melalui kegiatan: Penerapan teknologi sederhana untuk pengurangan limbah seperti biogas, 3R, Ruang Terbuka Hijau RTH, Taman Kehati,
RKP 2012 I.3-21
Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL medik dan Usaha Kecil dan Menengah UKM, Pengadaan Kendaraan Pengangkut Sampah; 3 Pengendalian polusi udara melalui
kegiatan-kegiatan: pengadaan alat pemantau kualitas udara; 4 Perlindungan sumber daya air, melalui kegiatan-kegiatan: a Penanaman di luar kawasan hutan; b Pengadaan
papan informasi. Sedangkan sasaran tahun 2012 adalah mendukung penurunan beban pencemaran air, penurunan polusi sebesar 50, serta mendukung penurunan emisi GRK.
XII. Kelompok Bidang DAK Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal PN:
Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca konflik terdiri dari Bidang DAK Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan dan Bidang DAK Sarana dan Prasarana
Daerah Tertinggal.
Arah kebijakan Bidang DAK Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan adalah untuk mendukung kebijakan pembangunan kawasan perbatasan yang diamanatkan dalam RKP
2012 yaitu untuk mengatasi keterisolasian wilayah yang dapat menghambat upaya pengamanan batas wilayah, pelayanan sosial dasar, serta pengembangan kegiatan ekonomi
lokal secara berkelanjutan di kecamatan-kecamatan perbatasan. Lingkup kegiatannya adalah: 1 Pembangunan jalanpeningkatan kondisi permukaan jalan non-status yang
menghubungkan kecamatan perbatasan prioritas dengan pusat kegiatan disekitarnya. Kegiatan
ini disinergikan
dengan pelaksanaan
kegiatan DAK
jalan, Dana
DekonsentrasiTugas Pembantuan Kementerian PU, serta APBD; 2 Pembangunan dan rehabilitasi dermaga kecil atau tambatan perahu untuk mendukung angkutan orang dan
barang, khususnya dermaga kecil atau tambatan perahu di wilayah pesisir yang tidak ditangani Kementerian Perhubungan. Kegiatan ini disinergikan dengan pelaksanaan
kegiatan Dana DekonsentrasiTugas Pembantuan Kementerian Perhubungan, Dana DekonsentrasiTugas Pembantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan APBD; 3
Penyediaan moda transportasi perairankepulauan untuk meningkatkan arus orang, barang dan jasa. Kegiatan ini disinergikan dengan pelaksanakan kegiatan Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan Kementerian Perhubungan dan APBD. Sedangkan sasaran tahun 2012 adalah meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap sarana dan prasarana
transportasi pada kecamatan terluar perbatasan prioritas di 25 kabupaten yang diselenggarakan melalui keterpaduan dengan berbagai sumber pendanaan pembangunan
lainnya DAK bidang lain, APBN KL, Dana Dekonsentrasi, dan Dana Tugas Pembantuan khususnya kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan aksesibilitas transportasi.
Arah kebijakan Bidang DAK Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal adalah untuk mendukung kebijakan pembangunan daerah tertinggal yang diamanatkan dalam RPJMN
2010-2014 yaitu untuk melakukan percepatan pembangunan daerah tertinggal dengan meningkatkan pengembangan perekonomian daerah dan kualitas sumberdaya manusia
yang didukung oleh kelembagaan dan ketersediaan infrastruktur perekonomian dan pelayanan dasar, sehingga daerah tertinggal dapat tumbuh dan berkembang secara lebih
cepat guna dapat mengejar ketertinggalan pembangunannya dari daerah lain yang sudah relatif lebih maju. Lingkup kegiatannya meliputi kegiatan peningkatan sarana dan
prasarana yang mendukung pengembangan ekonomi lokal, yang terdiri dari: 1 Penyediaan moda transportasi daratperairan untuk meningkatkan mobilitas barang dan
penumpang antar wilayah perdesaan dengan pusat pertumbuhan; 2 Pembangunan dan rehabilitasi dermaga kecil atau tambatan perahu untuk mendukung angkutan orang dan
barang, khususnya dermaga kecil atau tambatan perahu di wilayah pesisir yang tidak
I.3-22 RKP 2012
ditangani Kementerian Perhubungan; 3 Penyediaanpembangunan pembangkit energi listrik perdesaan yang memanfaatkan sumber energi mikrohidro dan pikohidro; 4
Pembangunanrehabilitasi embung irigasi untuk menunjang sektor pertanian; dan 5 pembangunanrehabilitasi jembatan antar desa. Sedangkan sasaran tahun 2012 adalah
meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan ekonomi lokal dengan didukung keterpaduan pelaksanaan kegiatan lintas sektor baik yang berasal
dari sumber pendanaan DAK dan juga sumber pendanaan pembangunan lainnya.
3.6.2 D
ANA
O
TONOMI
K
HUSUS
Alokasi atas Dana Otonomi Khusus berlandaskan atas beberapa regulasi, yakni UU No.35 Tahun 2008 mengenai Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
–Undang Perpu No.1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas UU No.21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus bagi Provinsi Papua menjadi undang – undang, serta UU No.11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh.
Arah Kebijakan Pengalokasian Dana Otonomi Khusus. Besar Dana Otonomi
Khusus Papua dan Papua Barat mencapai 2 persen dari total DAU nasional. Basis penghitungan atas alokasi Dana Otsus Papua dan Papua Barat untuk kabupaten, kota dan
provinsi adalah jumlah kampung secara proporsional.
Dana Otsus Aceh diberlakukan selama 20 tahun sejak tahun anggaran 2008, yakni setara 2 dua persen pagu DAU nasional untuk tahun pertama hingga tahun kelima belas
dan 1 satu persen pagu DAU untuk tahun keenam belas hingga kedua puluh. Dasar pemanfaatan Dana Otsus Aceh harus memperhatikan keseimbangan kemajuan
pembangunan antarkabupatenkota. Pasal 183 UU No.11 Tahun 2006 mengarahkan pemanfaatan Dana Otsus Aceh bagi pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur,
pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, serta pendanaan pendidikan, sosial dan kesehatan.
BAB IV KAIDAH PELAKSANAAN
RKP 2012 I.4-1
BAB IV KAIDAH PELAKSANAAN
Dalam melaksanakan program dan kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah RKP Tahun 2012
Kementerian, Lembaga Pemerintah Non-Departemen, dan Pemerintah Daerah wajib menerapkan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas dan
partisipasi.
Pelaksanaan kegiatan, baik dalam kerangka regulasi maupun dalam kerangka investasi pemerintah dan pelayanan umum, mensyaratkan keterpaduan dan sinkronisasi
antar kegiatan, baik di antara kegiatan dalam satu program maupun kegiatan antar program, dalam satu instansi dan antar instansi, dengan tetap memperhatikan tugas pokok
dan fungsi yang melekat pada masing-masing lembaga serta pembagian urusan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupatenkota, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dalam rangka mewujudkan keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan yang telah diprogramkan, telah dilaksanakan proses musyawarah antar pelaku pembangunan
melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan atau Musrenbang, seperti Musrenbang Daerah KabupatenKota, Rapat Koordinasi Pusat Rakorpus, Musrenbang
Provinsi, dan Musrenbang Nasional Musrenbangnas.
RKP Tahun 2012 merupakan acuan bagi Kementerian, Lembaga Pemerintah Non- Departemen, dan Pemerintah Daerah maupun masyarakat termasuk dunia usaha sehingga
tercapai sinergi dalam pelaksanaan program pembangunan. Sehubungan dengan itu, ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan RKP 2012 sebagai
berikut: 1.
Lembaga Negara, Kementerian, Lembaga Pemerintah Non-Departemen, Pemerintah Daerah, serta masyarakat termasuk dunia usaha berkewajiban untuk melaksanakan
program-program RKP Tahun 2012 dengan sebaik-baiknya;
2. RKP Tahun 2012 menjadi acuan dan pedoman bagi Lembaga Negara, Kementerian,
dan Lembaga Pemerintah Non-Departemen dalam menyusun kebijakan publik, baik yang berupa kerangka regulasi maupun kerangka investasi pemerintah dan
pelayanan umum, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN Tahun Anggaran 2012. Untuk mengupayakan keterpaduan, sinkronisasi dan harmonisasi
pelaksanaan program dalam rangka koordinasi perencanaan, maka masing-masing instansi pemerintah kementerianlembaga, setelah menerima pagu sementara
Tahun 2012, perlu menyesuaikan Rencana Kerja Kementerian NegaraLembaga Renja-KL menjadi Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negaralembaga
RKA-KL sebagai berikut:
a Uraian penggunaan APBN Tahun Anggaran 2012, yang merupakan kegiatan
untuk mencapai prioritas pembangunan nasional yang berupa kerangka
I.4-2 RKP 2012
regulasi sesuai dengan kewenangannya dalam bentuk Peraturan Pemerintah PP, Peraturan Presiden Perpres, atau Peraturan MenteriKepala Lembaga;
b Uraian rencana penggunaan APBN Tahun Anggaran 2012, yang merupakan
kegiatan untuk mencapai prioritas pembangunan nasional yang berupa kerangka investasi pemerintah dan pelayanan umum sesuai dengan
kewenangannya;
c Uraian sebagaimana yang dimaksud butir b di atas perlu menguraikan
kewenangan pengguna anggaran yang bersangkutan, dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintah pusat, tugas dekonsentrasi, tugas pembantuan, atau sudah
menjadi kewenangan daerah;
d Pemerintah wajib menyampaikan rancangan APBN Tahun Anggaran 2012 dari
masing-masing lembaga negara, departemen, dan lembaga pemerintah non- departemen, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah pusat, yang
dilaksanakan melalui asas dekonsentrasi, ataupun yang dilaksanakan melalui tugas pembantuan.
3. Bagi Pemerintah Daerah provinsikabupatenkota, RKP Tahun 2012 menjadi acuan
dan pedoman dalam menyusun kebijakan publik, baik berupa kerangka regulasi maupun kerangka investasi pemerintah dan pelayanan umum dalam Aggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Tahun Anggaran 2012. Untuk mengupayakan keterpaduan, sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan setiap program dalam
rangka
koordinasi perencanaan,
masing-masing instansi
daerah perlu
menyempurnakan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Renja-SKPD Tahun 2012 sebagai berikut:
a Uraian penggunaan APBD Tahun Anggaran 2012, yang merupakan kegiatan
untuk mencapai prioritas pembangunan nasionaldaerah yang berupa kerangka regulasi sesuai dengan kewenangannya dalam bentuk Peraturan Daerah
Perda dan Peraturan GubernurBupatiWali Kota;
b Uraian rencana penggunaan APBD Tahun Anggaran 2012, yang merupakan
kegiatan untuk mencapai prioritas pembangunan nasionaldaerah, yang berupa kerangka investasi pemerintah dan pelayanan umum sesuai dengan
kewenangannya;
c Uraian sebagaimana yang dimaksud butir b diatas, perlu juga menguraikan
kewenangan pengguna anggaran yang bersangkutan, dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintah daerah, tugas dekonsentrasi yang diterima pemerintah
provinsi dari pemerintah pusat, atau tugas pembantuan yang diterima pemerintah kabupatenkota dari pemerintah pusat;
d Pemerintah daerah wajib menyampaikan rancangan APBD Tahun Anggaran
2012 dari masing-masing instansi daerah, yang dilaksanakan langsung sebagai kewenangan daerah.
4. Pemerintah Pusat, di bawah koordinasi Kementerian Perencanaan Pembangunan
NasionalBadan Perencanaan
Pembangunan Nasional
Bappenas, dengan
mendapatkan masukan dari seluruh KementerianLembagaPemerintah Daerah, merumuskan matriks rencana tindak pada setiap bidang pembangunan matriks
rencana tindak menjadi lampiran dari setiap bidang pembangunan menjadi dokumen RKP Tahun 2012;
RKP 2012 I.4-3
5. Pelaksanaan rencana tindak yang tertuang dalam RKP ini wajib mengikuti prinsip-
prinsip pengarusutamaan yaitu: 1 pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan; 2 pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang baik; dan 3 pengarusutamaan
gender.
6. Masyarakat luas dapat berperanserta seluas-luasnya dalam perancangan dan
perumusan kebijakan yang nantinya dituangkan dalam bentuk peraturan perundang- undangan. Berkaitan dengan pendanaan pembangunan, masyarakat luas dan dunia
usaha dapat berperanserta dalam pelaksanaan program-program pembangunan berdasarkan rancangan peranserta masyarakat dalam kegiatan yang bersangkutan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Masyarakat luas juga dapat berperanserta dalam pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan
dan kegiatan dalam program-program pembangunan;
7. Pada akhir tahun anggaran 2012, setiap instansi pemerintah wajib melakukan
evaluasi pelaksanaan kegiatan yang meliputi evaluasi terhadap pencapaian sasaran kegiatan yang ditetapkan, kesesuaiannya dengan rencana alokasi anggaran yang
ditetapkan dalam APBNAPBD, serta kesesuaiannya dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaan APBNAPBD dan peraturan-
peraturan lainnya;
8. Untuk menjaga efektivitas pelaksanaan program, setiap KementerianLembaga
Pemerintah Non-Departemen dan Pemerintah Daerah wajib melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan, melakukan tindakan koreksi yang diperlukan, dan melaporkan
hasil-hasil pemantauan secara berkala 3 tiga bulanan kepada PresidenGubernur BupatiWalikota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
MATRIKS PRIORITAS NASIONAL
1.L-1
MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2012
PRIORITAS 1 REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA
Tema Prioritas
Pemantapan tata kelola pemerintahan yang lebih baik melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat kepada hukum yang berwibawa, dan transparan. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang ditopang oleh efisiensi struktur pemerintah di pusat dan di daerah, kapasitas
pegawai pemerintah yang memadai, dan data kependudukan yang baik
Penanggungjawab
Wakil Presiden
Bekerjasama dengan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; Menteri Sekretaris Negara; Menteri Pendidikan Nasional; Menteri Perindustrian; Menteri Koperasi dan UKM; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral; Menteri Kelautan dan Perikanan; Menteri Keuangan; Menteri Perencanaan Pembangunan NasionalKepala Bappenas; Menteri Badan
Usaha Milik Negara; Menteri Pekerjaan Umum; Menteri Kehutanan; Menteri Pertanian; Menteri Dalam Negeri; Menteri Riset dan Teknologi; Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; Kepala Badan Pertanahan Nasional; Sekretaris Kabinet
No. SUBSTANSI INTI KEGIATAN PRIORITAS
SASARAN INDIKATOR
TARGET TAHUN 2012
PAGU TAHUN
2012 INSTANSI
PELAKSANA 1
2 3
4 5
6 7
I. PROGRAM PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
I.1 Pengembangan kebijakan koordinasi dan evaluasi
program kelembagaan Terlaksananya penataan kelembagaan
instansi pemerintah lainnya Persentase instansi pemerintah PPK-BLU yang telah tertata kelembagaannya
50 1,13
Kemen PAN dan RB
Persentase LNS yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya 50
Jumlah peraturan kebijakan mengenai Pedoman Umum Grand Design Sistem Kelembagaan Pemerintah
Sosialisasi Jumlah kebijakan mengenai kelembagaan instansi vertikal
1 Perpres
1.L-2
No. SUBSTANSI INTI KEGIATAN PRIORITAS
SASARAN INDIKATOR
TARGET TAHUN 2012
PAGU TAHUN
2012 INSTANSI
PELAKSANA 1
2 3
4 5
6 7
I.2 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan
Evaluasi Kelembagaan Polhukam
Terlaksananya penataan kelembagaan instansi pemerintah lainnya, bidang
polhukhankam Persentase Kementerian Negara bidang Polhukam yang telah tertata organisasi
dan tata kerjanya 50
1,10 Kemen PAN
dan RB Persentase LPNK bidang polhukam yang telah tertata organisasi dan tata
kerjanya. 50
Persentase Sekretariat Lembaga Negara yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya
50 I.3
Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan Evaluasi
Kelembagaan Perekonomian I Terlaksananya penataan kelembagaan
instansi pemerintah lainnya, bidang perekonomian I
Persentase Kementerian Negara bidang perekonomian I yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya.
50 1,8
Kemen PAN dan RB
Persentase LPNK bidang Perekonomian I yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya
50 Persentase Perwakilan RI yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya
50 I.4
Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan Evaluasi
Kelembagaan Perekonomian II Terlaksananya penataan kelembagaan
instansi pemerintah lainnya, bidang perekonomian II
Persentase Kementerian Negara bidang perekonomian II yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya.
50 1,0
Kemen PAN dan RB
Persentase LPNK bidang Perekonomian II yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya
50 I.5
Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan Evaluasi Kelembagaan Kesra
Terlaksananya penataan kelembagaan instansi pemerintah lainnya, bidang
kesra Persentase Kementerian Negara bidang Kesra yang telah tertata organisasi dan
tata kerjanya 50
1,0 Kemen PAN
dan RB Persentase LPNK bidang Kesra yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya
50 Persentase Pemda yang dievaluasi organisasi dan tatakerjanya
50 I.6
Pelaksanaan perumusan kebijakan pendayagunaan aparatur negara dan reformasi
birokrasi Meningkatnya koordinasi penyusunan
kebijakan dan pelaksanaan reformasi birokrasi
Persentase KL yang menyampaikan usulan reformasi birokrasi sesuai kebijakan RB Nasional
75 8,55
Kemen PAN dan RB
Persentase KL yang telah melaksanakan reformasi birokrasi sesuai kebijakan RB Nasional
50 Tingkat kualitas pelaksanaan RB yg terukur sesuai dg kebijakan RB Nasional
85 Jumlah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi yang diterbitkan
5
1.L-3
No. SUBSTANSI INTI KEGIATAN PRIORITAS
SASARAN INDIKATOR